www.pasjabar.com — Manchester United akan menghadapi ujian berat saat bertandang ke San Mamés dalam laga leg pertama semifinal Liga Europa 2024/25 menghadapi Athletic Bilbao. Laga ini bukan hanya soal perebutan tiket ke final, tetapi juga tentang sejarah, mentalitas, dan adu strategi di salah satu stadion paling legendaris di Spanyol.
Bagi Athletic Bilbao, ini adalah musim yang penuh harapan. Di bawah asuhan Ernesto Valverde, tim Basque menjelma menjadi kekuatan konsisten di La Liga.
San Mames bukan hanya benteng kokoh, tetapi juga menjadi simbol ambisi mereka untuk menciptakan momen bersejarah: mencapai final Liga Europa yang berpotensi digelar di stadion mereka sendiri.
Setelah menyingkirkan Rangers di perempat final, Bilbao kini percaya diri menghadapi United yang tampil inkonsisten.
Bagi Setan Merah dan pelatih Ruben Amorim, laga ini akan menjadi ujian sesungguhnya dalam menentukan arah musim yang masih belum stabil.
Adu Strategi di Lini Tengah dan Sayap
Salah satu tantangan terbesar bagi MU adalah lini tengah Athletic yang solid dan sangat terorganisir.
Bilbao tercatat sebagai tim terbaik di La Liga dalam hal pemulihan bola di sepertiga tengah, dengan rata-rata 22,5 kali per laga.
Jika Bruno Fernandes dan rekan-rekannya gagal mengendalikan tempo, United bisa terjebak dalam tekanan konstan.
Tantangan lain datang dari sisi sayap. Duo bersaudara Williams—Nico dan Inaki—menjadi senjata utama Bilbao.
Kecepatan, teknik, dan kemampuan dalam transisi membuat mereka sulit dihentikan.
Amorim harus cermat menentukan skema pertahanan, terutama di sektor wing-back yang rawan dieksploitasi jika kehilangan keseimbangan.
Sannadi dan Blok Tengah: Ancaman Nyata untuk MU
Di lini depan, Maroan Sannadi tampil sebagai ujung tombak yang tak bisa diremehkan.
Dengan gaya bermain yang kuat secara fisik, Sannadi bisa menjadi mimpi buruk bagi bek MU, terutama dalam situasi bola mati dan duel satu lawan satu.
Jika Harry Maguire atau Raphael Varane tidak disiplin, Athletic bisa memanfaatkan celah itu untuk mencetak gol.
Secara taktik, Athletic juga mampu bertahan dengan blok 4-4-2 yang sangat rapat dan berdisiplin. Mereka lihai dalam melakukan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Hal ini membuat Bruno Fernandes harus bekerja ekstra keras agar bisa lepas dari pengawalan dan tetap menjadi kreator utama United.
Final Impian vs Tekanan Realitas
Pertanyaan terbesar adalah bagaimana Athletic akan memanfaatkan laga kandang ini. Apakah mereka akan langsung menekan sejak menit awal atau bermain sabar dan menunggu celah dari United?
Dengan atmosfer fanatik di San Mames, Valverde punya keuntungan besar dalam menentukan tempo permainan.
Manchester United harus tampil tanpa cela. Fokus, disiplin, dan eksekusi strategi menjadi kunci.
Jika mereka gagal menahan tekanan dari Athletic, bukan tidak mungkin mimpi Setan Merah mengangkat trofi Liga Europa musim ini akan sirna di tanah Basque.












