BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Regu penyelamat masih berjuang menyelamatkan korban gempa bumi bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025).
Menurut laporan media pemerintah setempat, dilansir dari Antara, pada Kamis (3/4/2025), jumlah korban gempa Myanmar tewas telah melampaui 3.000 orang.
Kedutaan Besar Myanmar di Jepang melaporkan bahwa hingga Rabu (2/4/2025), jumlah korban jiwa telah mencapai 3.003 orang.
Selain di Myanmar, dampak gempa juga dirasakan di Thailand. Sedikitnya 15 orang tewas dan 72 lainnya masih dinyatakan hilang.
Setelah sebuah pencakar langit yang masih dalam tahap konstruksi di Bangkok roboh. Akibat getaran kuat dari gempa yang berpusat di wilayah Sagaing, Myanmar.
Gempa dengan magnitudo 7,7 dan susulan berkekuatan 6,4 mengguncang bagian tengah Myanmar, wilayah berpenduduk 28 juta jiwa.
Dampaknya, banyak bangunan runtuh, sementara warga setempat mengalami kekurangan makanan, air bersih, serta tempat tinggal.
Situasi semakin sulit dengan prakiraan cuaca yang menyebutkan potensi hujan di luar musim mulai 11 April. Yang dapat menghambat upaya penyelamatan.
Sejauh ini, sudah 53 penerbangan bantuan kemanusiaan tiba di Myanmar. Lebih dari 1.900 personel penyelamat dari 15 negara.
Termasuk negara-negara Asia Tenggara, serta China, India, dan Rusia, telah dikerahkan untuk membantu evakuasi dan pemulihan pascagempa.
Sebagai respons terhadap bencana ini, junta Myanmar mengumumkan gencatan senjata selama tiga pekan hingga 22 April.
Langkah ini diambil untuk memberi keleluasaan dalam operasi penyelamatan. Menyusul seruan serupa dari aliansi oposisi utama Myanmar pada Selasa (1/4/2025).
Sejak gempa besar pada Jumat lalu, Myanmar telah mengalami hingga 66 gempa susulan. Dengan magnitudo berkisar antara 2,8 hingga 7,5, menurut Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar. (han)