
Oleh: Adang, Dosen STIE Pasundan (Lulusan STIE Pasundan)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Di antara lembaran waktu yang terus bergulir, hari ini (15 Februari 2025) menjadi satu titik yang menandai akhir sekaligus awal. Akhir dari perjalanan panjang yang penuh ujian, tetapi juga awal dari sebuah perjalanan baru yang akan menguji makna sejati dari ilmu yang telah di berikan oleh Dosen – Dosen STIE Pasundan Bandung.
Pada hari ini (15 Februari 2025), STIE Pasundan dengan bangga melepas 455 lulusan terbaik, insan-insan yang telah menempuh perjalanan akademik dengan penuh dedikasi. Setiap nama yang terukir dalam daftar kelulusan bukanlah sekadar angka, tetapi kisah – kisah tentang ketekunan, pengorbanan, dan doa yang tak putus dari mereka yang mengiringi langkah Saudara selama ini. Maka, sebelum melangkah lebih jauh, tanyakanlah dalam hati: kepada siapa keberhasilan ini hendak dipersembahkan?
Keberhasilan tidak pernah lahir dalam kehampaan. Ia adalah buah dari usaha yang tak kenal lelah, dari malam – malam panjang yang dilalui dengan belajar, dari setiap kesalahan yang menjadi pelajaran, dan dari setiap harapan yang terus diperjuangkan. Namun, keberhasilan juga bukan hanya tentang gelar dan pencapaian, melainkan tentang sejauh mana ilmu itu dapat menerangi kehidupan, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi sesama.
Refleksi 52 tahun STIE – Pasundan
Wisuda ini menjadi lebih bermakna karena bertepatan dengan usia 52 tahun STIE Pasundan, sebuah institusi yang telah berdiri teguh sebagai mercusuar ilmu pengetahuan. Selama lebih dari lima dekade, kampus ini tidak sekadar menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga wadah untuk menempa karakter, membentuk integritas, serta menanamkan nilai-nilai keislaman dan budaya Sunda.
Ilmu dan adab adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kejayaan sebuah bangsa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan warganya, tetapi juga oleh kebijaksanaan mereka dalam mengamalkan ilmu dengan penuh etika dan tanggung jawab. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Paguyuban Pasundan, ilmu tanpa akhlak adalah kehampaan, dan kecerdasan tanpa moral hanyalah kesia-siaan. Maka, sejatinya keberhasilan bukan hanya tentang apa yang telah diraih, tetapi tentang bagaimana ilmu itu diamalkan untuk membangun peradaban yang lebih baik.
Di tengah arus Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, kecerdasan akademik saja tidak lagi cukup. Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan menegaskan bahwa dunia saat ini menuntut kreativitas, ketangguhan mental, serta fleksibilitas dalam menghadapi perubahan. Ketua STIE Pasundan pun mengingatkan bahwa setiap lulusan harus menjadi pelita di tengah kegelapan zaman, menjadi problem solver yang mampu melihat tantangan sebagai peluang, bukan sekadar penghafal teori yang terjebak dalam dogma.
Dalam konteks ini, peran soft skills, jejaring profesional, dan daya adaptasi menjadi semakin penting. Ilmu yang sejati adalah ilmu yang mampu bertransformasi, yang dapat menjawab persoalan, serta yang tetap berakar pada nilai-nilai kebajikan. Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten pun menegaskan bahwa perguruan tinggi harus terus meningkatkan tata kelola, kualitas dosen, serta sistem penjaminan mutu agar lulusan yang dihasilkan tidak hanya kompetitif, tetapi juga berdaya guna bagi masyarakat.
Konstruksi jalan hidup
Setiap langkah yang Saudara (darma cendekia) ambil setelah ini akan membawa konsekuensi, setiap keputusan akan membentuk jalan hidup yang baru. Dunia tidak hanya membutuhkan orang-orang dengan gelar akademik, tetapi lebih dari itu, ia merindukan mereka yang memiliki keberanian untuk berpikir, berinovasi, dan berkontribusi bagi kemaslahatan banyak orang.
