CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Minggu, 16 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home PASKESEHATAN

Kelor (Moringa oleifera) Si “Superfood” Ampuh Menurunkan Kadar Glukosa Darah, Sahabat Pasien Diabetes Mellitus

Tiwi Kasavela
6 Januari 2025
Kelor (Moringa oleifera) Si “Superfood” Ampuh Menurunkan Kadar Glukosa Darah, Sahabat Pasien Diabetes Mellitus

Daun kelor (ist)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Diabetes Mellitus Kelor (Moringa oleifera) Si “Superfood”

Ditulis oleh Susilowati: Dosen, Peneliti & Penulis (L2Dikti4 Jabar Banten

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan kronis dalam metabolisme

protein, lemak, dan karbohidrat. Penyakit DM digambarkan sebagai peningkatan glukosa darah setelah makan

jenis apa pun, terutama jenis karbohidrat.

Penyebab DM adalah kekurangan atau malfungsi insulin. Perkiraan global prevalensi DM pada kelompok usia 20–

79 tahun adalah 463 juta pada tahun 2019 dan angka ini diperkirakan akan mencapai 700 juta pada tahun 2045.

Penyakit DM tipe 2 (DMT2) adalah kelainan metabolik kronis yang mencakup sekitar 90% kasus DM yang ada.

Beberapa tanda DMT2 meliputi kadar glukosa darah tinggi, resistensi insulin pada otot, hati, dan jaringan adiposa, dan defisiensi relatif sekresi insulin dari pankreas.

Pasien dengan DM sering mengalami komplikasi serius termasuk dislipidemia dan penyakit kardiovaskular, yang

merupakan penyebab utama meningkatnya kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) mereka.

Penyakit DM memerlukan diagnosis dini, pengobatan, dan perubahan gaya hidup. Penyakit DM menyerang

banyak orang di abad ke-21 dan menjadi penyebab kematian kelima.

Prevalensi yang tinggi, patogenesis yang bervariasi, proses progresif, dan komplikasi DM menyebabkan kebutuhan mendesak akan perawatan yang efektif.

Kelor (Moringa oleifera) Si “Superfood”

Saat ini, berbagai perawatan, seperti terapi insulin, farmakoterapi, dan terapi diet, tersedia untuk mengendalikan

DM. Ada beberapa jenis obat penurun glukosa yang memberikan efek anti-diabetes melalui mekanisme yang berbeda.

Mekanisme ini meliputi stimulasi sekresi insulin oleh obat sulfonilurea dan meglitinida, peningkatan absorpsi

glukosa perifer oleh biguanida dan tiazolidinedion, penundaan absorpsi karbohidrat dari usus oleh alfa-glukosidase, dan penurunan glukoneogenesis hati.

Dalam tiga dekade terakhir, meskipun ada kemajuan signifikan yang dicapai dalam pengobatan DM, hasil

pengobatan pada pasien masih jauh dari sempurna.

Pengobatan ini memiliki beberapa kelemahan, termasuk resistensi obat), efek samping, dan bahkan toksisitas.

Baca juga:   Manfaat Puasa Ramadan Secara Ilmiah Menurut Pakar

Selain itu, efek samping obat dan interaksinya satu sama lain harus dipertimbangkan oleh staf medis.

Banyak riset meneliti produk alami termasuk tanaman tropis/subtropis dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati pasien dengan DM dan komplikasi terkaitnya karena asal usulnya yang alami dan dengan demikian

efek sampingnya relatif terbatas dibandingkan dengan obat-obatan.

Sebagian besar tanaman mengandung karotenoid, flavonoid, terpenoid, alkaloid, glikosida dan sering kali memiliki efek anti-diabetes.

Efek anti-hiperglikemik yang dihasilkan dari perawatan dengan tanaman sering kali disebabkan oleh

kemampuannya untuk meningkatkan kinerja jaringan pankreas, yang dilakukan dengan meningkatkan sekresi

insulin atau mengurangi penyerapan glukosa di usus.
Moringa oleifera Lam. (MO), umumnya disebut sebagai “drumstick tree,” “horseradish tree,” or “miracle tree”,

atau di Indonesia dikenal sebagai “pohon kelor,” termasuk dalam famili tanaman berbunga Moringaceae dan

dibudidayakan secara luas di Amerika, Afrika, Asia (termasuk di negara Indonesia).

Diabetes Mellitus Kelor (Moringa oleifera) Si “Superfood”

Berbagai macam khasiat nutrisi dan obat telah ditunjukkan pada daun, biji, bunga, dan kulit kayunya. Daunnya,

misalnya, umumnya dikonsumsi sebagai sayuran dan suplemen nutrisi; bijinya diambil segar, dikeringkan atau

sebagai teh panggang (roasted tea).

Daun dan biji MO kaya akan protein, lipid, vitamin, mineral, dan fitokimia, dan telah digunakan untuk mengobati

dan melindungi terhadap berbagai penyakit termasuk peradangan, karsinoma, gangguan hepatorenal dan kardiovaskular, dan DM.

Bukti kumulatif telah menunjukkan peran MO yang berpotensi bermanfaat dalam metabolisme glukosa dan lipid.

Semua kandungan gizi yang terdapat pada daun kelor segar akan mengalami peningkatan (konsentrasinya)

apabila dikonsumsi setelah dikeringkan dan dihaluskan dalam bentuk serbuk.

Penyakit DM merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup menonjol di Indonesia, termasuk di Jawa

Barat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 [20], prevalensi DM di Jawa Barat

Baca juga:   Susu Cokelat: Baik untuk Otot, Tapi Bisa Picu Masalah Kesehatan

mencapai 1,74% (diperkirakan 570.611 penderita diabetes). Pada tahun 2021, Dinas Kesehatan Jawa Barat

menemukan sejumlah 46.837 orang dengan DM.

