BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Prof. Dr. Ade Priangani, M.Si., Ketua Lembaga Budaya Sunda Universitas Pasundan (Unpas) ,mengungkap fakta menarik di balik tradisi mudik yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia saat menjelang Hari Raya Idulfitri.
Menurutnya, istilah “mudik” sejatinya berasal dari kata udik, yang berarti kampung atau daerah asal.
“Tradisi mudik sebenarnya adalah tradisi Nusantara yang berawal dari kata ‘udik’ atau kampung. Ini merupakan proses balik kampung yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia,” ujar Prof. Ade dari Unpas mengenai mudik, dikutip dari akun Instagram resmi @univ_pasundan.
Ia menjelaskan, tradisi mudik mulai populer sejak tahun 1970-an, ketika Indonesia memasuki era pemerintahan Orde Baru.
Saat itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat di kota-kota besar membuat banyak masyarakat dari daerah datang ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
“Dari kebiasaan itu, kemudian muncul tradisi mudik. Masyarakat dari daerah yang sebelumnya sangat kental dengan nilai kekerabatan, mulai menjadi bagian dari kehidupan kota yang lebih individualis. Ada kerinduan untuk kembali merasakan suasana kampung halaman,” tambahnya.
Momentum libur panjang menjadi waktu yang paling memungkinkan untuk kembali ke kampung dan menjalin silaturahmi.
“Libur terpanjang di Indonesia adalah saat menjelang Idulfitri. Itu dimanfaatkan masyarakat untuk menjalin kembali kerinduan terhadap silaturahmi,” jelas Prof. Ade.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa tradisi mudik ini berlaku di seluruh daerah di Indonesia, bukan hanya di Pulau Jawa.
Mudik kini menjadi bagian dari budaya yang tidak hanya mengandung nilai sosial, tetapi juga emosional. (han)