BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Produk wewangian seperti parfum sering mengandung bahan kimia yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
Menurut laporan Health, Rabu (19/3/2025), dilansir dari Antara, penelitian menunjukkan. Bahwa beberapa bahan kimia dalam parfum, seperti paraben, fenol, dan ftalat, dikaitkan dengan berbagai gangguan Kesehatan.
Mulai dari penyakit jantung, hipertensi, hingga masalah kehamilan dan kelahiran prematur.
Ftalat, yang berfungsi sebagai pelarut dan penstabil dalam parfum, dikenal sebagai racun reproduksi.
Julia Varshavsky, PhD, MPH, asisten profesor kesehatan masyarakat di Universitas Northeastern, menyatakan bahwa beberapa ftalat, paraben, dan fenol merupakan pengganggu endokrin. Yang dapat mengganggu fungsi hormon dalam tubuh.
Sebuah tinjauan penelitian tahun 2021 menemukan. Bahwa paparan ftalat dapat merusak sistem neurologis, perkembangan, dan reproduksi manusia.
Risiko terbesar terjadi selama perkembangan janin, sedangkan paraben dikaitkan dengan infertilitas pada perempuan.
Varshavsky juga mencatat bahwa paparan ftalat berdampak signifikan pada sistem reproduksi pria, termasuk:
- Penurunan jumlah dan kualitas sperma
- Cacat lahir seperti kriptorkismus (testis tidak turun ke skrotum)
- Hipospadia (kelainan uretra pada pria)
John Meeker, ScD, profesor ilmu kesehatan lingkungan di University of Michigan, menambahkan. Bahwa kandungan bahan kimia dalam parfum sering tidak dicantumkan secara eksplisit pada kemasan.
Paraben biasanya tertera sebagai metil paraben (MP), butil paraben (BP), etil paraben (EP), atau propil paraben (PP). Sementara ftalat dapat muncul sebagai dietil ftalat (DEP), DEHP, DBP, atau BBP.
Cara Mengurangi Risiko Paparan Bahan Kimia Berbahaya
Meeker menyarankan untuk mengecek label kemasan parfum guna menghindari bahan berbahaya.
Jika tetap ingin menggunakan parfum yang mengandung ftalat, disarankan untuk mengurangi paparan dari produk kosmetik lain yang juga mengandung zat tersebut.
Menurut Stephanie Eick, PhD, ahli epidemiologi lingkungan di Universitas Emory, ftalat memiliki waktu paruh yang pendek. Artinya dapat dikeluarkan dari tubuh dalam waktu kurang dari sehari.
Namun, karena bahan ini terdapat dalam banyak produk, paparannya menjadi konstan.
“Ini adalah masalah yang bisa diatasi. Jika kita mengurangi paparan, tubuh dapat dengan cepat mengeluarkannya,” ujar Varshavsky.
Untuk mengurangi risiko, konsumen disarankan memilih produk bebas ftalat dan paraben. Serta lebih selektif dalam menggunakan produk wewangian. (han)