CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Rabu, 5 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Menolak Pilkada oleh DPRD

Hanna Hanifah
17 Desember 2024
Pilkada

Warga penyandang disabilitas didampingi pendamping melakukan proses pencoblosan pada Pilkada serentak 2024 di TPS 002, Gedung Serba Guna Wiyataguna, Jln. Pajajaran, Kota Bandung, Rabu (27/11/2024). (foto: pasjabar)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT
Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dpk FH UNPAS, Firdaus Arifin. (foto: pasjabar)

Oleh: Firdaus Arifin, Dosen YPT Pasundan Dpk. FH Unpas (Pilkada)

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Wacana mengembalikan mekanisme pemilihan kepala daerah (pilkada) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kembali muncul dalam diskursus politik nasional. Argumen yang diusung para pendukung gagasan ini adalah bahwa pemilihan kepala daerah langsung menimbulkan berbagai persoalan, seperti biaya politik yang mahal, korupsi kepala daerah, hingga politik uang yang menggerogoti demokrasi kita. Namun, apakah benar solusi itu terletak pada menghapus partisipasi langsung rakyat dalam memilih pemimpin daerah?

Saya berpendapat bahwa wacana ini adalah langkah mundur dalam demokrasi. Pilkada langsung, meskipun penuh tantangan, tetap menjadi ruang partisipasi politik rakyat yang hakiki. Menyerahkan proses itu kembali ke DPRD tidak hanya mengingkari esensi demokrasi, tetapi juga membuka pintu yang lebih lebar bagi oligarki politik lokal dan praktik transaksional yang tidak kalah berbahaya.

Demokrasi Substansial

Pilkada langsung lahir dari semangat reformasi yang ingin mengembalikan kedaulatan kepada rakyat. Sebelum tahun 2005, kepala daerah dipilih oleh DPRD, sebuah mekanisme yang sering menjadi lahan subur bagi politik uang dan lobi-lobi elite. Alih-alih menghasilkan pemimpin yang berintegritas, model ini lebih sering melahirkan pemimpin yang hanya menjadi representasi kepentingan elite lokal.

Baca juga:   Strategi Kebijakan dan Organisasi Kepala Daerah Baru

Dalam sistem pilkada langsung, rakyat memiliki hak untuk menentukan pemimpin mereka. Hak ini tidak hanya memperkuat legitimasi politik kepala daerah, tetapi juga memperkuat rasa kepemilikan rakyat atas jalannya pemerintahan daerah. Proses ini, meskipun mahal dan kadang berisiko, menjadi bagian penting dari pendidikan politik masyarakat.

Menghapus pilkada langsung sama saja dengan mengurangi keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan politik. Kita akan kembali ke masa ketika politik lokal hanya menjadi permainan elite. Jika alasan utamanya adalah korupsi kepala daerah, bukankah itu lebih merupakan masalah sistem pengawasan dan penegakan hukum ketimbang bentuk pemilihan?

Mitos Biaya Politik Mahal

Argumen bahwa pilkada langsung memicu biaya politik mahal sering digunakan untuk mendukung kembalinya pilkada oleh DPRD. Memang benar, biaya politik dalam pilkada langsung seringkali tidak rasional, namun itu bukan alasan untuk menghapus mekanismenya. Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah reformasi menyeluruh terhadap aturan main pilkada.

Baca juga:   Sidang Doktor Ilmu Manajemen Unpas Somi Mohamad Yunus: CASA Electronic Banking

Penguatan peran partai politik sebagai institusi pengusung calon kepala daerah harus menjadi fokus utama. Partai politik seharusnya mampu menyeleksi calon dengan basis integritas dan kapasitas, bukan berdasarkan kemampuan finansial. Selain itu, pengaturan dana kampanye, pengawasan politik uang, dan pemberantasan korupsi politik harus diperketat.

Sebaliknya, pilkada oleh DPRD justru lebih rawan terhadap manipulasi politik. Biaya politik yang mahal tidak serta-merta hilang, tetapi bergeser menjadi praktik lobi politik yang tertutup dan sulit diawasi publik. Transaksi politik akan lebih tersembunyi, tetapi dampaknya terhadap pemerintahan daerah bisa lebih destruktif.