Hari ini, STIE Pasundan melepas 455 lulusan terbaik dengan perasaan yang berlapis. Ada kebanggaan yang mengiringi pencapaian Saudara, tetapi juga ada kesedihan karena harus berpisah dengan anak-anak terbaik yang telah kami bimbing dengan sepenuh hati. Namun, perpisahan ini sejatinya bukan akhir—ia adalah titian menuju kehidupan yang lebih luas, menuju samudera ilmu yang lebih dalam, dan menuju pengabdian yang lebih bermakna. Maka, berjalanlah dengan ilmu yang telah Saudara bawa, amalkanlah dengan kebijaksanaan, dan tebarkanlah manfaatnya dengan keikhlasan.
Transformasi Akademik STIE Pasundan dalam Lima Dekade
Usia 52 tahun bagi sebuah institusi pendidikan bukan hanya sekadar angka, melainkan cerminan dari proses panjang dalam membangun kualitas akademik dan kontribusi terhadap bangsa. STIE Pasundan telah membuktikan eksistensinya sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan ilmu ekonomi dan manajemen berbasis budaya kesundaan dan nilai-nilai keislaman.
Dalam pidatonya Ketua STIE Pasundan lebih fokus terhadap pencapaian akademik yang semakin berkembang, salah satunya dengan bertambahnya jumlah Guru Besar (Profesor). Keberadaan profesor dalam institusi pendidikan tinggi menjadi simbol kematangan akademik dan kesiapan dalam menghadapi tantangan global. Hal ini menunjukkan bahwa STIE Pasundan tidak hanya berorientasi pada peningkatan kuantitas lulusan, tetapi juga menitikberatkan pada kualitas keilmuan yang dihasilkan.
Momentum ini menjadi refleksi bagi seluruh sivitas akademika untuk terus berinovasi dalam menghadirkan pendidikan berkualitas, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, serta menjaga relevansi ilmu yang diajarkan dengan kebutuhan masyarakat dan industri.
STIE – Pasundan HEBAT
Dalam setiap prosesi wisuda, terdapat makna transisi dari seorang mahasiswa menjadi alumni yang akan membawa nama besar almamater ke dalam kehidupan profesional maupun sosial. Ketua STIE Pasundan dengan tegas menekankan bahwa lulusan STIE Pasundan harus mampu menjaga nama baik institusi dengan menampilkan karakter yang berlandaskan pada prinsip HEBAT (Humble, Excellent, Brave, Agile, and Transcendent), serta tetap berpegang pada nilai Nyunda dan Nyantri.
- Humble (rendah hati) menunjukkan bahwa kesuksesan yang diraih harus tetap diiringi dengan sikap rendah hati dan keterbukaan untuk terus belajar.
- Excellent (unggul) menekankan pentingnya profesionalisme dan keunggulan dalam setiap langkah karier yang ditempuh.
- Brave (berani) menggambarkan keberanian dalam mengambil keputusan dan menghadapi tantangan di dunia kerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
- Agile (adaptif) mencerminkan kemampuan lulusan dalam beradaptasi dengan dinamika sosial dan teknologi yang terus berkembang.
- Transcendent (berorientasi pada nilai luhur) menegaskan bahwa kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari materi, tetapi juga dari kontribusi kepada masyarakat dan nilai-nilai spiritual yang dianut.
Pesan ini juga menggarisbawahi pentingnya loyalitas terhadap almamater. Alumni diharapkan dapat berbagi pengalaman positif tentang STIE Pasundan kepada masyarakat luas dan memberikan masukan konstruktif kepada institusi agar terus berkembang.
