Bandung, www.pasjabar.com — Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah merancang reaktivasi sejumlah jalur kereta api yang telah lama tidak berfungsi.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat konektivitas antarwilayah sekaligus mengurangi beban transportasi jalan raya yang kian padat.
Anggaran Fantastis Rp15 Triliun untuk Lima Jalur Prioritas

Reaktivasi ini tidak datang tanpa tantangan, terutama dari segi pembiayaan. Dibutuhkan anggaran sekitar Rp15 triliun untuk membangkitkan kembali lima jalur kereta api yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Barat.
Adapun jalur yang akan direaktivasi meliputi:
-
Banjar – Cijulang (Pangandaran): 82 kilometer
-
Cibatu – Garut – Cikajang: 47,5 kilometer
-
Rancaekek – Tanjungsari: 11,5 kilometer
-
Cipatat – Padalarang: 17 kilometer
-
Cikudapateuh (Bandung) – Ciwidey: 37,8 kilometer
Kelima jalur ini dipilih karena memiliki potensi besar untuk menghubungkan kawasan wisata, kawasan industri, hingga pusat ekonomi daerah.
Tantangan Lapangan: Bangunan Liar dan Alih Fungsi Lahan

Salah satu hambatan utama dalam proyek ini adalah kondisi eksisting jalur rel yang sudah tak terpakai, di mana banyak di antaranya telah beralih fungsi.
Misalnya, di Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, sejumlah bangunan permanen telah berdiri di atas rel kereta yang mati.
Permasalahan ini membutuhkan pendekatan humanis dan koordinasi lintas instansi agar proses reaktivasi tidak menimbulkan konflik sosial.
Manfaat Jangka Panjang Reaktivasi Jalur Kereta Api

Reaktivasi jalur KA bukan hanya membuka kembali akses transportasi publik, tetapi juga mendongkrak potensi ekonomi kawasan.
Aksesibilitas yang meningkat dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, mempercepat distribusi logistik, dan memperluas jangkauan angkutan massal ramah lingkungan.
Dengan target jangka panjang, proyek ini diharapkan menjadi fondasi sistem transportasi berkelanjutan di Jawa Barat.












