CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Sabtu, 27 September 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Jangan Buang Tomat Ketika Murah, Mengandung Zat Anti Kanker

Yatti Chahyati
22 Desember 2023
Harga tomat di pasar tradisional Kota Bandung, Jawa Barat mengalami kenaikan

Harga tomat di pasar tradisional Kota Bandung, Jawa ilustrasi (Foto: pasjabar)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Berawal dari keprihatinan saat harga tomat murah dan akhirnya dibuang petani, peneliti ITB melakukan penelitian dan menemukan zat pencegah kanker dan peyakit lainnya dalam buah tomat.

Seperti dikutip pasjabar dari laman resmi ITB, Peneliti dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Ir. Pathmi Noerhatini, M.Si., menyebutkan ada zat yang terkendang dalam tomat yang bernama likopen.

“Likopen adalah zat yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi. Zat tersebut dapat melindungi sistem saraf dari kerusakan dan peradangan. Likopen terkandung dalam buah seperti tomat, jambu merah, semangka, pepaya, dan anggur. Tomat memiliki likopen tertinggi dengan 9 mg per 100 gram. Likopen memiliki banyak manfaat, mulai dari mencegah kanker, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, menjaga kesehatan tulang, mencegah kerusakan kulit karena sinar matahari, hingga menjaga kesehatan dan fungsi paru-paru,” paparnya, Jumat (22/12/2023).

Baca juga:   ITB Juara Umum ONMIPA 2022 dengan Raihan 14 Penghargaan

Oleh karenannya, Pathmi menyebutkan perlu adanya sosilisasi teknologi pengolahan tomat menjadi serbuk likopen secara konsisten sebagai upaya untuk kesejahteraan petani tomat.

Ir. Pathmi Noerhatini, M.Si., dari Kelompok Keahlian Ilmu-ilmu Kemanusiaan, melakukan riset untuk memanfaatkan tomat-tomat tersebut agar dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai jual tinggi.

“Kita perlu teknologi untuk memanfaatkan tomat ini. Kita harus meningkatkan value-nya karena proses mendapatkan likopen berdasarkan literatur cukup mudah,” ujarnya.

Beliau mengatakan, tomat dari petani dapat terus dijual ke pasar. Adapun tomat-tomat lainnya yang harganya turun pada masa panen tertentu dan tidak dimanfaatkan dapat diolah untuk diambil likopennya. Dengan demikian, setiap hasil panen dapat memberikan kesejahteraan bagi para petani.

Baca juga:   ITB Hadirkan COVID Trak, untuk Tracing di Lingkungan Kampus

Untuk mendapatkan 1 kg likopen memerlukan 20 kg tomat. Harga 1 kg likopen dapat dijual dengan harga Rp 200.000 – Rp 300.000 per kilonya. Dengan pola tersebut, petani masih memiliki keuntungan.

Dalam prosesnya, terdapat beberapa hal yang perlu diterapkan agar pemanfaatan tomat tersebut berjalan dengan baik. Dimulai dari teknologi yang bagus namun mudah digunakan petani, penerimaan teknologi oleh petani, mendapatkan respons pasar, dan pemantauan supply chain.

“Apabila proses ini berhasil semua, produksi serbuk likopen dari para petani akan bagus,” ujarnya.

Beliau mengatakan, sudah memiliki SOP agar likopen yang dihasilkan baik. Hal tersebut didukung dengan produksi yang lebih murah daripada kebiasaan penanaman petani pada umumnya. Di antaranya seperti pengurangan dosis pupuk tertentu yang menghemat biaya produksi Rp 5 juta per hektare, penggunaan pupuk kompos, dan sebagainya.

Baca juga:   ITB Kampus Jatinangor Dipasangi Kalibrasi, Ini Tujuannya

SOP tersebut berdasarkan riset yang dilakukan di laboratorium Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB pada Mei 2023. Dengan SOP tersebut, kadar likopen yang dihasilkan sangat baik.

Saat ini, beliau melakukan demonstrasi SOP di Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sukabumi.

“Produk ini diharapkan dapat digunakan di industri kosmetik, makanan, dan obat-obatan karena likopen sangat dibutuhkan pada produk-produk tersebut. Dalam pelaksanaannya, diperlukan kolaborasi untuk optimalisasi sosialisasi, pelaksanaan, hingga distribusi, baik dari pemerintah, penyuluh, peneliti, hingga petani,” ujarnya.

Dengan adanya program teknologi pengolahan tomat menjadi serbuk likopen ini diharapkan para petani lebih berdaya dan setiap tanaman yang dihasilkannya tidak terbuang. (*/tie)

 

Print Friendly, PDF & Email
Editor:
Tags: ITBpenelitiantomat


Related Posts

Inovasi Ramah Lingkungan di Masjid Salman ITB, Pegadaian Salurkan Bantuan Teknologi Recycle
PASBANDUNG

Inovasi Ramah Lingkungan di Masjid Salman ITB, Pegadaian Salurkan Bantuan Teknologi Recycle

26 September 2025
ITB eksperimen Fisika
HEADLINE

ITB Latih Guru Depok Eksperimen Fisika Berbasis Sensor Smartphone

22 Agustus 2025
PRESIDEN Prabowo Subianto memberikan arahan saat acara Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025). (Eci/pasjabar)
HEADLINE

Prabowo Kumpulkan Ilmuwan di ITB, Siapkan Strategi Besar!

7 Agustus 2025

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Makan Bergizi Gratis
HEADLINE

Program Makan Bergizi Gratis Masih Disambut Positif Siswa Bandung

26 September 2025

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Meski menuai sorotan publik akibat kasus keracunan massal di sejumlah daerah, program Makan Bergizi...

Penyitaan Buku, Penyitaan Akal Sehat

Penyitaan Buku, Penyitaan Akal Sehat

26 September 2025
Banjir Antapani Kidul

Pemkot Bandung Tertibkan Bangunan Liar Demi Atasi Banjir Antapani Kidul

26 September 2025
Dosen ITB

16 Dosen ITB Masuk Daftar World’s Top 2% Scientists 2025

26 September 2025
Persita Tangerang

Para Pemain Mahal Persita Tangerang yang Bisa Bikin Persib Menderita

26 September 2025

Highlights

16 Dosen ITB Masuk Daftar World’s Top 2% Scientists 2025

Para Pemain Mahal Persita Tangerang yang Bisa Bikin Persib Menderita

Keracunan Massal MBG di Bandung Barat, 1.141 Pelajar Jadi Korban

Head to Head Persita Vs Persib: Maung Bandung Digdaya

Sektor Bahaya Persita yang Diantisipasi Pelatih Persib Bandung

Rail Clinic PT KAI Layani Ratusan Warga di Stasiun Manonjaya Tasikmalaya

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.