Oleh: Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – (BANDUNG, (PR).) Tercerabutnya pembinaan karakter berbasis budaya dalam ruang sosial, khususnya dalam aspek pendidikan, menimbulkan keprihatinan. Untuk itu, harus muncul ada upaya konkret memperkuat karakter melalui khazanah budaya lokal, seperti kawih asuh barudak (lagu daerah khusus anak-anak).
“Kami, dari Paguyuban Pasundan, merasa ikut bertanggung jawab dalam memperkuat pendidikan karakter. Ini sejalan dengan visi misi organisasi kesundaan yang tahun ini genap berusia 103 tahun,” kata Ketua Umum Paguyuban Pasundan M Didi Turmudzi di Sekretariat Paguyuban Pasundan Jalan Sumatra 41, Jumat (27/5/2016).
Didi menuturkan, kawih asuh barudak atau kaulinan barudak sejak lama digunakan masyarakat Sunda dalam tata asuh dan tata didik bagi anak-anaknya. Tata asuh dan tata didik disajikan dalam pola permainan. “Kawih asuh barudak bukan sekadar sarana bermain. Di dalamnya termuat nilai-nilai kearifan, karakter, kreativitas, dan gerak yang akhirnya membentuk sosok anak berkarakter. Sayangnya, kawih ini sudah menghilang dalam keseharian anak-anak kita,” katanya.
Terkait hal itu, sekaligus dalam rangkaian milangkala, Paguyuban Pasundan akan menggelar Seminar dan Lokakarya Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Melalui Lagu Daerah Langgam Sunda-Cirebon-Betawi. “Acara berlangsung Sabtu (28/5/2016) di Mandala Saba Dr Djundjunan Gedung Paguyuban Pasundan, mulai pukul 10.00,” ujar Didi.
Seminar akan menghadirkan pembicara Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud RI Endang Caturwati dengan penyaji Titiek Puspa (penggagas dan kreator lagu-lagu anak nasional), Ubun R Kubarsah (penggagas dan kreator lagu-lagu anak berlanggam daerah), dan Syamsudin Hardjakusumah atau dikenal Sam Bimbo, Seminar akan diantarkan peneliti kesundaan Hawe Setiawan dan moderator Dian Hendrayana.
”Setelah seminar akan berlanjut lokakarya bagi guru SD, SMP, SMA/K di YPM Pasundan oleh tim fasilitator kawih asuh barudak. Mudah-mudahan materi dapat diseminasi dan dipelajari oleh seluruh sekolah di Jabar,” katanya.
Selain itu, pada Senin (30/5/2016), akan digelar diskusi bertema ”Reaktualisasi Ideologi Pancasila Dalam Masa Kekinian”. Diskusi menghadirkan pembicara Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir dan cendekiawan Yudi Latif dari Universitas Pancasila.
Pada 1 Juni 2016, Paguyuban Pasundan menggelar pengabdian kepada masyarakat di halaman Gedung Paguyuban Pasundan Jalan Sumatra. Ada pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan gratis serta pembagian 1.000 paket Ramadan kepada kaum duafa. (han)