BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pakar matematika yang juga co-founder Ngobrol Matematika, Barry Mikhael Cavin Sianturi menyebutkan matematika adalah kemampuan dasar untuk bisa hidup.
“Matematika memungkinkan seseorang untuk menangkap peluang dan kesempatan, terutama dalam era perkembangan teknologi yang membutuhkan pemahaman matematika yang baik,” ujarnya dalam menggelar acara HIMATIKA Learning Club (HLC) 1 2023 dengan tema “Ngobrol Ngonten” yang dilakukan daring melalui video conference, belum lama ini.
Seperti dikutip pasjabar dari website resmi ITB, Selasa (26/12/2022), Barry Mikhael Cavin Sianturi, mengajak untuk membuatan konten matematika yang lebih tepat dan menarik. Pada HLC ini, peserta diajak untuk mendiskusikan urgensi popularisasi konten matematika ke publik.
Dijelaskan Berry, kesalahpahaman seputar matematika masih sering ditemui di masyarakat Indonesia.
“Matematika bukan hanya tentang perhitungan, tetapi juga merupakan kemampuan dasar untuk bisa hidup di era modern ini. Pemanfaatan matematika dalam berbagai bidang, termasuk perkembangan teknologi, menunjukkan betapa pentingnya literasi matematika dalam menangkap peluang,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini penting agar argumen dan penalaran terhadap pentingnya pemahaman matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya pemahaman matematika juga dihubungkan dengan hasil studi PISA 2018, yang menunjukkan bahwa literasi matematika menjadi hal yang sangat relevan dalam kehidupan sekarang. Pemahaman matematika tidak hanya diperlukan dalam konteks sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan di berbagai sektor, termasuk dalam mengelola risiko finansial melalui asuransi.
Barry juga menyoroti tantangan dalam populasi matematika. Kesalahpahaman yang muncul dari pendekatan pendidikan yang kurang tepat, seperti pemberian trik cepat atau rumus tanpa penjelasan logis, menjadi salah satu kendala.
Oleh karena itu, pendekatan yang lebih kontekstual dan menyeluruh dibutuhkan untuk membuat matematika lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
Dalam konteks pengembangan konten matematika, Barry juga turut memberikan beberapa tips. Pertama, konten harus bekerja dan bermanfaat bagi audiensi. Kedua, konsistensi dalam menyajikan konten sangat penting, terutama dalam era media sosial yang membutuhkan konten berkala. Ketiga, mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari membuat konten lebih manusiawi dan mudah dipahami.
Selain itu, Barry juga menyoroti pentingnya menghubungkan titik-titik konsep matematika yang umum dan merinci lebih banyak tentang sifat-sifat matematika yang terkadang terpisah dalam kurikulum sekolah. Hal ini dapat membantu mengurangi miskonsepsi yang sering muncul pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
”Terakhir adalah makes it more humane jadi munculkan muka ya. Intinya adalah ada muka manusia itu membantu untuk membuat Matematika itu more humane, jadi penting juga ya, supaya orang-orang sadar matematika itu bukan angka, simbol, dan relasi (atau) gambar atau diagram. Tapi, ada orangnya, ada ceritanya, ada pemikirannya, ada opininya, dan ada emosinya,” ujarnya.
HIMATIKA Learning Club (HLC) sendiri merupakan salah satu program kerja di bawah divisi Kajian HIMATIKA ITB, bertujuan mengundang ahli untuk membicarakan topik pilihan seputar matematika, aktuaria, dan atau masalah sosial yang terkait. (*/tie)