BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–Terletak di Jalan Garut No.2, Kota Bandung, Kedai Jante bukan hanya sekedar kedai kopi tapi juga telah menjadi ikon tempat diskusi sejak tahun 2021.
Kedai yang selalu ramai, khususnya setiap hari Jumat, saat gelaran #BukanJumaahan ini terus menyediakan ruang untuk membedah buku-buku yang menarik.
Hingga April 2024, tercatat sudah 71 kali diskusi digelar dengan menghadirkan para penulis, seperti Iip D Yahya, Sudarsono Katam, T Bachtiar, JJ Rizal, Karguna Purnama Hingga Henry Manampiring.
Pengelola Kedai Jante, Rifki F. Rhamdani atau yang akrab disaa Jarjit menyampaikan bahwa diskusi #BukanJumaahan ini diinisiasi oleh Fitra Sujawoto, Zulkifli Songyanan dan Zulfa Nasrulloh.
Melalui diskusi buku rutinan di Kedai Jante mereka ingin menciptakan ruang untuk berbagai kalangan, termasuk penulis buku dan pemikir muda, untuk berbagi ide dan diskusi yang menginspirasi.
“Kami membuka ruang untuk teman-teman penulis buku yang ingin mendiskusikan karyanya, sekaligus jika mau promosi silahkan,” ungkapnya.
“Kami juga ingin menciptakan ruang yang terbuka dan inklusif untuk berbagi ide dan pandangan. Sehingga Kedai Jante bukan hanya tempat untuk ngopi, tapi juga tempat untuk merayakan kebebasan berpikir,” imbuh Jarjit.
Diskusi di Kedai Jante tidak hanya terbatas pada topik tertentu, namun meliputi berbagai aspek kehidupan, mulai dari sastra hingga politik, hukum, pariwisata, dan banyak lagi. Anak muda dari berbagai latar belakang, baik pelajar, mahasiswa, maupun pekerja, berkumpul untuk berdiskusi dengan bebas.
“Kami meyakini bahwa setiap suara memiliki nilai dan penting untuk didengar. Di sini, kami memberikan ruang bagi semua orang untuk menyuarakan pendapat, pengalaman, cerita yang mereka miliki,” jelas Jarjit.
Salah satu poin menarik dari diskusi di Kedai Jante adalah adanya ruang untuk bertukar ide, yang memperkaya pemahaman masing-masing individu.
“Menariknya saya pribadi melihat bahwa ada perkawinan ide antara anak muda dan generasi tua yang saling berdiskusi tanpa batasan,” terangnya.
Jarjit menambahkan bahwa para penulis yang tertarik membahas bukunya di acara #BukanJumaahan dapat menghubungi Kedai Jante agar turut bersama-sama menghidupkan budaya membaca dan berdiskusi di Kota Bandung.
“Kami berharap bahwa Kedai Jante dapat terus menjadi tempat yang berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar, sambil tetap mempertahankan ruang untuk kebebasan berpikir dan berekspresi,” pungkasnya. (tiwi)