BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kementerian Perhubungan mewacanakan untuk menghentikan operasional Terminal Cicaheum pada tahun 2025.
Hal ini dilakukan seiring dengan rencana pembangunan Depo Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya.
Terminal Cicaheum, yang merupakan terminal tipe A, melayani angkutan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) maupun antarkota dalam provinsi (AKDP), akan dialihkan ke Terminal Leuwipanjang.
Kepala Terminal Cicaheum, Roni Hermanto, menyatakan bahwa ia telah mendengar mengenai rencana pembangunan BRT Bandung Raya, namun tidak mengetahui secara pasti kapan pembangunan tersebut akan dimulai.
“Namun, secara fixnya kapan dibangun, saya pun tidak mengetahui dan itu bukan kapasitas dirinya,” ujarnya.
Roni juga menyebutkan bahwa belum ada kejelasan mengenai fungsi Terminal Cicaheum di masa depan, apakah akan dipindah dan digabung ke Terminal Leuwipanjang atau tetap di Cicaheum.
“Itu kebijakannya ada di pak wali kota mungkin,” katanya.
Rencana pembangunan Terminal Cicaheum telah lama diwacanakan, termasuk yang sempat disampaikan oleh Ridwan Kamil.
Terminal Cicaheum, yang sudah lama menjadi ikon terminal di Bandung selain Leuwipanjang, masih melayani sejumlah trayek AKAP dan AKDP arah timur.
“Ada sebanyak 55 trayek AKAP dan 40 trayek AKDP di Cicaheum. Jumlah penumpang rata-rata 700 orang AKAP dan AKDP di hari biasa. Sedangkan akhir pekan, bisa 900-1000 orang. Jumlah bus AKAP dan AKDP di Cicaheum ada 55 kendaraan AKAP dan 40 kendaraan AKDP,” ucapnya.
Rencana ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu sopir angkot jurusan Ciroyom-Cicaheum, Simanjuntak, mengaku baru mendengar informasi tersebut.
Namun, dia menyebutkan bahwa wacana semacam itu sudah terdengar sejak tahun 2000an.
“Saya pertama datang ke sini 1999. Terminal ini katanya dahulu mau dipindahkan ke Gedebage. Namun, sampai sekarang tak terealisasi. Lalu, sempat ada wacana lagi di 2010 dipindah juga dan hanya sebatas wacana sampai sekarang muncul lagi informasi demikian. Maka, wacana sekarang pun kami anggap angin lalu,” imbuhnya.
Simanjuntak mengatakan, jika memang nantinya akan dipindahkan ke Leuwipanjang, ia setuju saja agar ada perubahan yang lebih baik.
“Jujur memang belum ada sosialisasi atau informasi soal wacana itu. Saya pun baru mendengar dari akang. Sempat ada bahasan katanya mau direnovasi tapi sampai sekarang mana belum terlaksana. Kami sih berharap lebih baik dibereskan dahulu terminal ini ditata dengan baik. Kondisi saat ini pun kami tarik penumpang sudah kalah dengan online. Setiap selesai membawa penumpang hanya dapat Rp 20 ribu sementara untuk bensin saja harus Rp 30 ribu,” pungkasnya.
Pedagang di sekitar Terminal Cicaheum, Esih, juga mengungkapkan bahwa belum ada informasi mengenai pemindahan terminal tersebut.
Ia berharap rencana ini tidak terealisasi.
“Harapannya sih tidak dipindahkan, ia khwatir jika dipindahkan dirinya tidak berjualan kembali di terminal Cicaheum, mudah-mudahan hanya wacana,” ujarnya. (rif)