Oleh: Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – (BANDUNG, (PR).) Sejak awal kehadirannya, Paguyuban Pasundan telah memberikan peran sejarah penting bagi kebangkitan masyarakat Sunda dan bangsa Indonesia. Namun ke depan, tantangan yang dihadapi organisasi kemasyarakatan tertua di tatar Sunda dalam mendukung kehidupan berbangsa dan bernegara, akan semakin berat.
“Sebagai organisasi kedaerahan tetapi berskala nasional, Paguyuban Pasundan dituntut untuk memberikan sumbangsih yang lebih besar karena kondisi kekinian bangsa dan negara membutuhkan bantuan menghadapi era global sekarang ini,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, dalam sambutannya pada acara Silaturahmi Ba’da Idulfitri 1432 H dan “Mapag Saabad Paguyuban Pasundan” di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Jalan Tamansari Bandung, Senin, (12/9).
Hadir pada acara tersebut antara lain, Ketua Dewan Pangaping Ginandjar Kartasasmita, Iwan Sulanjana (Ketua DPRD Jabar), Ny. Popong Otje Djundjunan (anggota DPR), Uu Rukmana (Wakil Ketua DPRD Jabar), Ny. Netty Prasetiyani Ahmad Heryawan, Dada Rosada (Wali Kota Bandung), Itoc Tohija (Wali Kota Cimahi), Nuriana (mantan Gubernur Jabar), H. Syafik Umar (Pemimpin Umum HU “PR”).
Tiga pilar
Menurut Didi, ada tiga pilar yang terus diusung dan dikembangkan Paguyuban Pasundan dari waktu ke waktu, yaitu pilar ekonomi, politik, dan hukum. Ketiga pilar tersebut harus menjadi satu kesatuan. Ekonomi yang menyejahterakan, politik yang mengawal kekuasaan agar tetap bijaksana dan arif, serta hukum yang adil penuh kewibawaan.
”Saat ini Paguyuban Pasundan sudah memiliki 45 cabang di tanah air. Bahkan ada cabang di Australia dan Amerika serta di beberapa negara di Asia,” ujar Didi.
Dalam bidang pendidikan, paguyuban mengelola tidak kurang dari empat ratus sekolah lanjutan dan pesantren serta empat perguruan tinggi. Di bidang ekonomi, Paguyuban Pasundan sudah membentuk koperasi dan mulai menjajaki bank perkreditan serta perumahan.
“Satu niatan yang kini sedang terus kami lakukan adalah membangun desa budaya di Desa Sukaratu, Kecamatan Gekbrong Cianjur. Desa budaya ini sudah mulai dikunjungi tamu dari Amerika, Uruguay, Kolombia, Australia, Argentina, India, dan negara lainnya,” ujar Didi.
Ketua Dewan Pangaping Ginandjar Kartasasmita menegaskan, keberadaan serta peran entitas daerah memiliki posisi amat penting. “Adalah keliru jika mempersepsi keberadaan daerah pada posisi yang menjadi ‘ancaman’ terhadap bangunan integrasi nasional, terlebih jika disandarkan pada kenyataan sosial bangsa Indonesia yang sangat majemuk, upaya penguatan kesadaran dalam banyak konteks bagi entitas daerah akan memberikan konstribusi serta jaminan bagi keutuhan nasional,” ujarnya. (han)