www.pasjabar.com — Wonderkid Spanyol, Lamine Yamal, menuai sorotan usai menunjukkan sikap tak pantas di final UEFA Nations League 2024-2025 yang mempertemukan Portugal vs Spanyol di Allianz Arena, Munich, Senin (9/6/2025) dini hari WIB.
Laga yang berlangsung sengit tersebut berakhir dengan kemenangan Portugal lewat adu penalti.
Portugal menang adu penalti 5-3 setelah skor imbang 2-2 bertahan hingga babak perpanjangan waktu.
Tak Bertepuk Tangan, Yamal Langsung Tinggalkan Lapangan
Insiden bermula saat para pemain Portugal merayakan keberhasilan menjadi juara Nations League untuk kali kedua dalam sejarah mereka.
Sementara para pemain Spanyol lainnya memberikan tepuk tangan kepada lawan sebagai bentuk sportivitas, Lamine Yamal justru terlihat tidak ikut memberi penghormatan.
Dalam video yang viral di platform X (Twitter), pemain Barcelona itu berdiri tanpa ekspresi dan langsung berjalan menuju ruang ganti, meninggalkan lapangan ketika rekan-rekannya masih berkumpul.
Aksi tersebut memicu reaksi beragam dari warganet dan pengamat sepak bola.
Kritik dan Pembelaan untuk Wonderkid Barcelona
Sikap Yamal dianggap tidak mencerminkan semangat fair play yang selama ini dijunjung tinggi dalam kompetisi internasional.
Banyak netizen yang mengecam sikap tersebut sebagai kurang dewasa dan tidak profesional, meskipun usianya masih 17 tahun.
Namun, ada pula yang memaklumi tindakan Yamal sebagai bentuk kekecewaan mendalam karena gagal menjadi juara, apalagi ia bermain sejak menit awal dan digantikan pada menit ke-105 oleh Yeremy Pino.
Bagi sebagian orang, sikap emosional Yamal bisa dimaklumi sebagai reaksi spontan akibat tekanan tinggi di laga final.
Portugal Ukir Sejarah, Spanyol Ulang Luka Lama
Kemenangan ini menambah koleksi gelar internasional Portugal menjadi tiga, setelah sebelumnya menjuarai EURO 2016 dan UEFA Nations League 2019.
Di sisi lain, Spanyol harus mengulang luka lama dengan kembali gagal di final Nations League.
Tercatat, ini adalah kekalahan kedua Spanyol di final UEFA Nations League, dari tiga penampilan mereka di partai puncak sejak ajang ini digelar. Satu-satunya gelar yang diraih Spanyol terjadi pada edisi 2021.
Sementara itu, sikap Lamine Yamal masih menjadi perbincangan hangat.
Sikap Lamine Yamal diprediksi akan terus dibahas oleh media dan publik sepak bola dalam beberapa hari ke depan.