Integrasi Nilai Spiritual & Akademik dalam Membangun Kompetensi Unggul
Pesan ini juga mengangkat dimensi spiritual dalam menuntut ilmu dengan mengutip Surah Al-Mujadalah ayat 11. Ayat ini memberikan makna mendalam bahwa ilmu adalah faktor yang dapat mengangkat derajat seseorang di hadapan Allah dan masyarakat. Dalam konteks akademik, pesan ini mengandung implikasi bahwa pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan gelar, tetapi juga sebagai jalan menuju kemuliaan dan kebermanfaatan.
Ajaran Islam mengajarkan, bahwa menuntut ilmu bukan sekadar hak, tetapi juga kewajiban yang bersifat fardhu ain. Artinya, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya, tidak hanya demi kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat. Oleh karena itu, Ketua STIE Pasundan menekankan bahwa kesempatan untuk melanjutkan pendidikan harus terus dimanfaatkan, baik melalui program diploma, sarjana, maupun magister yang ditawarkan oleh STIE Pasundan.
Nilai-nilai Nyunda dan Nyantri dalam pesan ini juga mencerminkan filosofi pendidikan yang berakar pada kearifan lokal dan keislaman. Nyunda menggambarkan karakter yang menjunjung tinggi budaya, etika, dan nilai sosial masyarakat Sunda. Sementara itu, Nyantri menegaskan bahwa pendidikan harus selalu dikaitkan dengan akhlak dan ketakwaan.
Dengan kata lain, lulusan STIE Pasundan tidak hanya dibekali dengan kompetensi teknis di bidang ekonomi dan manajemen, tetapi juga dituntut untuk memiliki kepekaan sosial, sikap etis, dan spiritualitas yang tinggi.
Apresiasi terhadap Seluruh Kontributor dalam Ekosistem Akademik
Pidato Ketua STIE Pasundan diakhiri dengan memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam ekosistem akademik, mulai dari orang tua wisudawan, dosen, tenaga kependidikan, hingga para pemangku kepentingan lainnya. Poin ini menunjukkan bahwa keberhasilan lulusan bukanlah pencapaian individu semata, tetapi hasil dari sinergi antara berbagai pihak yang turut serta dalam proses pendidikan. Ini juga menjadi pengingat bahwa membangun institusi pendidikan yang berkualitas tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan kerja sama yang erat dari berbagai elemen masyarakat.
Meniti jalan di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0
Dalam wisuda 15 Februari 2025, Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan dalam acara wisuda STIE Pasundan menegaskan bahwa momentum wisuda bukanlah akhir dari perjalanan akademik, melainkan awal dari perjalanan profesional yang lebih menantang. Ini merupakan fase pembuktian diri dalam dunia nyata, di mana para lulusan diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan profesionalisme, etika, dan tanggung jawab moral yang tinggi.
Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan, memberikan pesan sejatinya paradigma pendidikan yang menekankan keberlanjutan proses belajar, baik secara akademik maupun profesional. Pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membangun karakter yang tangguh, kreatif, dan inovatif. Ketua Yayasan menegaskan bahwa lulusan STIE Pasundan harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, khususnya di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, yang menuntut fleksibilitas, daya saing, dan inovasi berkelanjutan.
Pentingnya loyalitas terhadap almamater. Lulusan tidak hanya diharapkan sukses secara individu, tetapi juga turut mengharumkan nama STIE Pasundan di berbagai bidang dan sektor. Hal ini sejalan dengan prinsip bahwa sebuah institusi pendidikan tinggi tidak hanya dinilai dari akreditasinya, tetapi juga dari kontribusi alumninya terhadap masyarakat dan dunia profesional.
Dalam konteks kelembagaan, Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan terus melakukan penguatan regulasi tata kelola, pengembangan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini menunjukkan komitmen yayasan dalam memastikan lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi unggul dan daya saing tinggi di dunia kerja.
