Oleh: Firdaus Arifin, Dosen YPT Pasundan Dpk FH Unpas (Sumpah Pemuda)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pada 28 Oktober 1928, sebuah deklarasi bersejarah lahir dari para pemuda nusantara: Sumpah Pemuda. Kala itu, para pemuda dari berbagai latar belakang budaya, bahasa, dan daerah bersatu untuk meneguhkan cita-cita kebangsaan. Deklarasi ini bukan sekadar suara lantang persatuan, tetapi juga representasi harapan bagi masa depan bangsa Indonesia yang merdeka. Sumpah Pemuda menjadi momentum kebangkitan kesadaran nasional, dan di dalamnya, pemuda Sunda turut memainkan peran dalam memperkokoh kebangsaan.
Sebagai bagian dari komunitas budaya yang kaya, pemuda Sunda memiliki warisan nilai-nilai luhur yang turut membentuk wajah Indonesia. Nilai gotong royong, tenggang rasa, serta bahasa yang halus dan penuh sopan santun, merupakan sebagian dari kekayaan yang diwarisi oleh pemuda Sunda. Semua nilai ini membentuk identitas yang kuat, sekaligus menjadi tantangan bagi generasi muda Sunda untuk menjaga dan melestarikannya dalam dunia yang terus berubah. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin deras, bagaimana pemuda Sunda hari ini dapat menghidupkan kembali semangat Sumpah Pemuda?
Tantangan Zaman
Kebangkitan pemuda Sunda di era modern ini tidak hanya berarti kembali ke nilai-nilai lama, tetapi lebih pada bagaimana mereka memadukan nilai-nilai tersebut dengan perubahan zaman. Generasi muda Sunda harus bisa menjadi penjaga tradisi sekaligus inovator. Mereka dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, globalisasi, dan modernisasi tanpa kehilangan jati diri mereka sebagai bagian dari budaya Sunda.
Hari ini, kita melihat banyak pemuda Sunda yang memanfaatkan teknologi untuk menjaga budaya. Misalnya, dengan digitalisasi naskah-naskah kuno Sunda, pelestarian seni tradisional lewat media sosial, atau membuat konten edukatif mengenai budaya Sunda dalam format yang lebih modern. Pemuda Sunda menggunakan platform-platform ini bukan sekadar untuk bernostalgia, tetapi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa budaya Sunda memiliki tempat di tengah kemajuan zaman. Melalui cara ini, mereka tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memperkenalkannya kepada generasi yang lebih muda, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Tetapi di balik itu semua, mempertahankan jati diri Sunda di tengah arus budaya asing tetaplah bukan perkara mudah. Dunia digital telah membuka ruang tanpa batas, di mana budaya asing dapat dengan mudah mengaburkan identitas lokal. Dalam kondisi ini, pemuda Sunda harus mampu menghadapi tantangan dengan kebijakan yang berakar pada budaya mereka, tetapi tetap berpikiran terbuka. Inilah esensi kebangkitan pemuda Sunda: bukan hanya untuk mempertahankan, tetapi juga untuk menyesuaikan budaya dengan perubahan zaman.
Nilai Dasar Sunda
Dalam masyarakat Sunda, gotong royong dan welas asih merupakan nilai dasar yang selalu dipegang teguh. Semangat kebersamaan dan empati ini menjadi landasan yang kokoh untuk membangun solidaritas sosial. Nilai-nilai ini bisa menjadi solusi bagi banyak tantangan sosial di era modern yang semakin individualistis. Pemuda Sunda diharapkan bisa menghidupkan kembali semangat ini dengan cara-cara yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Kita melihat semakin banyak komunitas pemuda Sunda yang mendirikan organisasi sosial dan kegiatan amal untuk membantu masyarakat sekitar. Misalnya, ada gerakan untuk membantu warga di desa-desa terpencil, kegiatan bakti sosial, hingga komunitas literasi untuk anak-anak yang kurang mampu. Mereka menghidupkan nilai gotong royong dalam bentuk yang lebih modern dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Dengan semangat welas asih, mereka mampu membangun solidaritas antar masyarakat, bukan hanya antar pemuda Sunda, tetapi juga dengan komunitas lain di Indonesia.
