BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan segera melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang beroperasi.
Langkah ini diambil sebagai upaya strategis untuk memastikan efektivitas dan kinerja optimal BUMD dalam mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dengan peran yang seharusnya menjadi mesin penggerak ekonomi daerah, BUMD diharapkan mampu
memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin menegaskan evaluasi terhadap seluruh BUMD merupakan langkah penting dalam merestrukturisasi pengelolaan aset daerah.
Menurutnya, audit ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelemahan yang menghambat kinerja BUMD sehingga dapat dilakukan perbaikan secara menyeluruh.
Dengan begitu, setiap badan usaha yang dimiliki oleh Pemkot Bandung dapat lebih efektif dalam menjalankan fungsinya sebagai sumber pendapatan daerah.
“Iya, kita sekarang sedang memeriksa semuanya, termasuk BUMD-BUMD yang akan diaudit. Ini bukan
sekadar evaluasi biasa, tapi langkah konkret untuk memastikan BUMD bisa berkontribusi secara optimal terhadap PAD,” ujar Erwin, Jumat (21/3/2025).
Kontribusi Masih Kurang
Sejauh ini, Erwin mengungkapkan kontribusi BUMD terhadap PAD masih jauh dari harapan.
Bahkan, beberapa di antaranya justru mengalami kerugian, yang seharusnya tidak terjadi mengingat status mereka sebagai badan usaha milik pemerintah daerah.
Salah satu contoh yang disorot adalah Perumda Pasar, yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami defisit keuangan dan kesulitan dalam operasionalnya.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran alih-alih menjadi sumber pemasukan, beberapa BUMD justru menjadi beban bagi keuangan daerah.
Sebagai langkah awal, audit akan dilakukan terhadap beberapa BUMD utama di Kota Bandung, termasuk
Perumda Pasar, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening,
serta PT Bandung Infra Investama (BII). Erwin menegaskan audit ini merupakan langkah fundamental
dalam reformasi pengelolaan BUMD agar lebih profesional, efisien, dan menguntungkan bagi PAD Kota Bandung.
“Saya sudah meminta Pak Wali Kota untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Kita tidak bisa membiarkan kondisi ini berlarut-larut.
BUMD Merugi
Perumda Pasar merugi, PDAM juga belum menunjukkan keuntungan yang signifikan, begitu juga dengan BII. Semua ini harus dievaluasi secara serius,” tegasnya.
Erwin menambahkan Pemkot Bandung tidak akan tinggal diam apabila setelah audit dilakukan, masih ditemukan BUMD yang terus mengalami kerugian tanpa ada upaya perbaikan.
Erwin menekankan langkah tegas harus diambil, termasuk kemungkinan penghapusan atau restrukturisasi total terhadap BUMD yang terbukti tidak produktif.
“Intinya, kita harus memulihkan semuanya. Tidak bisa dibiarkan begitu saja. Masa kita punya perusahaan tapi malah rugi terus? Ini harus diubah, harus ada perbaikan nyata,” tambahnya.
Bahkan, Erwin mengisyaratkan kemungkinan kerja sama dengan pihak swasta untuk memaksimalkan aset yang saat ini dikelola oleh BUMD.
Menurutnya, jika sebuah BUMD tidak mampu mengelola asetnya dengan baik dan terus mengalami kerugian,
maka lebih baik aset tersebut disewakan kepada pihak swasta yang memiliki kapasitas lebih besar dalam mengelolanya.
Langkah ini dinilai lebih rasional daripada terus mempertahankan badan usaha yang tidak mampu menghasilkan keuntungan.
“Saya sudah bilang, daripada terus merugi, lebih baik kita sewakan ke swasta. Nilainya bisa mencapai miliaran rupiah.
Daripada tanah yang dikelola BUMD terus-terusan tidak memberikan manfaat maksimal, lebih baik dimanfaatkan oleh pihak yang benar-benar bisa mengembangkannya,” jelasnya.
Optimalkan Kinerja
Erwin berharap peringatan keras ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh BUMD untuk segera melakukan perbaikan dan mengoptimalkan kinerjanya.
Erwin menekankan audit ini bukan hanya sekadar evaluasi, tetapi merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam menciptakan tata kelola keuangan daerah yang lebih sehat dan produktif.
BUMD yang masih memiliki potensi akan diberikan kesempatan untuk berbenah, sementara yang tidak menunjukkan perbaikan signifikan akan mendapat tindakan tegas.
“Yang terpenting sekarang, kita cari dulu apa penyakitnya. Jika masih bisa diobati, kita akan perbaiki.
Tapi kalau sudah terlalu parah, maka harus ada tindakan lebih lanjut, entah itu dioperasi atau bahkan diamputasi jika memang diperlukan,” ungkapnya.
Erwin menyampaikan langkah audit ini menjadi bukti nyata Pemkot Bandung tidak akan membiarkan ketidakefektifan dalam pengelolaan aset daerah terus terjadi.
Dengan kebijakan yang lebih tegas dan transparan, diharapkan BUMD Kota Bandung bisa kembali
menjadi pilar utama dalam menopang pendapatan daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. (adv/put)
# Pemkot Bandung audit BUMD