Dengan demikian, pesan ini memiliki dua makna utama: pertama, ajakan kepada lulusan untuk terus berjuang, berinovasi, dan menjaga nilai-nilai moral dalam berkarier; kedua, penegasan bahwa institusi pendidikan terus berbenah dalam menciptakan lingkungan akademik yang berkualitas. Dengan kombinasi antara kompetensi individu dan dukungan institusional yang kuat, lulusan STIE Pasundan diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Nilai – Nilai Fundamental
Kemudian Ketua Umum Paguyuban Pasundan, memberikan petuah kepada lulusan STIE Pasundan, yang mengandung nilai-nilai fundamental yang mencerminkan tanggung jawab akademik, sosial, dan moral bagi para lulusan dalam menghadapi tantangan zaman. Sebagai institusi pendidikan yang berorientasi pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, STIE Pasundan tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten dalam bidang keilmuan, tetapi juga individu yang memiliki kesadaran akan perannya dalam masyarakat.
Pesan ini menyoroti beberapa aspek krusial yang harus menjadi perhatian utama lulusan, yakni tanggung jawab sosial dan kemandirian ekonomi, tantangan sosial serta keberlanjutan nilai-nilai kebangsaan, integritas dan keyakinan terhadap kualitas diri, serta pemaknaan gelar akademik sebagai amanah dan tanggung jawab.
Tanggung Jawab Sosial & Kemandirian Ekonomi
Ketua Umum Paguyuban Pasundan, memberikan petuah dalam pertarungan ekonomi global yang semakin kompetitif, lulusan STIE Pasundan diharapkan mampu berperan sebagai aktor perubahan yang tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja. Pesan ini menggarisbawahi pentingnya kemandirian ekonomi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata dalam mengatasi tingginya angka pengangguran.
Lulusan STIE Pasundan diharapkan tidak hanya berorientasi pada pencapaian karier di tingkat internasional, tetapi juga mampu mempertahankan eksistensi tenaga kerja lokal di berbagai sektor ekonomi nasional. Kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar tenaga kerja serta membangun inovasi dalam dunia usaha menjadi aspek krusial dalam mewujudkan kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Tantangan Sosial dan Keberlanjutan Nilai-Nilai Kebangsaan
Selain tantangan di bidang ekonomi, realitas sosial Indonesia saat ini juga dihadapkan pada berbagai permasalahan struktural, seperti korupsi yang semakin sistemik, maraknya peredaran narkoba, serta meningkatnya angka kriminalitas. Permasalahan ini tidak hanya menghambat pembangunan nasional, tetapi juga berpotensi merusak nilai-nilai kebangsaan yang telah menjadi landasan moral masyarakat.
Dalam konteks ini, lulusan STIE Pasundan memiliki tanggung jawab intelektual dan moral untuk berkontribusi dalam upaya perbaikan sosial. Mereka diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi melalui berbagai jalur profesional, akademik, maupun dalam kapasitasnya sebagai warga negara yang aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Pesan ini juga mengajukan pertanyaan reflektif mengenai apakah masih ada ruang bagi optimisme dalam menatap masa depan. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi bangsa. Jawaban yang tersirat adalah bahwa optimisme harus tetap menjadi bagian dari prinsip hidup lulusan STIE Pasundan. Dengan berlandaskan pada kerja keras, ketekunan, dan keyakinan terhadap pertolongan Allah SWT.
Integritas dan Keyakinan terhadap Kualitas Diri
Salah satu poin penting dalam pesan yang disampaikan oleh Ketua Umum Paguyuban Pasundan, adalah pentingnya membangun rasa percaya diri. Yang berbasis pada kualitas dan integritas diri. Lulusan STIE Pasundan telah memperoleh pengakuan dari masyarakat dan pemerintah, baik di tingkat nasional maupun internasional. Pengakuan ini bukan sekadar klaim, tetapi merupakan hasil dari rekam jejak akademik dan profesional yang telah teruji dalam berbagai bidang.
Dalam konteks kompetisi global, rasa percaya diri harus didasarkan pada kompetensi yang nyata serta integritas moral yang tinggi. Etika profesional, tanggung jawab sosial, serta kepedulian terhadap nilai-nilai kebangsaan menjadi pilar utama yang harus dijunjung tinggi. Dalam setiap langkah karier yang diambil oleh para lulusan.
