WWW.PASJABAR.COM – Posisi tidur ternyata memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan tulang belakang dan kualitas tidur seseorang.
Konsultan senior ahli bedah tulang belakang di Rumah Sakit SIMS Chennai, Dr Vignesh Jayabalan, mengungkapkan. Bahwa posisi tidur dapat memperlambat perkembangan berbagai gangguan tulang belakang.
Seperti herniasi diskus, artritis tulang belakang, hingga nyeri punggung bawah kronis.
“Betapa pentingnya posisi tidur, bukan hanya memengaruhi bagaimana perasaan Anda saat bangun. Tetapi juga dalam membatasi atau memperlambat perkembangan kondisi tulang belakang tertentu,” kata Dr Jayabalan, dikutip dari Hindustan Times, Senin (12/5).
Menurutnya, posisi tidur telentang menjadi salah satu yang paling dianjurkan. Karena gravitasi membantu mendistribusikan berat badan secara merata. Tanpa memberikan tekanan berlebih pada punggung.
Untuk kenyamanan lebih, bisa ditambahkan bantal di bawah lutut.
Posisi lutut sedikit menekuk akan menciptakan ruang pada tulang belakang yang memungkinkan aliran darah meningkat. Dan mempercepat proses pemulihan alami.
Selain itu, posisi tidur miring—terutama menyerupai posisi janin namun tidak terlalu meringkuk—juga dinilai sehat.
Posisi ini bermanfaat bagi penderita sleep apnea dan nyeri punggung bawah. Karena membantu menjaga kelengkungan alami tulang belakang.
Posisi yang Tidak Sehat
Sebaliknya, tidur tengkurap sangat tidak disarankan.
Posisi ini bisa menyebabkan leher terpelintir secara tidak alami dan menekan sendi tulang belakang. Sekaligus meratakan lengkungan punggung bawah, yang berisiko menimbulkan cedera jangka panjang.
Banyak pasien yang datang dengan keluhan kekakuan leher ternyata memiliki kebiasaan tidur tengkurap dalam jangka panjang.
Tidur dalam posisi janin yang terlalu melengkung juga sebaiknya dihindari.
Menurut Jayabalan, posisi ini bisa mengganggu pernapasan dalam dan menyebabkan kekakuan pada lutut serta pinggul. Terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah tulang belakang.
Posisi lain yang kurang ideal adalah tidur telentang dengan lengan di atas kepala (dikenal sebagai posisi bintang laut).
Ini dapat menyebabkan kompresi saraf dan pembuluh darah, yang berujung pada ketidaknyamanan di bahu dan punggung atas.
Lebih lanjut, pilihan bantal dan kasur juga memainkan peran penting.
Bantal yang terlalu tinggi atau rendah bisa memengaruhi keselarasan leher. Sedangkan kasur yang terlalu keras atau terlalu lembut dapat menambah tekanan pada area tubuh tertentu.
“Melakukan penyesuaian pada posisi tidur sedini mungkin dapat secara signifikan mencegah risiko operasi di masa mendatang dan meningkatkan kualitas hidup,” ujar Jayabalan.
Ia juga menekankan pentingnya memperhatikan sinyal tubuh, seperti nyeri atau mati rasa saat bangun tidur, yang bisa menjadi pertanda posisi tidur tidak tepat.
Tidur Miring Bagus untuk Kesehatan
Senada, Dr Karunakaran dari MGM Healthcare, Chennai, menyarankan tidur miring dengan posisi seperti janin. Bagi penderita stenosis tulang belakang atau herniasi diskus.
Ia juga menyarankan meletakkan bantal kecil di bawah lutut untuk mengurangi ketegangan di pinggang dan menjaga kesejajaran panggul.
Untuk mencegah rotasi pinggul internal, disarankan pula menempatkan bantal di antara lutut.
“Tidur tengkurap sama sekali tidak disarankan karena dapat menyebabkan hiperekstensi lumbal dan rotasi serviks. Yang meningkatkan risiko nyeri punggung bawah,” tambahnya.
Ia menyimpulkan bahwa menjaga posisi tulang belakang tetap netral sangat penting. Terutama bagi mereka yang memiliki nyeri punggung kronis.
Pemilihan bantal ergonomis serta kasur dengan tingkat kekenyalan sedang dapat membantu meredakan ketegangan dan menunjang tidur yang sehat. (han)










