BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–
Lupita Lestari, alumni Universitas Padjajaran, berhasil memenangkan Beasiswa LPDP untuk Program Magister Pengelolaan Sumber Daya Air di Institut Teknologi Bandung pada tahun 2020.
Dibalik prestasinya, Lupita berbagi cerita dan tips tentang persiapan dan strategi menyenangkan yang membuatnya sukses dalam proses seleksi beasiswa bergengsi ini.
“Persiapan untuk LPDP memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar satu tahun. Selama periode tersebut, semangat dan motivasi bisa melemah. Oleh karena itu, saya melihatnya sebagai tangga yang hanya perlu satu langkah pada setiap waktunya untuk mencapai tujuan,” ungkap Lupita kepada PASJABAR, Selasa (28/11/2023).
Dia menekankan pentingnya fokus pada satu hal dalam satu waktu, contohnya menyiapkan tes bahasa atau mengambil kursus terlebih dahulu. “Alokasikan waktu untuk kursus, fokus pikiran pada itu, sementara hal-hal lain yang kurang menguras mental bisa dilakukan secara bersamaan, seperti menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan,” tambahnya.
Lupita menjelaskan kriteria penilaian LPDP, menyoroti kontribusi aktif dalam masyarakat sebagai hal yang dinilai. “Tidak hanya prestasi individu, tapi juga bagaimana kita berinteraksi dan memberikan kontribusi pada masyarakat sekitar. Ini bisa berupa kegiatan skala kecil, seperti terlibat dalam karang taruna, mendirikan komunitas literasi, atau berpartisipasi dalam kerja bakti,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa LPDP menilai individu cemerlang sebagai mereka yang tidak hanya bersinar untuk diri sendiri, tetapi juga mampu menerangi lingkungan sekitarnya.
Lupita memberikan tips menyusun rencana studi dan memenuhi persyaratan LPDP. Pertama, tentukan prodi berdasarkan tujuan jangka panjang. Kedua, cari tahu apakah prodi yang dipilih sesuai dengan tujuan. “Berkomunikasi dengan alumni dan menelusuri informasi di web jurusan sangat membantu,” katanya.
Ketiga, perhatikan mata kuliah yang tersedia karena akan mempengaruhi rencana studi. Keempat, siapkan rencana penelitian agar memiliki arah yang jelas saat menempuh pendidikan magister.
Pengalaman kepemimpinan dan organisasi, menurut Lupita, sangat berpengaruh dalam seleksi beasiswa LPDP.
“Terlibat aktif dalam organisasi, bukan hanya sebagai anggota pasif, tapi juga memiliki peran yang membawa kemajuan. Pengalaman memimpin suatu organisasi dianggap nilai tambah yang positif,” tambahnya.
Lupita menekankan pentingnya kejujuran dalam menyusun esai motivasi. “Tidak perlu hanya fokus pada kisah perjuangan yang menyentuh hati, namun tunjukkan bahwa kita passionate dalam pendidikan dengan menghadirkan prestasi dan solusi untuk permasalahan di masyarakat,” ujarnya.
Dalam wawancara, ia menyarankan untuk tetap percaya diri tanpa memanipulasi jawaban. “Berargumen dengan sopan jika pewawancara menantang jawaban kita. Terimalah sanggahan sebagai masukan untuk kemajuan diri,” paparnya.
Untuk memperkuat argumen kontribusi terhadap Indonesia, Lupita menyarankan menunjukkan manfaat kegiatan komunitas atau organisasi bagi masyarakat. “Ceritakan dampak positif dari kegiatan tersebut, dan idealnya, inisiasi beberapa proyek,” tambahnya.
Meskipun LPDP lebih fokus pada bidang saintek, Lupita meyakinkan bahwa bidang lain tetap bernilai. “Percayalah pada pilihan program studi, siapkan rencana studi yang matang. Jika tujuan kita mulia dan ingin berkontribusi pada bangsa, LPDP pasti akan mempertimbangkan dengan baik,” katanya.
Lupita juga menyebut organisasi Mata Garuda sebagai wadah bagi para penerima beasiswa LPDP untuk berbagi pengalaman dan tips. “Para awardee bersedia memberikan masukkan pada esai dan rencana studi. Pendekatan sopan dan keseriusan dalam meraih beasiswa akan membuat mereka terbuka membantu,” pungkasnya.
Dengan strategi praktis dan semangat yang terus terjaga, Lupita Lestari membuktikan bahwa meraih beasiswa LPDP bukanlah impian yang tidak dapat dicapai. (tiwi)