Konsep hate anu tingtrim, yang mengacu pada ketenangan batin dan keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Menjadi landasan filosofis bahwa keberhasilan sejati tidak hanya diukur dari pencapaian materi dan status sosial. Tetapi juga dari seberapa besar kontribusi yang diberikan kepada masyarakat.
Gelar Akademik sebagai Amanah & Tanggung Jawab
Sebagai bagian dari komunitas akademik, para lulusan STIE Pasundan memiliki tanggung jawab besar. Dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa studi. Gelar akademik yang mereka sandang bukan hanya sekadar simbol prestasi, tetapi juga amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Pendidikan tinggi bukan sekadar alat untuk memperoleh pekerjaan, tetapi merupakan instrumen untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, lulusan STIE Pasundan harus mampu mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki dalam berbagai aspek kehidupan. Baik di bidang profesional, akademik, maupun dalam pengabdian kepada masyarakat.
Komunitas alumni STIE Pasundan yang telah tersebar di berbagai sektor harus menjadi wadah bagi para lulusan. Untuk membangun jejaring profesional yang produktif. Melalui jejaring ini, diharapkan terbentuk sinergi yang dapat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Penjamin Mutu Perguruan Tinggi
Dalam sambutannya, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten menekankan peran strategis perguruan tinggi. Dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini menegaskan bahwa tanggung jawab institusi pendidikan tinggi tidak hanya sebatas menyediakan pembelajaran akademik. Tetapi juga membangun tata kelola yang baik, meningkatkan kualitas dosen, serta menerapkan sistem penjaminan mutu internal dan eksternal secara konsisten.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, menjadi landasan kebijakan. Yang mendukung transformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Regulasi ini memberikan fleksibilitas bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan proses pembelajaran secara inovatif dengan tetap mempertahankan standar mutu yang tinggi. Ruang gerak yang lebih luas bagi inovasi pendidikan menjadi langkah progresif. Dalam menjadikan pendidikan tinggi lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Membentuk lulusan dengan soft skills
Menghadapi era digitalisasi yang semakin pesat, para lulusan diingatkan untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan. Termasuk pengembangan soft skills, kemampuan komunikasi yang efektif, serta membangun jejaring profesional yang kuat. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru menjadi kunci keberhasilan dalam dunia kerja dan masyarakat. Selain itu, penting bagi para lulusan untuk berkontribusi sebagai pemecah masalah (problem solver). Dan bukan sebagai pembuat masalah (problem maker), terutama dalam ranah digital. Penggunaan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab menjadi bagian dari etika digital yang harus dijunjung tinggi. Guna mencegah penyebaran informasi yang tidak benar dan menciptakan komunikasi yang santun.
Sebagai generasi yang bertanggung jawab, kontribusi nyata dalam kehidupan sosial menjadi tolok ukur kesuksesan sejati. Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten menegaskan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian akademik semata. Tetapi juga dari sejauh mana seseorang dapat memberikan manfaat bagi sesama. Dengan terus berkontribusi secara positif, diharapkan para lulusan dapat meraih pencapaian yang lebih besar di masa depan.
