BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Kota Bandung mengadakan kegiatan Mapag Hujan (Maraton Bebersih Walungan dan Susukan) pada Jumat (20/9/2024).
Kegiatan Mapag Hujan ini dihadiri secara resmi oleh Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Eric M. Attauriq.
Program ini bertujuan untuk mengintensifkan gerakan bersih-bersih sungai dan drainase serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan menjelang musim hujan.
“Kota Bandung setiap musim hujan masih dilanda banjir. Masalahnya kompleks, tapi yang paling penting kita sudah melakukan perbaikan demi perbaikan,” jelas Eric, dikutip dari situs resmi Pemkot Bandung.
Ia menyatakan bahwa volume genangan banjir di Kota Bandung saat ini sudah jauh berkurang.
Dari lebih dari 99 ribu meter kubik pada tahun 2015, volume genangan pada musim hujan tahun lalu (2023) menyusut menjadi lebih dari 62 ribu meter kubik, sehingga tersisa 36 ribu meter kubik.
“Penurunan terlihat pada jumlah area banjir. Pada 2020 ada 21 titik area banjir, di tahun 2023 tercatat hanya tujuh titik banjir,” tambahnya.
Pemkot Bandung telah membangun 13 kolam retensi dari tahun 2015 hingga 2024, yang terbagi ke dalam 12 sub-das sungai Citarum dan 46 anak sungai.
Namun, Eric menekankan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Dengan morfologi dan tren pembangunan, Kota Bandung idealnya memiliki 30 kolam retensi sebagai pengendali banjir. Sungai-sungai yang mengalir masih perlu dikeruk dari sedimentasi agar tetap dalam dan bisa menampung air hujan dengan curah tinggi, atau tidak overload air,” ujarnya.
Oleh karena itu, kegiatan Mapag Hujan dilakukan setiap menjelang musim hujan. Ini adalah tradisi baik yang terus dipelihara dengan melibatkan semua elemen masyarakat dari tingkat kota hingga kecamatan, kelurahan, dan RT/RW.
“Mapag Hujan adalah gerakan bersama, dilakukan secara masif, dan untuk kebaikan bersama. Oleh karena itu, partisipasi warga sangat penting. Warga bisa berkontribusi dalam kegiatan ini dengan ikut berpartisipasi mengeruk sedimentasi dan membersihkan sampah di selokan, gorong-gorong, dan sungai-sungai kecil,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi, menambahkan bahwa Mapag Hujan merupakan bagian dari optimalisasi yang melibatkan pentahelix.
“Pembangunan harus pentahelix. Akademisi, media, pemerintah, pengusaha, komunitas, dan masyarakat harus terlibat,” ungkapnya.
Sementara itu, Project Lead River Cleanup Indonesia, Egar Anugrah, menyatakan bahwa keberadaan River Cleanup merupakan gerakan untuk menciptakan kota yang lebih nyaman.
“Ini sebuah pergerakan kecil, karena niat tidak boleh berhenti, sehingga ada keberlanjutan. Bahwa kami tidak hanya bersih-bersih saja, tapi mengubah perilaku,” tuturnya.
Kegiatan Mapag Hujan juga dilaksanakan serentak oleh seluruh UPT DSDABM bersama masyarakat dan komunitas, termasuk UPT Bojonegara, UPT Cibeunying, UPT Tegalega, UPT Karees, UPT Ujungberung, UPT Gedeage, dan UPT Daerah Aliran Sungai (DAS). (han)