Jumlah penderita DM yang semakin meningkat dan menyebabkan meningkatnya kekhawatiran di komunitas

medis dan masyarakat umum. Kondisi ini menuntut riset untuk mengeksplorasi strategi pencegahan dan terapi

baru terhadap DM. Terapi nutrisi dan terapi herbal merupakan metode terapi komplementer yang

menanggulangi penyakit sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional.

Studi Susilowati dkk (2024) melakukan terapi komplementer serbuk daun Kelor (MoLP) pada pasien DM tipe 2 di Prolanis Puskesmas Padasuka Kota Cimahi.

Puskesmas Padasuka berada di urutan ketiga dengan pasien DM terbanyak di Kota Cimahi.

Seluruh partisipan pada studi ini berjumlah 60 orang adalah pasien DM tipe 2 yang mengonsumsi obat anti diabetes dari dokter.

Seluruh partisipan dipuasakan (minimal 8 jam) kemudian berbuka dengan roti tawar dan air mineral. Partisipan

dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1: setelah berbuka dengan roti tawar dan air mineral diberi MoLP dosis 1

g; kelompok 2: setelah berbuka dengan roti tawar dan air mineral diberi MoLP dosis 2 g; dan kelompok 3: setelah

berbuka dengan roti tawar dan air mineral tidak diberi MoLP. Kadar gula darah paska puasa (gula darah post

prandial atau GDPP) diukur 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit terhitung dari waktu berbuka puasa.

Hasil studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan GDPP yang bermakna melalui terapi komplementer MoLP

pada ketiga kelompok terapi. GDPP mengalami penurunan signifikan pada menit ke 120 pada kelompok 1 dan 2.

Ini menunjukkan bahwa Kelor efektif menurunkan GDPP pada pasien DM setelah berbuka puasa. Puskesmas

diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada pasien DM tentang terapi komplementer Kelor sebagai

alternatif terapi pengobatan melalui nutrisiyang terkandung dalam daun Kelor yang dapat membantu

Baca juga:   Ngemil Camilan Natal yang Manis dalam Porsi Kecil Agar Gula Darah Tak Naik

mengontrol kadar gula darah setelah mengonsumsi makanan.

​Penyakit DM sebagai salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat

mengontrol agar kadar gula darah dalam batas normal.

Untuk itu pasien DM harus mensiasati dengan pola hidup sehat meliputi mengonsumsi makanan sehat, rendah

gula dan lemak, pendistribusian karbohidrat yang baik sepanjang hari, higine pribadi yang baik, hindari stress,

aktivitas fisik yang cukup, mengonsumsi obat anti diabetes, dan rutin mengecek kadar gula darah.

Kelor sebagai salah satu solusi alternatif untuk pasien DM dalam mengontrol kadar gula darah, melalui

kandungan nutrisinya yang dapat memenuhi kebutuhan gizi mikro serta membantu mengontrol kadar gula

darah, melalui kandunganBetakaroten vitamin A sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari serangan

radikal bebas dan penyakit, asam ascorbat vitamin C yang membantu proses sekresi hormon insulin dalam darah, serta vitamin E mencegah agar tidak terkena penyakit diabetes.

Kandungan zat aktif quercetin dan koempferol dari daun kelor yang merupakan flavanoid utama yang sangat

efektif sebagai antidiabetik. Quersetin memiliki efek pengendalian kadar glukosa darah dengan meningkatkan

sekresi insulin dan regenerasi β-sel di pankreas. Kita ketahui bersama bahwa pankreas adalah organ dalam tubuh

yang bertugas mensekresikan hormon insulin.

Quercetin dapat memperbaiki hiperglikemia puasa dengan meningkatkan sensitivitas insulin melalui

penghambatan pembentukan glukosa dan peningkatan sinyal insulin. Koempferol mengurangi sekresi glukosa di

hati dan meningkatkan kadar insulin plasma.

Kelor (Moringa oleifera) salah satu superfood yang sangat baik dikonsumsi oleh pasien DM dalam rangka

memenuhi kebutuhan nutrisi dan alternatif untuk terapi mengontrol kadar gula darah tanpa efek samping bagi tubuh.

Ayo mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, jangan lupa tambahkan Kelor dalam setiap makanan kita.

Semangat Sehat, Kontrol kadar gula darah dengan Kelor! (*/tiwi)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Yatti Chahyati
Tags: Diabetes Mellitus


Related Posts

No Content Available

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

jadwal motogp valencia 2025
HEADLINE

Jadwal Lengkap MotoGP Valencia 2025: Pekan Penutup Musim

15 November 2025

WWW.PASJABAR.COM - Jadwal pekan balap MotoGP Valencia 2025 akan digelar di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, pada 14–16...

Jorge Martin

Jorge Martin Pilih Bermain Aman di Hari Pertama MotoGP Valencia

15 November 2025
PUBG Mobile Balenciaga

PUBG Mobile Gandeng Balenciaga Hadirkan Konten Fesyen Eksklusif

15 November 2025
Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

15 November 2025
oneplus 15

OnePlus 15 Hadirkan Desain Baru dan Sistem Kamera Internal

15 November 2025

Highlights

Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

OnePlus 15 Hadirkan Desain Baru dan Sistem Kamera Internal

Film Dopamin Raih Antusiasme Tinggi dan Jadi Perbincangan Penonton

DPMKP Ingatkan Risiko Kebakaran Tetap Tinggi Meski Sudah Hujan

Minangkabau & International Culinary Expo 2025 Ramaikan Bandung

Penelitian Ungkap Otak Lebih Tajam Saat Lelah pada Malam Hari

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.