BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Melalui Creative Business of Difable Community (CIDCO), Art Theraphy Center (ATC) Widyatama membantu alumninya untuk meneruskan keberlangsungan hidup.
“Banyak dari alumni kami, yang mempertanyakan, bagaimana kelanjutan anak kami, setelah lulus dari ATC Widyatama,” ujar Ketua Badan Pembina Yayasan Widyatama Nunik Juniati.
Nunik mengatakan, kesulitan yang dialami para kaum difabel selama ini adalah terkait trust dan kepercayaan. Di mana semuanya butuh support dari lingkungan dan keluarga. Karenanya, sangat penting jika kaum difabel bisa berada di lingkungan yang memberi dukungan dan kesempatan.
“Dengan keberadaan CIDCO dan ATC Widyatama, bisa bersama dan berkolaborasi menciptakan kehidupan yang baik bagi penyandang disabilitas,” terangnya.
Hal ini, lanjut Nunik, sejalan dengan tujuan PBB yang sekarang mulai merasakan pentingnya menciptakan dunia lebih baik secara berkelanjutan.
“Di mana harus ada kepedulian bagi penyandang disabilitas. Bagaimana menciptakan kehidupan yang layak. Salah satunya dengan kesetaraan dalam mendapatkan hak dan kewajibannya,” tutur Nunik.
Perjuangkan Finansial Penyandang Disabilitas
Sementara itu, pada peringatan hari ibu pada Jumat (22/12/2023) lalu, Ketua CIDCO, Puspatriani Agustina menjelaskan, CIDCO menjadi wadah untuk memperjuangkan kemandirian finansial para penyandang difabel. Adapun produk-produk yang dihasilkan meliputi sajadah travel, jaket gowes, mukena, tumblr, dan lainnya.
“Saat ini CIDCO pun sudah tergabung sebagai UKM binaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung, yang juga membantu pemasaran dan pembinaan,” ujar perempuan yang akrab disapa Nenet ini.
Nenet mengatakan, saat ini sudah banyak lulusan ATC Widyatama yang memiliki uang saku sendiri tiap bulannya.
“Wadah ini dikhususkan bagi para difabel baik bagi para alumni, agar kemampuannya tidak downgrade. Tapi terus terasah dengan membuat produk kreatif yang bernilai jual. Ini juga tak lepas dari semangat orang tua semua yang ada di sini, spesial pada hari ibu kita apresiasi bersama,” katanya.
Di hari ibu ini, tidak hanya jadi reuni sekaligus pengenalan kembali CIDCO bagi para alumni. Tapi juga sekaligus launching logo dan tagline baru bagi UKM CIDCO. Sebuah logo CIDCO ditampilkan dengan huruf kapital dan warna font biru navy. Pada bagian huruf “D” terlihat diganti seperti potongan puzzle.
“Logo CIDCO yang baru ini punya filosofi, bagian D adalah puzzle sebagai representasi difable ability, jadi bukan disabilities. Warna font biru navy melambangkan ketenangan. Karena kebanyakan anak di sini butuh pendampingan pada mental intelektual, jadi harapannya mereka merasa lebih tanang dan nyaman saat bekerja,” kata Nenet.
Nenet pun berharap hal ini bukan sekedar simbol, namun mampu menjadi wajah identitas representasi visual untuk para lulusan ATC Widyatama.
“Kuning cerah pada bagian puzzle melambangkan kegembiraan dan harapan. Warna yang selalu ceria, mempresentasikan harapan semua insan agar semakin mandiri secara finansial. Jadi alhamdulillah anak-anak setidaknya mereka punya uang bulanan masing-masing,” lanjutnya. (put)