BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sebuah perjalanan dimensi memang terbagi dalam masa lalu, masa kini dan masa depan. Apa yang kita raih hari ini merupakan buah dari perjalanan masa lalu bagaimana kedepan, adalah apa yang kita lakukan hari ini dan masa lalu.
Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Cartono,S.Pd.,M.Pd., M.T usai dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Biologi di Aula Unpas, Jalan Tamansari No.6-8, Sabtu (4/5/2024).
“Sehingga saya sampaikan khususnya bagi anak-anak, saya bisa menginspirasi mereka jika apa yang kita raih hari ini, merupakan sangat dipengaruhi oleh bagaimana membangun jejak rekam kebaikan dimasa lalu, walaupun tidak harus selalu diniatkan untuk itu, tapi dimanapun kapanpun dimanapun berbuat yang terbaik saja, karena nanti kita akan ditempatkan di tempat yang terbaik juga,” tutur pria kelahiran 7 Juli 1968 ini.
Prof Cartono, yang dalam perjalanan kariernya pernah menjadi tukang foto copy di Jalan Cikapundung ini menyebutkan, jika kemiskinan itu bukan faktor genetik, kemiskinan itu bisa diperbaiki dan diubah sepanjang ada tekad dan kemauan yang kuat.
Bahkan untuk meraih Guru Besar, bukan perjalanan mudah bagi Prof Cartono namun dengan tekad dan keuletannya, bahkan dengan raihan beasiswa yang diperolehnya, Cartono bahkan bisa menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi dari Sarjana hingga Doktor.
“Berkat kebaikan, kemurahan hati dan uluran tangan Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si., (saat itu sebagai Pembantu Rektor I Unpas) memberinya kesempatan untuk menjadi dosen tetap pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unpas. Sejak saat itu selain sebagai dosen dengan melaksanakan Tridharma PT, Cartono juga mendirikan usaha percetakan PRIMA Press Prodaktama, membuka rental Komputer dan jual beli computer bekas serta jualan Bakso dan Susu Murni, ternak cacing dan jangkrik di rumah kontrakannya di Jl. Kadipaten Raya-Antapani Bandung, juga membuka layanan service dan jual beli komputer di Kawasan perdagangan Kandaga Cicadas,” jelasnya yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor I Unpas.
Dan dalam rangka menciptakan pelanggan tetap bagi percetakannya, Cartono aktif terlibat dalam pendirian dan pengelolaan Jurnal Ilmiah Metalogika FKIP Unpas, merintis dan mengelola Jurnal BIOSFER dan membantu lahirnya jurnal-jurnal ilmiah lainnya pada prodi-prodi di FKIP, Pascasarjana, FE, FISS dan SPS IPA UPI dan Akademi Sekretaris Taruna Bakti, juga menjadi tim penyusunan berbagai proposal hibah baik di tingkat fakultas maupun Universitas, bahkan hal itu dia lakukan sampai saat ini hingga dirinya memperoleh Gelar Guru Besar.
Prof Cartono juga menyebutkan jika tantangan terbesar dalam meraih guru besar yakni mempertanggugjawaban akademik, moral dan sosial sehingga dari kompetensi, kebijaksanaan dan kebijakan, kearifan harus melekat dan tercermin baik itu dari sisi kemampuan intelektualnya.
“Selain itu juga bagaimana membangun ekonomi sosial kemudian membangun jejaring serta bagaimana menumbuhkembangkan semangat bagi rekan -rekan saya yang belum meraih guru besar dan itu harus berproses,” paparnya.
Ia juga menyebutkan jika Guru Besar berkualitas yakni dari sisi Tridarma dosen yakni pembelajaran, riset dan pengabdian.
“Karena tridarma itu merupakan ruh bagi dosen dalam melaksanakan tugasna dan membangun karirnya untuk itu kualitas riset dan pembelajarannya diabdikan kepada masyarakat, sehingga kedepan, kita bisa bermnafaat bukan hanya untuk lingkungan internal kampus, namun juga bagi masyarakat luas,” tutup ayah tiga anak ini. (tie)