CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Selasa, 20 Mei 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home CAHAYA PASUNDAN

Makna dan Bentuk Toleransi

Hanna Hanifah
9 Agustus 2024
toleransi

ilustrasi. (foto: Shutterstock)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)

Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (foto: pasjabar)

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – “Toleransi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “tolerance” yang artinya memberi kebebasan dan berlaku sabar dalam menghadapi orang lain. Dalam bahasa Arab “toleransi” diistilahkan dengan “tasamuh” yang berarti membiarkan sesuatu atau membolehkan, mengizinkan, dan saling memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri.

Ada beberapa kemugkinan bentuk toleransi yang harus ditegakkan, di antaranya adalah toleransi agama, dan toleransi sosial.

a. Toleransi agama. Bentuk toleransi ini menyangkut keyakinan atau akidah. Loyalitas dan keyakinan terhadap agama melahirkan dogmadogma yang kebenarannya tidak dapat diganggu gugat sekalipun bertentangan dengan rasio atau logika. Orang sering menganggap bahwa apa saja yang datang dari agama bersifat mutlak, dan kebenaran itu harus disampaikan kepada orang lain agar mereka tidak sesat. Dari anggapan inilah, lahir anggapan bahwa keyakinan di luar keyakinan dirinya adalah salah dan sesat.

Agama sebagai institusi yang berkaitan dengan keyakinan sangat rentan terhadap intoleransi. Sebab, setiap pemeluk agama merasa dirinya berkewajiban untuk menyiarkan agamanya kepada seluruh manusia. Keyakinan bahwa agamanyalah yang benar sedangkan agama yang lain salah. Karena itu, ia memberikas petunjuk kepada orang lain sehingga timbullah usaha-usaha untuk menunjukkan kesalahan agama orang lain sambil menyatakas kebenaran agamanya sendiri. Selanjutnya timbul usaha-usaha agar menarik pemeluk agama lain untuk masuk agamanya.

Baca juga:   ITB Kampus Jatinangor Dipasangi Kalibrasi, Ini Tujuannya

Usaha-usaha ini dapat menimbulkan ketegangan antarpemeluk agama. Bahkan, di kalangan intern pemeluk agama itu sendiri, usaha tersebut dapat menimbulkan intoleransi karena adanya perbedaan aliran atau madzhab.

Masalah toleransi agama bukanlah masalah baru karena telah menjadi masalah sejak awal perkembangan suatu agama. Biasanya ketika para nabi dan pencetus agama itu masih ada, umatnya dapat bersatu dan kompak. Akan tetapi, setelah pembawa agama itu meninggal dan pemeluk agama itu semakin berkembang, kelompok itu pecah dalam beberapa kelompok yang berbeda-beda. Masingmasing kelompok merasa bahwa kelompoknyalah yang paling sesuai dengan kehendak sang pembawanya, sedangkan yang lainnya diklaim telah menyeleweng dari ajaran yang sebenarnya.

Demikianlah, toleransi terjadi bukan hanya antarkelompok agama, melainkan pula intern suatu penganut agama. Intoleransi agama menjadi salah satu bagian yang sangat rentan dalam masyarakat yang mudah sekali memicu pertentangan dan perselisihan masyarakat.

Toleransi intern umat beragama, khususnya di kalangan umat Islam, sampai saat ini masih menjadi masalah. Ouraisy Syihab menyebutkan tiga aspek keagamaan yang perlu disadari umat Islam guna menghindarkan terjadinya intoleransi.

  • Konsep keragaman cara beribadah (tanawwu’ al ibadah). Konsep ini mengisyaratkan adanya keragaman dalam praktik pelaksanaan ibadah oleh Nabi. Keragaman cara beribadah merupakan hasil interpretasi umat terhadap tata cara ibadah Nabi yang diperoleh dari hadis dan riwayat Nabi. Keragaman ini diperkenankan sepanjang merujuk pada Rasulullah SAW. Perbedaan dalam cara ibadah tidak harus menjadi sebab perpecahan umat. Di sini diperlukan adanya toleransi dari pihak – pihak yang saling berbeda.
  • Konsep ijtihad yang memungkinkan hasilnya berbeda. Ijtihad, adalah proses penetapan hukum yang belum ditetapkan secara pasti atau eksplisit dalam Al-Ouran dan As-Sunnah. Adanya kebolehan ijtihad melahirkan keragaman hasil ijtihad yang memicu adanya konflik di antara orang atau kelompok yang berbeda pendapat. Tingkat kebenaran ijtihad, sebagai proses pencarian kebenaran rendah dan bersifat relatif dibandingkan kebenaran Al-Guran dan As-Sunnah. Kendatipun demikian, ia merupakan wahana yang sangat pcnting untuk menjawah bersoalan baru yang dihadapi umat yang belum terjawab secara eksplisit dalam dua hal di atas. Nabi SAW bersabda:
Baca juga:   HPN 2023, TB Hasanuddin Minta Pengusaha Media dan Pemerintah Prioritaskan Kesejahteraan Insan Pers

