www.pasjabar.com — Final Piala FA 2024/2025 yang mempertemukan Crystal Palace kontra Manchester City diwarnai insiden kontroversial yang menjadi sorotan utama. Momen paling ramai dibicarakan adalah saat kiper Crystal Palace, Dean Henderson, melakukan tepisan bola di luar kotak penalti pada babak pertama, tepatnya ketika berhadapan satu lawan satu dengan striker Manchester City, Erling Haaland.
Aksi Henderson ini nyaris berujung kartu merah, namun wasit Stuart Attwell memilih untuk tidak memberikan hukuman keras setelah meninjau VAR.
Pada menit-menit awal babak pertama, Man City melancarkan serangan berbahaya ke wilayah pertahanan Palace melalui umpan yang diarahkan ke Haaland.
Bomber asal Norwegia itu bergerak cepat menyongsong bola, sementara Henderson keluar dari sarangnya dan menepak bola tepat saat Haaland hendak menyambarnya.
Insiden tersebut terjadi di luar kotak penalti dan sempat dianggap wasit sebagai haluan biasa. Namun, setelah mendapat instruksi dari ruang VAR, Attwell pun memeriksa tayangan ulang.
Dari rekaman video, terlihat jelas Henderson menyentuh bola dengan tangan di luar kotak penalti.
Sesuai regulasi, hal ini biasanya layak mendapatkan kartu merah karena mencegah peluang gol yang jelas (obvious goal-scoring opportunity).
Namun wasit Attwell menilai bahwa peluang Haaland tidak termasuk kategori tersebut karena arah bola dianggap tidak tepat mengarah ke gawang, melainkan sedikit melebar.
Keputusan inilah yang kemudian memicu protes keras dari berbagai pihak, termasuk legenda dan pandit sepak bola.
Reaksi Pelatih dan Legenda Sepak Bola Soal Keputusan Wasit
Setelah pertandingan berakhir, pelatih Manchester City, Pep Guardiola, enggan berkomentar panjang soal kontroversi tersebut.
Ia hanya menyatakan, “Saya bukan wasit, tanya saja kepada mereka.”
Sikap pasrah Guardiola ini menegaskan betapa krusialnya keputusan wasit dalam menentukan nasib timnya.
Sementara itu, pelatih Crystal Palace Oliver Glasner mengakui keberuntungan timnya karena Henderson lolos dari kartu merah.
“Saya berharap VAR tidak melakukan intervensi. Kalau itu terjadi, kami bisa kehilangan Henderson. Hari ini adalah tentang Crystal Palace,” ujar Glasner kepada media.
Para legenda sepak bola turut memberikan komentarnya. Wayne Rooney, mantan striker Manchester United, mengkritik keras keputusan VAR dan wasit yang dianggap tidak konsisten.
“Itu 100 persen kartu merah. Bagaimana bisa mereka salah? Semua orang bisa melihat itu kartu merah. Hapus saja VAR,” ucap Rooney dengan nada kesal.
Ian Wright, eks striker Arsenal dan pandit Sky Sports, juga menilai keputusan tersebut sangat mengecewakan.
“Bagaimana bisa ini tidak menggagalkan peluang mencetak gol? Itu gila. Henderson menepis bola, lalu Haaland akan mencetak gol. Ini harusnya kartu merah,” katanya.
Dampak Keputusan Wasit pada Laga dan Akhir Musim
Insiden Henderson ini menjadi momen penting yang memengaruhi jalannya pertandingan.
Sebelum kejadian tersebut, Crystal Palace sudah unggul 1-0 melalui gol Eberechi Eze pada menit ke-16.
Tak lama setelah kontroversi tersebut, Man City mendapat penalti, namun berhasil digagalkan oleh Henderson, yang semakin mempertegas perannya sebagai pahlawan kemenangan Palace.
Skor 1-0 bertahan hingga akhir pertandingan, mengantarkan Crystal Palace menjuarai Piala FA 2024/2025 untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Di sisi lain, Manchester City harus rela menutup musim tanpa gelar, setelah gagal juara di Liga Inggris, Liga Champions, Piala Liga, dan kini Piala FA.
Keputusan wasit dan peran VAR dalam insiden ini tetap menjadi perdebatan hangat di kalangan pengamat sepak bola.
Terlepas dari kontroversi, kemenangan Crystal Palace menjadi bukti semangat juang dan kebersamaan yang kuat di dalam tim.












