BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa tujuh provinsi di Indonesia saat ini sedang mengalami kekeringan ekstrem akibat tidak adanya hujan selama lebih dari dua bulan.
Berdasarkan laporan dari situs BMKG pada Rabu (18/9/2024), dilansir dari Antara, ada 38 daerah di tujuh provinsi di Indonesia yang terkena dampak kekeringan ini.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak, dengan beberapa daerah seperti Kota Kupang tidak mengalami hujan selama 144 hari, Sumba Timur selama 141 hari, Sabu Raijua 128 hari, dan beberapa daerah lainnya seperti Kupang, Lembata, dan Timor Tengah Selatan yang juga mengalami kekeringan selama lebih dari 70 hari.
Kekeringan serupa juga melanda beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur, termasuk Jember, Kota Probolinggo, Pasuruan, dan Situbondo, yang semuanya mengalami kekeringan lebih dari 130 hari.
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) juga terdampak, terutama di wilayah Bima dan Lombok Timur.
Sulawesi Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Banten juga mengalami kekeringan di beberapa daerah, seperti Makassar, Bantul, Gunungkidul, Ciamis, Cirebon, hingga Pandeglang, dengan periode tanpa hujan bervariasi antara 65 hingga 68 hari.
Menurut Prakirawan BMKG, Andika Hapsari, sekitar 64 persen wilayah Indonesia saat ini berada dalam musim kemarau, sementara 36 persen sisanya masih mengalami musim hujan.
Wilayah-wilayah yang mengalami musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, dan sebagian besar wilayah lainnya di Indonesia. (han)