BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Paguyuban Pasundan menggelar acara penyerahan Anugerah Rancage dan Piagam Penghargaan kepada warga Paguyuban Pasundan berprestasi pada Selasa (20/8/2024).
Acara penyerahan Hadiah Sastra Rancage dan Piagam Penghargaan ini berlangsung di Gedung Mandala Saba dr. Djoendjoenan, Paguyuban Pasundan,
Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung, dan menjadi bagian dari rangkaian peringatan Milangkala Paguyuban Pasundan ke-111.
Acara yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting ini, termasuk Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan,
Ketua YPT Pasundan, Ketua YPDM Pasundan, Rektor dan Direktur Universitas Pasundan, dari Yayasan Kebudayaan Rancage, dari Kemendikbudristek,
serta perwakilan dari pemerintah Kota Bandung, menjadi momen penting untuk merayakan kontribusi dan prestasi para penulis sastra bahasa daerah dan para pengurus besar Paguyuban Pasundan.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si,
mengungkapkan kebanggaannya atas perjalanan panjang yang telah ditempuh Paguyuban Pasundan selama 111 tahun sejak didirikan pada 20 Juli 1913 oleh para mahasiswa kedokteran STOVIA di Batavia.
Ia menegaskan bahwa semangat perjuangan demi kemerdekaan Indonesia yang diusung sejak awal masih relevan hingga saat ini, terlebih dalam menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-79.
“111 tahun bukanlah waktu yang pendek, dan ini semua berkat dukungan Bapak Ibu yang telah berperan dalam memajukan Paguyuban Pasundan.
Hari ini, kita bukan hanya merayakan Milangkala Paguyuban Pasundan, tetapi juga menyambut kemerdekaan Indonesia yang ke-79,” ujarnya.
Sambutan juga disampaikan oleh Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage Erry Riyana Harja Pamengkas, S.E, yang menyoroti pentingnya Hadiah Sastra Rancage sebagai penghargaan tertinggi bagi karya sastra daerah.
“Tahun 2024 menandai penyelenggaraan Hadiah Sastra Rancage yang ke-36 sejak pertama kali diberikan pada tahun 1989,” ungkapnya.
“Sejak 1989, kami telah bekerja sama dengan 27 lembaga di seluruh Indonesia. Terima kasih kepada Paguyuban Pasundan atas kerja samanya, dan semoga ini terus berlanjut di masa mendatang,” pungkasnya.
Pj Wali Kota Bandung, dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Staf Ahli Walikota Bandung, menyampaikan apresiasi terhadap upaya pelestarian sastra daerah melalui Hadiah Sastra Rancage.
“Hadiah Sastra Rancage adalah penganugerahan bergengsi yang menjaga kekayaan leluhur kita. Saya berharap ini menjadi stimulus bagi generasi muda untuk tetap bangga dengan budaya daerahnya,” ujarnya.
Lalu sambutan dari Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof. H. Endang Aminudin Aziz, MA., Ph.D.,
menambahkan bahwa catatan perjuangan untuk melestarikan bahasa daerah akan segera diluncurkan pada Oktober mendatang.
“Tentu saja, gerak langkah yang kami kerjakan untuk revitalisasi bahasa daerah itu sambung-menyambung dengan yang dilakukan oleh Rancage.
Kerja sama saya dengan teman-teman di Rancage, teman-teman di Pakuyuban Pasakundan, walaupun tidak secara formal melalui organisasi, tapi gerakan di bawah itu adalah gerakan bersama,” katanya.
Acara ini kemudian dilanjutkan dengan penyerahan Hadiah Sastra Rancage kepada para pemenang. Untuk Sastra Sunda, penghargaan diberikan kepada Abdullah Mustappa dengan novelnya yang berjudul Carita Anu Duaan.
Sementara itu, Sastra Jawa diraih oleh Bu Ageung Cicit dengan novelnya Wit Tanjung Ngiringan Omah, dan
Sastra Bali diberikan kepada Carma Mira dengan novel Ngantosan Ulungan Bulan. Penghargaan Samsudi untuk bacaan anak-anak berbahasa Sunda diberikan kepada Ai Koraliati karya Si Timu.
Selain penyerahan Hadiah Sastra Rancage, ada juga pemberian penghargaan atau Layang Pangajen yang diberikan kepada Warga Paguyuban Pasundan yang berprestasi.
Pertama, Layang Pangajen Parama Dharma Guna yang diberikan kepada Ubun R. Kubarsyah dengan prestasi Karya Seni dan Komponis Indonesia.
Kedua yakni Layang Pangajen Pataka Riska Budaya yang diberikan kepada Gending Raspuzi, S.Pd., dengan prestasi meningkatkan budaya Sunda di Mancanegara melalui Pencak Silat.
Lalu ketiga, Layang Pangajen Pataka Riska Niaga untuk Prof. Dr. Asep Dedi Sutrisno, M.P., melalui prestasi membina dan meningkatkan UMKM di seluruh Indonesia.
Selanjutnya keempat, pemberian penghargaan Layang Pangajen Pataka Riska Wiraga kepada Dr. Agus Djumaedi M.Si melalui prestasi meningkatkan olahraga, khususnya Volly sebagai juara LI-VOLLY Divisi Utama.
Kelima, terakhir, ialah pemberian Layang Pangajen Pataka Riska Pandita untuk K.H. Dedi Mulyadi melalui prestasi mewadahi para mubaligh daerah di teater Jawa Barat yakni Korp Mubaligh Pasundan.
Acara penyerahan penghargaan ini menjadi penutup yang sempurna dalam rangkaian perayaan ulang tahun Paguyuban Pasundan, menegaskan komitmen kuat lembaga ini dalam melestarikan budaya dan bahasa daerah. (han)