BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Banjir yang melanda kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, dalam empat hari terakhir mengganggu aktivitas warga.
Terutama para pekerja industry dan beberapa warga yang diduga mulai mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Untuk menghindari kemacetan dan genangan air, mereka harus berangkat sejak subuh pada Senin (10/3/2025) pagi.
Sementara itu, warga yang mengungsi akibat banjir mulai terserang berbagai penyakit. Seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sesak napas, dan gangguan lambung.
Sejak dini hari, petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum telah melakukan penyedotan air. Untuk mengurangi ketinggian banjir yang sempat mencapai hampir satu meter.
Meski demikian, hanya kendaraan besar dan delman yang bisa melintasi jalur utama. Yang menghubungkan Banjaran, Pameungpeuk, dan Bandung.
“Ini mau berangkat kerja, sengaja subuh-subuh supaya gak kesiangan. Biasanya naik motor sendiri, sekarang gak bisa, terpaksa menerobos banjir,” ujar Dahlia, seorang pekerja industri.
Petugas BBWS, Rizki, menjelaskan bahwa penyedotan air mulai dilakukan sejak pukul 02.00 WIB.
“Kami lakukan penyedotan supaya jalan bisa dilewati. Sebelumnya tidak bisa dilalui, sekarang sudah mulai bisa,” katanya.
Kondisi Kesehatan Warga di Pengungsian

Sementara itu, kondisi di pengungsian semakin memprihatinkan. Tim medis dari Puskesmas Dayeuhkolot dan relawan mendirikan posko Kesehatan. Untuk menangani warga yang sakit akibat cuaca buruk dan kondisi pengungsian yang tidak nyaman.
“Banyak yang berobat itu orang tua, rata-rata keluhannya batuk, pilek, dan asma. Ini faktor cuaca juga. Kami sudah mulai pemeriksaan sejak Sabtu (8/3/2025), tapi hari ini yang paling banyak,” ungkap dr. Etik Juheti S, Kepala Puskesmas Dayeuhkolot.
Petugas TNI-Polri dan relawan juga mendistribusikan makanan tambahan bagi lansia dan kudapan ringan untuk anak-anak.
Namun, warga masih membutuhkan bantuan seperti selimut dan pakaian di lokasi pengungsian. (fal)