BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Jabar Prof Eddy Jusuf, sesalkan penerimaan mahasiswa baru (PM) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bergelombang-gelombang.
“APTISI, setuju lah dengan jalur mandiri, tapi jangan sampai bergelombang-gelombang seperti sekarang. Artinya beri kesempatan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) merekrut juga mahasiswa baru. Ini sudah mau bulan Agustus, PTN masih saja melakukan penerimaan mahasiswa baru,” tegasnya, Selasa (18/6/2024).
Bahkan Direktur Pascasarjana Unpas ini menyayangkan pernyataan Ditjen Diktiristek Abdul Haris yang menyebutkan jika siswa yang tidak lulus di tes PTN bisa masuk melalui jalur mandiri dan lainnya di PTN.
“PTS adalah mitra selain PTN, karena kalua tanpa PTS mungkin APK Indonesia kita sudah anjlok. Kan kita tahu jika PTN kan 186 kampus kalua tidak salah sedangkan PTS jumlahnya ada 3200 lebih,” paparnya.
APTISI sejauh ini dikatakan Prof Eddy sudah memberikan masukan dan juga desakan kepada kepada TKN dan Diktiristek untuk mengubah system penerimaan PTN, tidak seperti saat ini.
“Karena memang kesempatan untuk PTS mencari mahasiswa baru semakin kurang, memang tidak bisa dipungkiri masyarakat Indonesia itu kan masih negeri minded. Jadi gimanapun juga kalau ada kesempatan di negeri ya mereka akan mencoba dulu negeri. Apalagi kalua seperti sekarang penerimaannya bergelombang-gelombang,” sesalnya.
Ia berharap melihat kondisi saat ini, PTN dan pemerintah haruslah bijak, “ PTN kan sudah menikmati APBN, kemudian sudah memberi kesempatan mandiri juga. Jangan sampai menghabiskan PTS yang jumlahnya ada 3200 lebih di seluruh Indonesia,” keluhnya.
PTS Anak Siapa
Hal senada diungkapkan Pemerhati Pendidikan Swasta Dr. Cece Suryana, menurutnya melihat hasil UTBK di PTN saat ini sudah mengabaikan kedudukan PTS.
“Seolah-olah Pendidikan itu hanya ada di PTN, padahal PTS juga dibawah Dirjen Ristek Dikti. Ada kalimat yang sangat tidak elok di sampaikan Ditjen Diktiristek Abdul Haris. Beliau dalam pernyataan di media mengatakan kepada siswa yang tidak lulus PTN menyebutkan masih ada jalur mandiri. Kan tidak elok, sepertinya mengabaikan kedudukan PTS yang ada saat ini. Padahal, jumlah PTN dan PTS lebih banyak PTS. Kedua PTS dibawah naungan Ristek Dikti, tidak ada perbedaan seharusnya,” tegas Cece.
Ia menilai dengan melihat sistem penerimaan mahasiswa baru saat ini yang diatur dalam Permendikbudristek tanpa pembatasan jumlah quota total, ini adalah pembunuhan perlahan terhadap swasta.
“Belum lagi keleluasaan perguruan tinggi negeri, untuk membuka kelas PJJ, untuk membuka kelas PSKDU, bagi kami swasta susah. Sekarang PJJ susah gabisa, PSKDU harus punya infrastruktur, harus punya SDM, bagaimana mungkin. Sekarang dibuat lagi negeri di tiap kabupaten kota, bagaimana mungkin buat PSKDU. Jadi pertanyaan dasarnya sederhana, PTS ini anak siapa?” tegas Cece. (*/tie)