CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM – Bertepatan dengan hari terakhir pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru atau SPMB Jabar 2025 tahap pertama, puluhan orang tua calon siswa memadati Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Senin (16/6/2025) pagi.
Kedatangan para siswa dan orang tuanya di hari terakhir pelaksanaan SPMB Jabar 2025 tahap pertama ini yang meliputi jalur afirmasi, domisili, dan mutasi.
Meski proses pendaftaran siswa baru difokuskan melalui sistem daring, nyatanya banyak orang tua memilih datang langsung ke sekolah.
Hal ini dilakukan untuk memastikan data pendaftaran anak mereka masuk dengan benar. Sekaligus memperbaiki kesalahan data yang terjadi saat pengunggahan secara online.
“Saya datang ke sekolah karena ada kesalahan data saat upload, jadi lebih enak langsung datang untuk dibantu,” ujar Wiwin, salah satu orang tua calon siswa.
Ia mengaku sempat bingung dengan alur pendaftaran online. Sehingga memutuskan datang langsung ke sekolah agar proses koreksi bisa lebih cepat.
Tak hanya orang tua, sejumlah calon siswa juga turut hadir. Ratna, calon siswa baru, mengatakan bahwa ia datang bersama orang tuanya. Karena tidak yakin apakah data yang dikirim secara online sudah masuk ke sistem.
“Saya takut salah input, jadi lebih aman kalau langsung konfirmasi ke sini,” ungkapnya.
Layanan Konsultasi Langsung
Pihak sekolah sendiri menyatakan tetap membuka layanan konsultasi langsung. Untuk membantu orang tua dan siswa yang mengalami kendala teknis maupun kebingungan dalam proses pendaftaran daring.
“Memang di hari pertama dan kedua sempat ada kendala teknis di sistem, tapi sekarang sudah berjalan normal. Kebanyakan orang tua yang datang itu untuk memastikan data anaknya sudah masuk atau belum,” ujar Wiwi Wahyuni, Ketua Pelaksana SPMB SMKN 3 Cimahi.
Ia menambahkan bahwa pihak sekolah berkomitmen memberikan pendampingan penuh bagi calon siswa yang mengalami kesulitan. Meskipun proses pendaftaran sudah berbasis online, tidak semua masyarakat terbiasa dengan sistem tersebut.
“Kami menyadari bahwa tidak semua orang tua memahami alur pendaftaran digital. Jadi kami tetap buka layanan tatap muka agar proses berjalan lancar,” tambahnya.
Para orang tua berharap agar ke depan sistem pendaftaran bisa dibuat lebih sederhana dan ramah pengguna. Mereka juga menginginkan adanya lebih banyak petunjuk teknis yang mudah dipahami. Agar tidak terjadi kesalahan saat pengisian data secara online. (uby)












