BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sembilan Rahasia Gemilang dalam buku “Sekilas Paguyuban Pasundan” karya Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.
Bagaimana menggambarkan pencapaian Paguyuban Pasundan saat ini? Cukup sederhana. Lihat saja artikulasi para tokohnya di depan publik ketika membicarakan Paguyuban Pasundan. Artikulasi itulah yang menjadi ujung tombak dari semua pencapaian Paguyuban Pasundan. Lalu tanyalah masyarakat Sunda kebanyakan, apakah mereka paham dengan apa yang disampaikan itu.
Di era komunikasi yang sudah sangat terbuka seperti sekarang, Paguyuban Pasundan memang ditantang untuk responsive dan mampu mengartikulasikan karya dan jasanya bagi masyarakat secara jelas dan lugas. Tidak perlu khawatir dengan pepatah goong nabeuh maneh, sebab publikasi karya dan prestasi menjadi suatu keharusan agar masyarakat umum mengetahui apa saja yang sudah dilakukan sehingga Paguyuban Pasundan dapat lebih dihargai.
Merujuk pada Sembilan hal yang menjadi “rahasia” kegemilangan Paguyuban Pasundan pada zamannya, kini dengan tantangan yang berbeda, Sembilan hal itu dicontohkan dengan penerapan yang diselaraskan dengan keadaan.
Dengan memiliki 118 sekolah dan 4 (empat) perguruan tinggi, Paguyuban Pasundan memiliki modal kader yang sangat melimpah. Tinggal dicari pola kaderisasi yang tepat yang tidak membebani kegiatan belajar dan perkuliahan. Diperlukan buku panduan mengenai ke-Pasundan-an yang disesuaikan dengan tingkat/usia kader. Ke dalam, Paguyuban Pasundan harus memantapkan kader ke-Pasundan-an pengurus dan anggota. Ke luar, Paguyuban Pasundan harus bisa merekrut potensi-potensi Sunda yang tersebar diseluruh dunia agar dapat ikut serta dalam gerbong. Dengan demikian, kaderisasi dapat dilakukan tanpa henti ke dalam dan ke luar.
Dengan kemajuan teknologi komunikasi, perlu dibangun satu system agar antar pengurus Paguyuban pasundan, antara pengurus dan anggota, antar anggota, juga antar pengurus dan masyarakat atau pihak di luar Paguyuban Pasundan, dapat terjalin komunikasi yang cair, behas tetapi terkendali. Paguyuban Pasundan harus memanfaatkan kemudahan komunikasi melalui website, facebook, twitter, dan lain-lain yang akan menjaring anak-anak muda untuk terlibat.
Pengurus Pusat memerlukan data akurat mengenai perkembangan tiap-tiap cabang. Mulai dari kepengurusan hingga jalannya lembaga/unit yang ada di setiap cabang. Demikian pula sebaliknya, Pengurus Cabang perlu tahu perkembangan organisasi dan setiap aktivitas di tingkat Pusat agar selalu bisa menyamakan langkah. Untuk mencapai itu diperlukan dialog yang cair dan terbuka antara Pusat dan Cabang.
Peran Paguyuban Pasundan sebagai rumah bersama bagi kepentingan segala hal yang berkaitan dengan Sunda, sudah tepat. Hal itu perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan yang melibatkan sebanyak mungkin perseorangan atau lembaga lembaga yang peduli pada Sunda. Paguyuban Pasundan bisa membantu menjadi penyelenggara kegiatan rutin yang sudah ada, atau menciptakan kegiatan baru yang belum digarap oleh lembaga lain.
Satu hal yang paling berat dalam mengelola Paguyuban Pasundan ialah membakukan system pengelolaan organisasi baru. Tetapi takdir menentukan pengurus Paguyuban Pasundan saat ini bertanggung jawab untuk melakukan penataan itu. Hal ini merupakan sebuah kehormatan besar karena tidak semua orang Sunda mendapat peluang yang sama. Tujuan Paguyuban Pasundan sudah jelas dan tidak pernah berubah, memerangi kebodohan dan kemiskinan. Warisan nama besar tidak mungkin dihilangkan dan aset lembaga terus membesar. Masyarakat Sunda akan melihat apakah pengurusnya saat ini dapat berlaku amanah dan menjadikan Paguyuban Pasundan lebih baik lagi? Memang pengurus Paguyuban Pasundan saat ini tidak boleh bosan dan lelah membangun system pengelolaan tersebut. Itulah modal dan fondasi terpenting yang akan diwariskan bagi para penerus estafet Paguyuban Pasundan di abad-abad selanjutnya.
Untuk membuat Paguyuban Pasundan lebih bergema, setidaknya di tingkat Jawa Barat, pengurus Paguyuban Pasundan di semua tingkatan harus mampu menebar semangat Pasundan.
Sudah menjadi kewajiban yang melekat bahwa Paguyuban Pasundan harus memberikan perhatian pada aspirasi perempuan dan pemuda. Hal ini akan menjadi tantangan baru, apakah Paguyuban Pasundan perlu membentuk semacam Pasundan Istri (Pasi) atau merengkuh kembali Pasi ke dalam Paguyuban Pasundan. Begitupun dalam pembinaan potensi pemuda, apakah perlu dibentuk semacam Yasana Obor Pasundan (YOP) atau cukup membentuk satu seksi kepemudaan dalam struktur kepengurusan Paguyuban Pasundan di semua tingkatan.