“Apabila seorang hakim bertjtihad kemudian dapat mencapai kebenaran, maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijlihaa kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mendapat satu pahala.” (H.R. Bukhan dan Muslim)

  • Tidak ada hukum sebelum mujtahid berijtihad (Ja hukma illa gobla ijtihad al-mujtahid). Hal ini berarti ijtihad dibolehkan urttuk masalah-masalah yang belum ada ketetapan pasti di dalam Al-Ouran dan As-Sunnah, artinya Allah SWT belum menetapkan ketetapan hukumnya. Dalam hal ini para mujtahid dituntut untuk melakukan ijtihad dan hasilnya merupakan hukum bagi masing-masing mujtahid walaupun berbeda-beda. Hasil ijtihad yang berbeda-beda memungkinkan terjadinya intoleransi di kalangan umatnya.
Baca juga:   Prinsip Toleransi dalam Al-Quran

b. Toleransi sosial. Dalam hal-hal yang berkenaan dengan kebaikap hidup bersama di dunia ini, Islam menganjurkan para penganutnya untuk mengadakan toleransi sosial atau toleransi kemasyarakatan Dalam urusan kemasyarakatan ini, Allah SWT tidak melarang umat Islam untuk hidup bermasyarakat dengan mereka yang tidak seiman dan seagama. Hal ini didasarkan kepada firman-Nya:

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (O.S. Al-Mumtahanah [60] : 8)

Mengenai toleransi sosial ini dalam masyarakat yang serba beranekaragam, baik ras, tradisi, keyakinan maupun agama, ajaran Islam menegakkan kedamaian hidup bersama dan melakukan kerja sama dalam batas-batas tertentu. Hal tersebut dilakukan tanpa harus mengorbankan akidah dan ibadah yang telah diatur dan ditentukan secara rinci dan jelas dalam ajaran Islam. (han)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Hanna Hanifah
Tags: makna toleransiToleransitoleransi dalam islam


Related Posts

toleransi
CAHAYA PASUNDAN

Prinsip Toleransi dalam Al-Quran

30 Agustus 2024
toleransi
CAHAYA PASUNDAN

Toleransi sebagai Prinsip Metodologis

16 Agustus 2024
Kampanye “Toleransi Yes, Inklusi Sosial Yes!” Jadikan Toleransi dan Inklusi Sosial Kebiasaan Sehari-hari
PASJABAR

Kampanye “Toleransi Yes, Inklusi Sosial Yes!” Jadikan Toleransi dan Inklusi Sosial Kebiasaan Sehari-hari

29 November 2023

Recommended

Media Curacao: Patrick Kluivert akan Membunuh Harapan

Suporter Belanda Berikan Reaksi Penunjukan Kluivert oleh PSSI

4 bulan yang lalu
Makanan Protein untuk Diet yang Baik Dikonsumsi

Makanan Protein untuk Diet yang Baik Dikonsumsi

2 tahun yang lalu

Begini Dampak Zonasi bagi SMP Pasundan 6 Bandung

6 tahun yang lalu

Buffet Dinner yang Pas untuk Rayakan Chinese New Year

6 tahun yang lalu

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Bagnaia Tantang Marquez di MotoGP Thailand 2025
HEADLINE

Pernat: Bagnaia Masih Aman di Ducati

19 Mei 2025

www.pasjabar.com -- Kehadiran Marc Marquez di tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2025 memang jadi sorotan besar. Namun...

Arsenal Siap Beri Guard of Honour untuk Liverpool

Arsenal Runner-Up Lagi, Arteta: Mimpi Belum Padam!

19 Mei 2025
AC Milan Gagal Tampil di Eropa, Musim Suram Terulang

AC Milan Gagal Tampil di Eropa, Musim Suram Terulang

19 Mei 2025
Duel Scudetto: Napoli dan Inter Berebut Gelar Hingga Akhir

Duel Scudetto: Napoli dan Inter Berebut Gelar Hingga Akhir

19 Mei 2025
Wamenparekraf Apresiasi Program Bandung Punya Cerita

Wamenparekraf Apresiasi Program Bandung Punya Cerita

19 Mei 2025

Highlights

Duel Scudetto: Napoli dan Inter Berebut Gelar Hingga Akhir

Wamenparekraf Apresiasi Program Bandung Punya Cerita

Guru Besar FK Unpad Kritik Menkes Lewat Maklumat Padjadjaran

Inter Gagal Menang, Juara Serie A Bisa Ditentukan Lewat Playoff

DPKP Bandung Pangkas Pohon Antisipasi Musim Hujan

Gol Telat Villarreal Akhiri Rekor Tak Terkalahkan Barcelona

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.