BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Microlibrary Alun-alun Bandung, di sini pengunjung bisa membaca buku sambil memandang Masjid Raya Bandung dan keasrian alun-alun. Perpustakaan ini buka pada Senin hingga Jumat pada pukul 08.00-15.00 WIB.
Dilansir dari bandung.go.id pada Minggu (28/1/2024), Microlibrary Alun-alun Bandung juga menjadi perpustakaan pertama di Indonesia yang mengusung Program Edukasi dan Literasi Antikorupsi (Pelita Aksi).
Microlibrary Alun-alun Bandung dilengkapi berbagai fasilitas pendukung mulai dari ruang lobby, ruang anak, remaja, dewasa, toilet, rooftop, dan ruang serbaguna dengan luas bangunan 1.200 meter persegi.
Ada sebanyak 7.058 eksemplar buku yang terdapat di Microlibrary tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 600 buku di antaranya merupakan buku edukasi antikorupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.
Buku-buku yang disediakan di sini merupakan buku tandon, artinya tidak semua buku yang dibeli melalui penerbit, tahun berikutnya penerbit masih menerbitkan buku yang sama.
Buku tandon menjadi buku cadangan untuk diperbanyak agar kebutuhan masyarakat terhadap buku yang dimaksud tetap terpenuhi. Selain itu, buku yang disediakan juga bukan hanya keinginan pustakawan saja, namun melalui riset kecil terhadap masyarakat sekitar.
Pustakawan Ahli Tingkat Madya Kota Bandung, Tata Takwana mengatakan, perpustakaan itu diharuskan untuk melakukan inovasi, di antaranya dengan menciptakan berbagai program.
Pada microlibrary ini, terdapat berbagai program yang disediakan. Seperti storytelling, pinjam pakai gerobak baca, library in the box, mobil keliling yang berguna untuk melayani masyarakat di pinggiran Kota Bandung.
Selain program-program tersebut, terdapat juga program pembinaan yang bertujuan untuk membina para pengelola perpustakaan yang ada di Kota Bandung. Yakni program TBM (Taman Baca Masyrakat), Pojok Baca, dan Kafe yang menyediakan buku bacaan.
“Mudah-mudahan masyarakat Kota Bandung tiap hari bertambah kesadarannya mengenai betapa pentingnya membaca ini,” ujarnya. (*/ran)