Oligarki Politik

Pilkada oleh DPRD cenderung memperkuat kekuasaan elite lokal. Kepala daerah yang dipilih oleh DPRD lebih berorientasi pada kepentingan kelompok kecil di legislatif daripada memenuhi kebutuhan rakyat. Hal ini membuka ruang lebih besar bagi praktik oligarki, di mana kekuasaan hanya dikuasai oleh segelintir orang.

Model seperti ini juga bertentangan dengan prinsip desentralisasi yang diusung oleh reformasi. Desentralisasi bukan hanya tentang pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah, tetapi juga soal distribusi kekuasaan dari elite kepada rakyat. Pilkada langsung adalah manifestasi nyata dari desentralisasi politik yang demokratis.

Baca juga:   Menwa Unpas Gelar Webinar Bertajuk Pendidikan Militer Untuk Mahasiswa

Reformasi, Bukan Mundur

Alih-alih kembali ke pilkada oleh DPRD, sebaiknya pemerintah dan DPR berfokus pada perbaikan mekanisme pilkada langsung. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti memperbaiki tata kelola partai politik, mengatur mekanisme pembiayaan kampanye yang lebih transparan, memperkuat pengawasan penyelenggaraan pilkada, hingga meningkatkan peran pengadilan khusus pemilu.

Kita tidak boleh melupakan bahwa demokrasi adalah proses yang membutuhkan konsistensi dan penguatan berkelanjutan. Pilkada langsung, meski belum sempurna, adalah bagian penting dari proses tersebut. Menyerah pada tantangan dan kembali ke model lama hanya akan menciptakan masalah baru.

Akhirnya, demokrasi bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga tentang keterlibatan rakyat dalam proses politik. Menolak pilkada oleh DPRD adalah menolak langkah mundur dalam demokrasi kita. Masa depan bangsa ini tidak boleh ditentukan hanya oleh segelintir elite, tetapi oleh suara rakyat yang merdeka. (han)

Print Friendly, PDF & Email
Editor:
Tags: Opinipilkadaunpas


Related Posts

unpas
HEADLINE

Mahasiswi Unpas Terpilih Jadi Google Student Ambassador 2025

31 Oktober 2025
unpas
PASKESEHATAN

Unpas Gelar Gebyar Cek Kesehatan Gratis untuk Akademika Kampus

30 Oktober 2025
Ngawula
HEADLINE

Ngawula ku Kawasa, Lain Ngawasaan ku Kawasa

30 Oktober 2025

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” karya LS Dwi Murni tampil di Bandung, angkat isu pernikahan anak dan penyalahgunaan kuasa lewat pesan moral dan budaya. (Eci/pasjabar)
HEADLINE

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” Angkat Isu Sosial di Rumentang Siang Bandung

4 November 2025

Bandung, www.pasjabar.com -- Isu sosial tentang penyalahgunaan kuasa dan pelanggaran etika dalam masyarakat diangkat lewat pertunjukan sandiwara...

Kiper AC Milan, Mike Maignan, merayakan golnya di akhir pertandingan Serie A Italia antara AC Milan dan AS Roma di Stadion San Siro, Milan, pada 2 November 2025. (Isabella BONOTTO / AFP)

Mike Maignan Bersinar, Tapi AC Milan Terancam Kehilangan Sang Kiper!

4 November 2025
Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, harus mengakui keunggulan Mia Blichfeldt dari Denmark pada final Hylo Open 2025 di Saarbruecken, Jerman, 2 November 2025. (TANGKAPAN LAYAR BWF TV)

Mia Blichfeldt Taklukkan Putri KW, Juara Hylo Open 2025!

4 November 2025
Angin puting beliung terjang Ujung Berung, Bandung. Puluhan rumah rusak, pohon tumbang, dan warga panik. Petugas BPBD lakukan evakuasi dan pembersihan. (Uby/pasjabar)

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

4 November 2025
Persib vs Selangor

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

4 November 2025

Highlights

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

Luis Enrique Siap Tantang Dominasi Bayern di Parc des Princes

Arne Slot Waspadai Aksi Gila Vinicius Junior di Anfield!

Biaya Haji 2026 Turun Dua Juta Rupiah

Malam Ini Timnas Indonesia U-17 Hadapi Zambia di Piala Dunia U-17 2025 Qatar

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.