BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Komunitas Tionghoa Kota Bandung telah mengembangkan inovasi dalam pengolahan sampah dengan menggunakan alat yang disebut Nawasena.
Bersama sejumlah ahli mesin, mereka menciptakan mesin inovasi pengolahan sampah yang mampu mengolah sampah residu dan non-residu tanpa perlu dipilah terlebih dahulu.
Dilansir dari situs resmi Pemkot Bandung, Jumat (24/5/2024), cara kerja alat Nawasena melibatkan pengisian sampah organik dan plastik langsung ke dalam alat pencacah, yang kemudian menghasilkan cacahan kecil.
Cacahan sampah ini dicampur dengan tepung tapioka dan zat adiktif seperti serbuk pakan ikan. Campuran ini kemudian dimasukkan ke alat lain untuk dibuat menjadi briket.
Briket hasil olahan ini telah diuji sebagai bahan bakar untuk kompor khusus yang dilengkapi dengan booster air tawar.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa api yang dihasilkan dari briket ini tidak berbau, dan mampu mendidihkan air hanya dalam waktu tiga menit.
Teknisi Mesin Nawasena, Yaya Suhaya, menyebut bahwa beberapa daerah lain, seperti Indramayu, sudah menggunakan mesin pengolah sampah ini, dengan Indramayu dilaporkan memesan enam set alat tersebut.
Selain mesin pengolah sampah residu, Yaya juga memperkenalkan mesin kompor Biomas, yang memanfaatkan sampah kayu dan daun sebagai bahan bakar. Ia menyatakan bahwa banyak pabrik di Indramayu dan daerah lainnya telah menggunakan kompor ini.
Ketua Duta Toleransi Kota Bandung, Tan Tjong Boe, menyebut bahwa pengolahan sampah menjadi briket ini memiliki manfaat ekonomi dan lingkungan, serta menawarkan solusi alternatif untuk masalah sampah di Kota Bandung.
“Mesin ini kami beri nama Nawasena, dan bisa mengolah sampah organik dan residu 3 ton per 7 jam,” ujar Tan. (han)