Penutup: Ilmu sebagai Cahaya, Pengabdian sebagai Jalan Kehidupan
Bagi para wisudawan, hari ini bukan sekadar seremoni perayaan, tetapi sebuah tonggak sejarah yang menandai awal dari perjalanan pengabdian. Setelah sekian lama meniti jalan ilmu, mengarungi samudra pengetahuan, dan mengasah ketajaman intelektual. Kini tibalah saatnya bagi Saudara untuk menapaki dunia nyata dengan bekal yang telah diperoleh. Karena itu, dengan penuh kebanggaan, kami mewakili seluruh civitas akademika STIE Pasundan mengucapkan selamat atas pencapaian gemilang ini. Semoga ilmu yang Saudara raih menjadi penerang bagi langkah, kemanfaatan bagi sesama, serta kontribusi nyata bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Pada wisuda ini, STIE Pasundan mempersembahkan 455 lulusan terbaik, sosok-sosok yang telah melewati berbagai ujian akademik dan intelektual dengan gemilang. Di antara mereka, terdapat insan-insan berprestasi yang membuktikan bahwa kerja keras, ketekunan, dan dedikasi adalah kunci keberhasilan:
- Program Magister Manajemen: Sdr. Dimas Sendy Nugraha, M.M. (IPK 3,92, Cumlaude)
- Program Sarjana Akuntansi: Sdri. Dhea Bunga Annisa, S.Ak. (IPK 3,89, Cumlaude)
- Program Sarjana Manajemen: Sdr. Elang Purbaya, S.M. (IPK 3,80, Cumlaude)
- Program Ahli Madya Akuntansi: Sdri. Nurul Aliya Fadilah Aynun Naim, A.Md. (IPK 3,90, Cumlaude)
Namun, perlu Saudara pahami bahwa gelar akademik bukanlah sekadar tanda keberhasilan. Melainkan amanah yang harus dijaga dan tanggung jawab yang harus ditunaikan. Dunia menuntut lebih dari sekadar kecerdasan; ia memerlukan ketangguhan karakter, integritas moral, dan jiwa kepemimpinan yang mampu membawa perubahan. Sebagaimana dikatakan oleh Albert Einstein, Education is not the learning of facts, but the training of the mind to think. (Pendidikan bukan sekadar menghafal fakta, melainkan melatih pikiran untuk berpikir.) Maka, jangan pernah berhenti belajar, sebab kehidupan adalah universitas tanpa akhir, dan kebijaksanaan adalah pencapaian yang terus diperjuangkan.
Kesuksesan Bukan Akhir
Dalam era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, di mana batasan antara teknologi dan kemanusiaan semakin menipis. Hanya mereka yang memiliki etos kerja, kreativitas, dan fleksibilitas adaptasi yang mampu bertahan dan berkembang. Sebagaimana Peter Drucker mengingatkan, The best way to predict the future is to create it. (Cara terbaik untuk meramalkan masa depan adalah dengan menciptakannya.) Oleh karena itu, jadilah agen perubahan, insan yang mampu berpikir kritis, bertindak strategis. Dan berinovasi untuk menghadirkan solusi bagi tantangan zaman.
Namun, dalam pencarian kesuksesan, jangan pernah melupakan akar nilai yang menjadi fondasi kehidupan. Sebab, ilmu yang tinggi tanpa nilai akan kehilangan maknanya, dan kecerdasan tanpa moral hanya akan menyesatkan. Sebagaimana Mahatma Gandhi berpesan, Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever. (Hiduplah seolah-olah engkau akan mati besok. Belajarlah seolah-olah engkau akan hidup selamanya.) Maka, teruslah mencari ilmu, jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai. Dan abdikan pengetahuan yang Saudara miliki untuk kebermanfaatan yang lebih luas.
Di penghujung perjalanan akademik ini, ingatlah bahwa kesuksesan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan yang terus berlanjut. Sebagaimana Albert Schweitzer berkata, Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful. (Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah yang menjadi kunci kesuksesan. Jika engkau mencintai apa yang engkau lakukan, engkau akan sukses.) Oleh karena itu, cintailah profesi yang Saudara pilih, abdikan diri dengan sepenuh hati. Dan jadilah individu yang mampu memberikan perubahan nyata bagi dunia.
Kini, kami melepas Saudara menuju samudra kehidupan yang lebih luas. Jangan takut menghadapi gelombang, jangan gentar menghadapi badai. Bawalah ilmu dengan rendah hati, terapkan dengan kebijaksanaan, dan abdikan dengan ketulusan.
Selamat melangkah, selamat mengukir masa depan. Jadilah cahaya bagi peradaban.
Aamiin, Ya Rabbal ‘Alamin. (han)