BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dampak perang dagang global mulai merambat ke sektor usaha kecil di dalam negeri, salah satu yang paling terdampak adalah para pengrajin tahu di Sentra Tahu Cibuntu, Kota Bandung, Jawa Barat.
Kenaikan tarif impor bahan pangan membuat harga kacang kedelai sebagai bahan baku utama mengalami lonjakan signifikan.
Saat ini, harga kedelai impor telah menembus angka Rp9.800 per kilogram, naik sekitar Rp2.000 dari harga sebelumnya di kisaran Rp7.800.
Kenaikan tersebut terjadi secara bertahap sejak awal tahun dan mulai memberikan tekanan serius terhadap ongkos produksi.
“Dulu kami masih bisa bertahan dengan harga kedelai Rp7.500 sampai Rp8.000. Tapi sekarang sudah hampir Rp10.000, bahkan kabarnya bisa naik lagi. Kalau sampai tembus Rp12 ribu, kami terpaksa kurangi ukuran tahu atau naikkan harga jual,” kata Zamaludin, salah satu pengrajin tahu di kawasan Cibuntu.
Menurutnya, kenaikan harga bahan baku ini menyebabkan omzet menurun karena konsumen ikut mengurangi pembelian.
Beberapa pelanggan mengeluh karena harga tahu mulai merangkak naik, sementara daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.
“Kami ini usaha rakyat. Kalau kedelai mahal terus, banyak yang bisa gulung tikar. Pemerintah harus hadir,” tambahnya.
Saat ini, sebagian pengrajin mulai menekan volume produksi harian agar bisa bertahan. Namun, hal ini berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal yang sebagian besar berasal dari lingkungan sekitar.
Pengrajin berharap pemerintah dapat mengambil langkah konkret, seperti subsidi atau kebijakan stabilisasi harga, agar kedelai impor tetap terjangkau.
Selain itu, mereka juga berharap pemerintah mempercepat upaya substitusi impor dengan kedelai lokal berkualitas sebagai solusi jangka panjang.
Sentra Tahu Cibuntu sendiri dikenal sebagai salah satu penghasil tahu terbesar di Kota Bandung yang memasok ke berbagai pasar tradisional dan pedagang keliling.
Jika krisis ini terus berlanjut, bukan hanya para pengrajin yang terpukul, tetapi juga akan berdampak pada rantai pasok pangan masyarakat luas. (uby)