BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sidang Promosi Doktor Ilmu Sosial Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) atas nama Raden Mahendra Haryo Bharoto berlangsung pada Kamis (22/5/2025) di ruang Sidang lantai 6, Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung.
Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Bambang Heru P., M.S. sebagai Ketua Sidang Promosi.
Bertindak sebagai promotor adalah Prof. Dr. Lia Muliawaty, M.Si. dan Prof. Dr. H. Thomas Bustomi, M.Si. sebagai co-promotor.
Sementara itu, yang menjadi penelaah atau oponen ahli adalah Prof. Dr. H. Kamal Alamsyah, M.Si. dan Prof. Dr. H. Soleh Suryadi, M.Si.
Dalam sidang tersebut, Raden Mahendra mempresentasikan disertasi berjudul Model Environment Collaborative Governance Pembinaan Gelandangan dan Pengemis di Kota Cirebon.

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan menjamurnya gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Cirebon. Sementara pelaksanaan collaborative governance dalam pembinaan mereka belum berjalan efektif. Karena kuatnya pengaruh faktor-faktor lingkungan.
Tujuan Hingga Hasil
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan collaborative governance dalam pembinaan gelandangan dan pengemis di Kota Cirebon. Mengidentifikasi faktor penyebab ketidakefektifan.
Serta mengembangkan model environment collaborative governance sebagai kebaruan dalam pembinaan.
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode eksploratif dan studi kasus. Serta pengembangan model melalui pendekatan Soft System Methodology dan Research and Development.
Teknik pengumpulan data mencakup studi literatur, observasi, wawancara, dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD).

Validitas data diperkuat melalui teknik triangulasi. Sedangkan analisis dilakukan melalui reduksi data, penyajian data (data display), dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa collaborative governance pembinaan gelandangan dan pengemis di Kota Cirebon belum efektif.
Karena seluruh dimensinya, yakni system context, drivers, collaborative dynamics, collaborative actions, outcome of collaborative actions, dan adaptation, belum diimplementasikan secara optimal.
Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, minimnya partisipasi para pemangku kepentingan, serta sarana, prasarana. Dan anggaran pembinaan yang belum memadai.
“Penelitian saya tentunya mengarah kepada model Environment Collaborative Governance Pembinaan Gelandangan dan Pengemis di Kota Cirebon. Tujuannya yaitu untuk mengurangi gelandangan dan pengemis yang ada di Kota Cirebon, karena gelandangan dan pengemis di Kota Cirebon itu semakin hari semakin banyak. Dan mudah-mudahan dengan adanya penelitian ini bisa mengurangi dampak daripada pengemis dan gelandangan yang ada di Kota Cirebon,” ujar Raden Haryo dalam wawancara usai sidang.
Harapan

Ia pun berharap agar hasil penelitiannya dapat mendukung upaya nyata pemerintah kota dalam pembinaan gelandangan dan pengemis.
“Harapan penelitian adalah yang pertama itu, Kota Cirebon dalam penanganan gelandangan dan pengemis itu semakin berkurang dan kolaborasi antara stakeholder yang ada di Kota Cirebon itu semakin ditingkatkan sehingga adanya pembinaan terhadap gelandangan dan pengemis di Kota Cirebon semakin turun,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan harapan bagi institusi tempatnya menimba ilmu.
“Harapan untuk Pascasarjana Unpas, sukses selalu, semakin meningkat di dalam pelayanan dan tentunya mahasiswa semakin banyak,” tuturnya.
Dalam sidang tersebut, Raden Mahendra Haryo Bharoto dinyatakan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akhir 3,62 dan yudisium Sangat Memuaskan. Ia juga tercatat sebagai lulusan ke-289 program doktor Ilmu Sosial Pascasarjana Unpas. (han)












