BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Menjelang akhir tahun 2024, Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama jajaran asisten, kepala perangkat daerah, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kembali melaksanakan program Rembug Bedas di tiga desa di Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, pada Senin (30/12/2024).
Kegiatan ini dilakukan di Desa Tanjunglaya (Rembug Bedas ke-205), Desa Cikancung (Rembug Bedas ke-206), dan Desa Cihanyir (Rembug Bedas ke-207).
Setelah Pemilu Serentak 27 November 2024, Bupati Dadang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mempererat silaturahmi dengan para Ketua RT, RW, kepala desa, aparat desa, Ketua BPD, Ketua LPMD, kader PKK, Ketua MUI Desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Ketua Karang Taruna Desa, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini jajaran Forkopimcam Cikancung beserta masyarakat yang menyambut antusias kehadiran Bupati Dadang Supriatna.
Bupati menjelaskan bahwa Rembug Bedas kali ini merupakan agenda yang sempat tertunda akibat gempa bumi di Kertasari pada 18 September 2024.
“Saya ingat, sehingga hari Senin ini Rembug Bedas bisa dilaksanakan di Kecamatan Cikancung,” ucapnya saat berada di Desa Cikancung.
Laporan Kinerja
Dalam kesempatan itu, Kang DS, sapaan akrabnya, menyampaikan laporan kinerja selama 3,5 tahun menjabat sebagai Bupati Bandung.
Ia memaparkan, “Apa yang sudah dilaksanakan, di antaranya 13 program prioritas sudah berjalan. Salah satunya insentif guru ngaji dengan anggaran Rp 109 miliar per tahun, anggaran paling besar se-Indonesia. Di daerah lain paling besar Rp 15 miliar.”
Selain itu, ia juga menjelaskan tentang program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan yang diinisiasi.
Untuk mengatasi praktik bank emok yang masih banyak ditemukan di Kabupaten Bandung.
“Selama 3,5 tahun sudah menyelesaikan 5 rumah sakit. Selain itu, program Besti (Beasiswa Ti Bupati), peningkatan insentif RT, RW, Linmas, BPD, LPMD, dan 20 kader PKK di setiap desa. Namun untuk tahun 2025, semua kader PKK akan mendapatkan insentif dan BPJS Ketenagakerjaan. Pemerintah sudah menganggarkan untuk 51.000 kader PKK mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan. Mulai Januari 2025, semua kader PKK mendapatkan insentif,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa perangkat desa lainnya, seperti RT, RW, kepala desa, dan BPD, yang sebelumnya sudah mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan, akan menerima tambahan manfaat di tahun 2025.
“Mulai Januari 2025, jika ada yang meninggal dunia ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta ditambah Rp 174 juta untuk biaya pendidikan (beasiswa) ahli warisnya. Sehingga totalnya sebesar Rp 216 juta,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kang DS mengungkapkan bahwa sejak program ini diluncurkan, sudah tercatat 840 penerima manfaat yang meninggal dunia dan 16 kasus kecelakaan kerja.
“Namun mulai Januari 2025, ada jaminan hari tua dari program BPJS Ketenagakerjaan itu. Penerima manfaatnya adalah RT, RW, perangkat desa, kepala desa, BPD. Khusus untuk 20 kader PKK bisa mendapatkan jaminan hari tua. Namun untuk di luar 20 kader PKK belum termasuk jaminan hari tua. Tapi insentif diberikan. Jadi prosesnya bertahap,” ujarnya.
Komitmen Melalui Beragam Program
Bupati menyatakan komitmennya untuk menyejahterakan masyarakat melalui berbagai program.
“Selama 3,5 tahun, APBD Kabupaten Bandung yang awalnya Rp 4,6 triliun naik jadi Rp 7,52 triliun. PAD naik, IPM naik, dan dibuktikan sampai hari ini sudah mendapatkan 426 penghargaan selama 3,5 tahun,” ungkapnya.
Ia juga mempromosikan program pertanian dengan pola distribusi pupuk langsung kepada gapoktan, tanpa melalui agen.
Tahun 2025, pemerintah akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk petani. Termasuk Rp 25 miliar sebagai hibah dan Rp 19 miliar untuk program pinjaman dana bergulir tanpa bunga.
“Jika gapoktan tak punya anggaran untuk menebus pupuk, kami sudah menyiapkan program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Makanya, nanti akan kita tingkatkan program pinjaman ini sampai Rp 100 miliar. Tujuannya ke depan kami ingin menciptakan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Untuk menciptakan lapangan kerja, Bupati menargetkan 10.000 lapangan usaha dalam 100 hari kerja.
“Maka insya Allah, 100 hari kerja nanti di antaranya kita akan menciptakan 10.000 lapangan usaha,” katanya.
Ia juga memberikan contoh konkret dengan menyiapkan 50 warga Desa Cikancung untuk bekerja di Jepang dan Korea.
Serta pelatihan bagi ibu-ibu yang ingin menjadi makeup artist atau bekerja di perusahaan.
“Kami ingin menciptakan lapangan kerja, supaya masyarakatnya sejahtera,” ujarnya.
Kang DS percaya bahwa jika 5 persen masyarakat Desa Cikancung menjadi pengusaha, kesejahteraan warga akan meningkat.
“Namun apalagi jika pengusahanya ingat dalam kewajibannya itu, untuk mengeluarkan zakat mal,” tutupnya. (fal)