Gotong royong dan welas asih juga bisa diterapkan dalam dunia pendidikan dan teknologi. Pemuda Sunda di dunia pendidikan, misalnya, bisa berbagi ilmu dan keahlian mereka dengan cara mengajar atau memberikan pelatihan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan begitu, kebangkitan pemuda Sunda tidak hanya terbatas pada budaya, tetapi juga merambah ke bidang-bidang lain yang bermanfaat untuk masyarakat luas.
Kebangkitan Baru
Sumpah Pemuda bukanlah sekadar peristiwa historis, melainkan panggilan bagi generasi muda untuk terus memelihara keutuhan dan kekayaan bangsa. Deklarasi ini merupakan simbol kebangkitan pemuda dari berbagai daerah yang menanggalkan perbedaan demi persatuan. Semangat ini sangat relevan bagi pemuda Sunda hari ini yang harus bisa menjaga keutuhan identitas mereka tanpa terjebak dalam ego kedaerahan. Dalam semangat kebangkitan, pemuda Sunda tidak hanya diharapkan sebagai penjaga budaya lokal, tetapi juga sebagai inovator yang dapat membawa nilai-nilai lokal tersebut ke dalam konteks global.
Pemuda Sunda dapat menunjukkan bahwa nilai-nilai tradisi bisa berjalan beriringan dengan inovasi modern. Mereka bisa menjadi teladan bagi pemuda-pemuda lain di Indonesia, bahwa identitas budaya bukanlah beban yang harus dipikul, melainkan sumber kekuatan. Tradisi Sunda memiliki banyak pelajaran yang relevan dengan kehidupan modern, mulai dari etika sosial hingga nilai-nilai kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat Sunda.
Peran Pemuda Sunda
Dalam upaya memaknai Sumpah Pemuda, pemuda Sunda harus menyadari perannya dalam membentuk masa depan bangsa. Kebangkitan pemuda Sunda bukanlah sekadar romantisme akan masa lalu, melainkan sebuah tekad untuk membawa perubahan yang berakar pada nilai-nilai budaya. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, pemuda Sunda harus mampu berpikir secara nasional, tanpa melupakan akar budaya mereka. Dalam dunia yang semakin terhubung, identitas lokal bisa menjadi modal yang berharga.
Dengan demikian, kebangkitan pemuda Sunda bukanlah hanya soal melestarikan bahasa atau tradisi, tetapi juga soal bagaimana mereka bisa berkontribusi secara nyata bagi kemajuan bangsa. Pemuda Sunda diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang mampu memadukan nilai-nilai budaya dengan inovasi modern. Mereka bisa berperan dalam berbagai bidang, baik itu di dunia pendidikan, sosial, maupun teknologi, dengan tetap berpegang pada identitas budaya Sunda.
Hari ini, ketika kita memperingati Sumpah Pemuda, mari kita merenungkan kembali peran pemuda Sunda dalam membangun kebangkitan yang berlandaskan pada kearifan lokal. Kebangkitan ini bukan hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mewujudkan perubahan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Pemuda Sunda, dengan segala kekayaan tradisi yang mereka miliki, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang tetap berakar pada budaya namun berpikiran maju.
Kebangkitan pemuda Sunda adalah komitmen untuk terus melanjutkan perjuangan dengan semangat yang sama namun dalam wujud yang berbeda. Mereka diharapkan bisa menghidupkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda, menjadi penjaga persatuan, dan mewujudkan cita-cita luhur bangsa. Dengan penuh kesadaran, mari kita lanjutkan estafet kebangkitan ini, bahwa pemuda Sunda bukan sekadar pewaris budaya, tetapi juga penggerak perubahan yang membawa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat dan berbudaya. (han)