WWW.PASJABAR.COM – Sejumlah negara di Asia Tenggara secara intens melakukan proses naturalisasi untuk memperkuat Timnas sepak bola negaranya.
Namun hal itu tidak berlaku bagi negara Vietnam. Jurnalis Vietnam mengatakan bahwa program naturalisasi sulit untuk diterapkan di negaranya karena beberapa alasan.
Quoc Phong yang merupakan salah satu jurnalis di Vietnam menyoroti tren naturalisasi yang terjadi di dunia sepak bola.
Bahkan beberapa negara Asia Tenggara sudah melakukan hal tersebut sejak lama dan berlangsung hingga kini.
Terhitung tim-tim seperti Timnas Malaysia, Timnas Filipina, Timnas Thailand, dan tentu saja Timnas Indonesia menggalakkan proses naturalisasi.
Hanya saja, ada beberapa perbedaan yang dilakukan oleh setiap tim ketika menggalakkan naturalisasi.
Di Filipina, proses itu terlihat lebih mudah karena mereka menerapkan dual citizenship atau berkewarganegaraan ganda untuk masyarakatnya.
Sementara di kubu Thailand dan Indonesia hampir mirip, kedua tim itu mendatangkan pemain yang memiliki garis keturunan negaranya.
Lalu, ada Malaysia yang juga menaturalisasi pemain keturunan dan non keturunan.
Ketika negara-negara itu sudah berbondong-bondong menerapkan proses tersebut, Timnas Vietnam hanya berjalan di tempat.
Dalam kurun waktu hampir delapan tahun terakhir, hanya ada dua nama saja yang didatangkan lewat proses tersebut.
Mereka adalah Dang Van Lam serta Filip Nguyen, keduanya juga berposisi sebagai kiper.
Usut punya usut, ternyata ada beberapa hal yang membuat Negeri Naga Biru kesulitan mengikuti para rivalnya.
Quoc Phong mengungkapkan bahwa Vietnam sejatinya banyak memiliki pemain keturunan di luar sana.
Namun, proses untuk mendapatkan status warga negara sangat sulit sejak dahulu.
Selain itu, Phong juga mengaku bahwa orang-orang keturunan negaranya juga tak banyak yang bisa mengolah si kulit bundar dengan baik.
Walhasil, hingga saat ini hanya ada nama Van Lam dan Filip Nguyen saja yang berhasil dinaturalisasi.
“Melihat ke Vietnam, kita juga mempunyai pemain-pemain yang berdarah campuran Vietnam,” kata Quoc Phong, dikutip dari Thanh Nien.
“Namun naturalisasi dulunya sangat sulit, dan kadang-kadang bahkan tampak mustahil untuk menjadi kenyataan.”
“Saya juga memahami bahwa tidak banyak pemain Vietnam yang pandai bermain sepak bola di luar negeri.”
“Sulit untuk menemukannya dan ketika ditemukan, pemain itu sendiri juga menemui beberapa kendala besar, sehingga proses naturalisasi menjadi sangat sulit karena peraturan yang ketat,” jelasnya.
Terkait rumitnya birokrasi, Phong mengambil contoh kasus Filip.
Awalnya, kiper berusia 32 tahun itu sudah lama diincar untuk masuk ke dalam skuad The Golden Star Warriors.
Akan tetapi, proses tersebut habis dimakan waktu, selain itu usia Filip juga bertambah seiring lambannya wacana naturalisasi.
Hingga pada akhirnya, sang kiper berpostur 192 cm itu baru mendapat kesempatan membela Timnas Vietnam pada awal 2024.
Kemampuannya di bawah mistar gawang pun sudah berkurang seiring bertambahnya usia.
“Contohnya adalah kiper Filip Nguyen, dia dianggap sebagai pemain yang sangat bertalenta.”
“Namun prosedur naturalisasinya tertunda beberapa tahun, yang mungkin tidak baik bila usia produktif pemain (bermain di level tinggi) tidak terlalu lama,” pungkas Phong.