BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kabupaten Bandung Barat terus berinovasi dalam menekan angka stunting dengan menerapkan sistem informasi manajemen berbasis digital di Posyandu.
Salah satu implementasi yang dilakukan di Posyandu Gelatik RW 12, Kelurahan Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, telah membuktikan efisiensi dan akurasi yang signifikan dalam pencatatan serta pelaporan data kesehatan balita.
Stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 21,6% pada 2022. Kabupaten Bandung Barat sendiri menempati peringkat ketiga tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh tim dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, pada Juli 2024 lalu dilakukan sosialisasi dan pelatihan pencatatan digital menggunakan Google Form kepada para kader posyandu.
Tim pelaksana, Ayu Laili Rahmiyati, menyampaikan bahwa penerapan sistem informasi digital mampu memangkas waktu pengolahan data dari tiga hari menjadi hanya satu hari.
“Sebelumnya, pencatatan manual sangat rawan kesalahan dan memakan waktu lama. Dengan sistem digital, kami berhasil meningkatkan kecepatan pelaporan sekaligus meminimalkan kesalahan pencatatan,” ujar Ayu.
Lebih dari itu, sebanyak 85% kader yang sebelumnya tidak familiar dengan teknologi kini mampu menggunakan sistem digital untuk mencatat data balita.
“Para kader menunjukkan antusiasme tinggi dalam pelatihan ini. Mereka merasa terbantu dengan proses pencatatan yang lebih efisien,” tambah Susilowati, anggota tim pengabdian.
Meskipun berhasil diterapkan, sistem ini tidak lepas dari tantangan, terutama keterbatasan infrastruktur teknologi seperti akses internet dan perangkat komputer.
“Beberapa posyandu masih kekurangan perangkat pendukung seperti laptop dan jaringan internet stabil. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar semua posyandu bisa menikmati manfaat digitalisasi,” jelas Dzul Akmal, salah satu anggota tim pelaksana.
Dukung Zero New Stunting
Implementasi sistem informasi manajemen ini sejalan dengan target pemerintah untuk menurunkan angka stunting melalui data yang lebih akurat dan cepat.
“Dengan data yang valid, evaluasi dan tindakan pencegahan bisa dilakukan lebih efektif. Kami berharap sistem ini dapat direplikasi di seluruh posyandu di Kabupaten Bandung Barat,” pungkas Ayu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat diharapkan terus mendukung pengembangan sistem ini dengan menyediakan infrastruktur teknologi yang memadai dan pelatihan lanjutan bagi para kader. Upaya ini diyakini mampu membawa Kabupaten Bandung Barat lebih dekat menuju zero new stunting. (tiwi)