HEADLINE

Aweuhan Pasundan: Bagian II Religi “Saatnya Momentum Perbaikan”

ADVERTISEMENT
Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. (foto: pasjabar)

Oleh: Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – (BANDUNG, (PR).) Ibadah Ramadan yang baru saja dilalui harus menjadi hikmah sekaligus pelajaran penting untuk menyelesaikan berbagai krisis dalam kehidupan sosial saat ini. Dua krisis yang terpenting dan patut menjadi perhatian adalah krisis kesundaan dan keislaman.

Demikian disampaikan Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan M Didi Turmudzi dalam pesannya pada Silaturahmi Paguyuban Pasundan dan lembaga pendidikan di bawah naungannya di Aula Mandala Sabha Sekretariat Paguyuban Pasundan Jalan Sumatra Kota Bandung, Senin (25/6/2018). Hadir pada acara tersebut sejumlah tokoh antara lain Tjetje Hidayat Padmadinata, Dindin S Maolani, Uu Rukmana, jajaran pengurus Paguyuban Pasundan dari tingkat pusat, hingga anak cabang, serta pimpinan lembaga pendidikan.

Menurut Didi, penanda paling nyata dari krisis kesundaan adalah kian memudarnya bahasa Sunda dari wacana keseharian. “Padahal, basa teh ciciren bangsa. Sudah saatnya kita bangkit dari krisis ini untuk merawat, menjaga, sekaligus mewariskan bahasa Sunda sebagai ciri dasar dari etnisitas,” katanya menegaskan.

Ia menjelaskan, krisis kebahasaan kemudian juga berdampak pada pudarnya ikatan solidaritas kesukubangsaan. Hal itu jelas menggejala pada melemahnya posisi tawar Ki Sunda dalam pentas politik nasional. “Ini pekerjaan rumah yang harus menjadi pertimbangan kita semua. Soliditas dan solidaritas Ki Sunda menjadi syarat bagi menguatnya posisi tawar kita dalam panggung politik nasional,” ujar Didi Turmudzi.

Krisis ketiga, ia menambahkan, adalah dari aspek simbol-simbol kultural. Simbol-simbol kesundaan kini hampir hilang di berbagai pelosok di Jawa Barat. “Suasana kebatinan, iklim, cara berpakaian, makanan, bangunan, dan adat istiadat yang dulu banyak diwarnai petatah-petitih kesundaan, semakin menguap. Anak-anak kita sudah meninggalkan kearifan lokal. Bukankah kearifan lokal itu yang sanggup mempertahankan teritorial. Melemahnya kearifan lokal juga bermakna lumpuhnya daya tangkal terhadap beragam ancaman yang datang,” ucapnya.

Kepemimpinan

Lebih jauh Didi menyampaikan bahwa saat ini juga menggejala krisis kepemimpinan informal di berbagai lapis dan strata sosial masyarakat. “Tak hanya secara regional tapi juga nasional. Kita saat ini kekurangan tokoh informal seperti Pak Jusuf Kalla (jauh sebelum menjadi wapres) yang menjadi tokoh penentu dinamika masyarakat Sulawesi Selatan yang penduduknya hanya sekitar 18 juta jiwa. Jabar dengan populasi 43 juta jiwa sudah kehilangan sosok pemimpin informal,” katanya.

Melahirkan kembali alternatif-alternatif kepemimpinan informal ini menjadi tugas bersama semua komponen, termasuk Paguyuban Pasundan dan ormas-ormas kesundaan dan sosial lainnya.

Bahwa saat ini Paguyuban Pasundan sudah menjadi rumah bersama iya. Namun, harus diakui, belum siap menjadi formasi yang bisa menggerakkan semua potensi dan komponen kesundaan. Sekali lagi, ini pekerjaan rumah kita semua,” ujarnya.

Didi juga menegaskan jika dalam pernyataannya Paguyuban Pasundan dinilai sebagai antiasing, hal itu jauh dari kenyataan sebenarnya, “Banyak yang salah tafsir, Kami justru ingin hidup bersama berkontribusi bagi kemajuan NKRI. Jangan justru saling mematikan. Keadilan sosial adalah inti dari nilai Pancasila yang harus diwujudkan bersama. Apalagi angka kesenjangan di Jabar melampaui angka nasional. Ini harus menjadi perhatian,” ucapnya. (han)

Hanna Hanifah

Recent Posts

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

4 jam ago

Pelajaran untuk Persib Usai Dipermalukan Port FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menelan pil pahit. Melawan Port FC dalam laga perdana Grup F AFC…

6 jam ago

Pengungsi Gempa Cibeureum Antre Panjang Demi Minuman Hangat

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Ratusan pengungsi gempa di Cibeureum, Kabupaten Bandung, rela mengantre panjang demi mendapatkan…

6 jam ago

Tenda Terpasang, Pengungsi Gempa Kertasari Masih Kekurangan Bantuan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Lebih dari 10 tenda pengungsian telah dipasang di lokasi evakuasi korban gempa…

7 jam ago

Port FC Permalukan Persib di Si Jalak Harupat

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menuai kekalahan saat menjamu Port FC dalam laga perdana Grup…

7 jam ago

Landak Jawa Ditemukan Berkeliaran di Jalan Padjadjaran Kota Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Seekor Landak Jawa ditemukan berkeliaran di kawasan Jalan Pajadjaran Kota Bandung. Hewan…

8 jam ago