
Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si., Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan (Islam dan Perdamaian dalam buku Wawasan Islam)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Agama Islam sebagaimana namanya adalah agama yang damai dan mengajarkan kedamaian di muka bumi. Hal ini dipertegas dengan tujuan diutusnya Muhammad sebagai rasulullah yang membawa musi damai atau rahmatan lil ‘alamin. Sebagaimana firman-Nya:
“Tidaklah Kami utus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21] : 107)
Dalam kata “rahmat” terkandung arti kasih sayang, manfaat, dan kedamaian. Oleh karena itu, Islam sangat mendorong terwujudnya perdamaian di muka bumi.
Dalam sejarah perjalanan Rasulullah SAW., tampak misi Rasul yang membawa perdamaian. Walaupun bukan sesuatu yang dilarang, perang merupakan sarana untuk melahirkan perdamaian. Oleh karena itu, sejarah Islam lebih banyak diisi dengan perdamaian dibandingkan dengan peperangan. Orang-orang Barat memanipulasinya dengan memutarbalikkan sejarah sehingga Islam ditampilkan dalam bentuk yang angker, mengerikan, dan penuh darah, dan melontarkan suatu tuduhan bahwa Islam disebarluaskan dengan pedang.
Perdamaian merupakan salah satu tujuan Islam dalam kaitannya dengan hubungan internasional. Beberapa prinsip dasar perdamaian internasional, antara lain:
-
Manusia berasal dari seorang, yaitu Adam
Sejarah manusia dalam pandangan Islam tidak pernah lepas dari sejarah Adam a.s. sebagai bapak manusia. Pada awalnya Allah menciptakan manusia hanya satu orang, lalu menciptakan pasangannya dari bahan dasar yang sama. Kesatuan asal-usul manusia pada dasarnya adalah lambang kesatuan umat manusia, kesamaan status, dan kemuliaannya sebagai khalifah. Firman Allah SWT.:
“Ingatlah ketika Allah berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30)
Kesatuan asal usul manusia pada hakikatnya merupakan prinsip dasar dikembangkannya perdamaian antarbangsa. Apabila setiap bangsa menyadari akan kesamaan keturunan ini, tidak ada bangsa yang mencoba untuk menekan atau mengeksploitasi apalagi memusuhi bangsa lain.
-
Islam mengajarkan komitmen tentang perdamaian termasuk perjanjian internasional
Islam mengajarkan umat muslim untuk memenuhi janji, baik antara orang perseorangan atau negara dengan negara. Komitmen suatu bangsa adalah harga diri bangsa tersebut. Apabila berpegang teguh pada komitmen yang telah disetujuinya, bangsa itu akan mempunyai kredibilitas di kalangan bangsa lainnya.
Firman Allah SWT:
“Sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Ali Imran [3] : 76)
-
Islam hanya mengizinkan perang dalam keadaan khusus
Bagi Islam, perang merupakan alat terakhir untuk menegakkan perdamaian. Damai adalah tujuan Islam, sesuai dengan namanya “Islam” yang berarti pula damai. Firman Allah SWT.:
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan lain, maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Q.S. Al-Hujurat [49] : 9)
Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang cinta damai, sangat mengajurkan perdamaian. Kecintaan Islam akan perdamaian merupakan implikasi dari dasar-dasar hubungan antara manusia yang bersatu atas dasar cinta mencintai dan mengembangkan rahmat lagi sekalian alam.
Firman-Nya lagi:
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21] : 107)
-
Islam anti pemaksaan dan kekerasan
Sebagai agama yang cinta damat, pemaksaan dan kekerasan sangat dihindarkan. Bahkan, Islam melarang umatnya untuk memaksa orang lain untuk mengikuti kehendaknya. Firman Allah SWT.:
“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. Oleh karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berberang kepada buhul (tali) yang kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 256)
-
Islam mengajarkan perdamaian dalam semua tatanan
Misi Islam dalam menegakkan perdamaian dimulai dalam menata hubungan manusia dalam keluarga. Penciptaan keluarga sakinah menjadi tujuan keluarga dalam Islam. Keluarga yang rukun dan damai akan membentuk masyarakat, bangsa, dan negara yang damai pula.
Firman Allah SWT.:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, oleh karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu dapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat [49] : 10)
-
Untuk melahirkan perdamaian, setiap negara harus berlandaskan nilai-nilai moral
Salah satu yang menonjol dalam sistem Islam adalah landasan nilai moral sebagai dasar lahirnya perdamaian dunia. Negara merupakan alat bagi suatu bangsa untuk mencapai suatu kesejahteraan. Adapun perdamaian merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan bangsanya. Oleh karena itu, yang paling mendasar dari suatu negara adalah menggunakan nilai-nilai Ilahiyah sebagai landasannya. Pada tataran nilai, semua negara memiliki tujuan sama walaupun diungkapkan dalam simbol dan bahasa yang berbeda.
Berdasarkan prisip perdamaian di atas, hubungan internasional dalam Islam lebih mengedepankan segi keadilan dan penghormatan terhadap derajat manusia secara universal. Hubungan antarbangsa didasarkan pada persamaan dan kesejahteraan derajat manusia untuk bekerja sama dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang cenderung pada kebenaran universal. (han)