Sejarah seabad Paguyuban Pasundan menorehkan catatan emas bahwa perkumpulan ini ikut mendirikan negara dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu Paguyuban Pasundan tidak boleh mengasingkan diri dari perkembangan Indonesia, termasuk dalam proyeksi kemajuan ekonomi Indonesia pada 20-30 tahun ke depan. Paguyuban Pasundan harus menjadi bagian di dalam upaya mewujudkan kemajuan tersebut. Paguyuban Pasundan didirikan untuk kepentingan bangsa (Indonesia) dan lemah cai (Sunda). Dua hal ini tidak terpisahkan dan melekat dalam perjuangan Paguyuban Pasundan sampai kapanpun.
Paguyuban Pasundan boleh saja tidak menjadi partai politik, tetapi aspirasi politiknya harus jelas dan lugas. Salah satu pilihan yang bisa diambil ialah melakukan pendidikan politik di lingkungan Paguyuban Pasundan. Misalnya melalui Akademi Budaya Sunda (ABS) yang sudah terbentuk. Paguyuban Pasundan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang dimilikinya atau mengundang pakar ilmu politik dan pemerintahan untuk membantu menyusun kurikulum, mengajar, dan lain-lain. Bidang ini harus benar-benar pakar yang memahami politik Indonesia dan Internasional, baik dari kalangan pemikir, politisi, ataupun birokrat. Dari sini Paguyuban Pasundan memiliki kesempatan untuk mengembalikan ruh berpolitik di Indonesia, Bisa ditanamkan kembali bahwa jalan politik itu adalah pengabdian, bukan cara cepat mencari kekayaan. Melalui ABS dapat dikembangkan pemikiran, etika, dan praktik berpolitik dan menjadi aparatur negara. Dengan upaya ini, Paguyuban Pasundan akan memberi sumbangan besar pada tumbuhnya kedewasaan berpolitik di Indonesia.
PAGUYUBAN PASUNDAN saat ini butuh visi politik dan akan berusaha melakukan reaktualisasi politik, dengan tetap bukan merupakan bagian dari partai politik manapun dan tidak ingin menjadi partai politik. Paguyuban Pasundan akan menjadikan dirinya sebagai pusat studi dan gerakan kesundaan, dengan mengungkap berbagai aktualisasi sistem nilai Sunda pada dimensi: sosial, budaya, politik, ekonomi atau model hankam bagi kepentingan nasional.
Paguyuban Pasundan memahami bahwa sebagian besar masyarakat Sunda berharap Paguyuban Pasundan harus menjadi sebagai “Gunung Pananggeuhan” untuk ikut menampung dan mengartikulasikan aspirasi politiknya. Sebab, terlalu bodoh untuk mematikan peran Paguyuban Pasundan, ketika harus mengangkat “tangtungan jeung jengglengan” Ki Sunda pada etalase politik Nasional. Potensi politik Paguyuban Pasundan begitu besar, yang sebenarnya bisa diartikulasikan.
Tak terbantahkan lagi bahwa keutuhan organisasi Paguyuban Pasundan adalah aset yang cukup strategis. Dengan keutuhannya, meski diwarnai oleh keniscayaan pasang surut, peran bendera Paguyuban Pasundan secara ajeg berkibar di persada Indonesia, Paling tidak, ikut mencerdaskan bangsa. Inilah kontribusi utama Paguyuban Pasundan sejak mendirikan lembaga pendidikan di tahun 1922 sehingga sekarang. Tak terhitung lagi tokoh-tokoh daerah dan nasional yang dilahirkan lembaga pendidikan Pasundan. Kiprah pendidikan tersebut, memang yang telah menjadikan Paguyuban Pasundan tetap melekat di jantung manusia-manusia Sunda. Wajar jika Paguyuban Pasundan “mengakar” (dikenal oleh segenap masyarakat Sunda). Ia ada di dalam desir rakyat Jawa Barat – Banten. Dengan kata lain, setiap memperbincangkan kesundaan pada spektrum lokal atau nasional, Paguyuban Pasundan adalah bagian yang inherent.
Agak sulit memang, untuk memisahkan kemajuan Ki Sunda dengan daya dukung dari Paguyuban Pasundan. Signifikasi daya dukung itu, tentu bisa dikaji lewat dimensi historis, sosiologis maupun politis. Ketiga dimensi tersebut, tampaknya membuka peluang Paguyuban Pasundan untuk mengokohkan keutuhan organisasinya. Keberadaan Paguyuban Pasundan dalam “ruh” Tatar Sunda bertumpu pada keterkaitan historis, politis dan sosiologis tadi. Tanpa keterkaitan dimaksud, boleh jadi Paguyuban Pasundan sudah lama rain dari muka bumi. Beruntung, hal-hal buruk itu tidak terjadi. Bahkan belakangan ini menggumpal harapan dari orang-orang muda Sunda, yang mendambakan kepak sayap Paguyuban Pasundan makin melebar, tidak cupet.
Dambaannya bukan sekedar prioritas pendidikan yang dijalani Paguyuban Pasundan sekarang, tapi lebih dari itu, Paguyuban Pasundan seperti yang pernah ditorehkan peran kesejarahannya tempo hari, diharapkan layak berpengaruh dalam setiap proses politik yang berlangsung. Oleh karena itu, Paguyuban Pasundan saat ini sedang berupaya untuk mengembalikan kejayaan masa lalu yang memiliki andil besar dalam perjuangan mendirikan Republik ini.
Sungai boleh mengering, air laut boleh surut, tapi mempertahankan harga diri dan cita-cita adalah perjuangan panjang dan tak berjangka. Pagar tanaman kita jangan dipindahkan orang. Sawah ladang kita jangan diambil orang. Saatnya kita bangkit, semoga. Aamiin. (han)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…