BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan peran vital Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) dalam mencetak pemimpin militer masa depan yang tidak hanya unggul secara taktis, tetapi juga memiliki visi kebangsaan dan pembangunan nasional.
Hal tersebut disampaikan AHY saat memberikan kuliah umum di Kampus Sesko TNI, Jalan Martanegara, Kota Bandung, Rabu (18/6/2025).
Di hadapan 212 perwira siswa TNI dari tiga matra. Dalam kesempatan itu, AHY disambut langsung oleh Komandan Sesko TNI, Marsekal Madya Arof Widianto.
“Sesko TNI harus tetap menjadi garda terdepan dalam mencetak pemimpin unggul. Tidak cukup hanya ahli dalam strategi militer, tetapi juga cerdas dalam membaca arah pembangunan bangsa,” ujar AHY.
Tantangan Geopolitik Global
Menurutnya, tantangan geopolitik global yang terus berkembang memerlukan sosok pemimpin TNI yang adaptif, strategis, serta mampu membangun sinergi antara kekuatan militer dan sektor sipil.
“Pemimpin TNI masa depan harus bisa berkolaborasi dengan semua sektor, mampu membangun komunikasi lintas kementerian dan lembaga, serta punya ketajaman analisis terhadap perubahan dunia,” lanjutnya.
AHY juga menyoroti pentingnya integrasi pembangunan infrastruktur dengan kebutuhan pertahanan nasional.
Ia mencontohkan infrastruktur strategis seperti dermaga, jalan, dan bandara yang bisa dirancang multifungsi agar dapat dimanfaatkan oleh militer dan sipil secara bersamaan.
“Dalam situasi damai seperti saat ini, kesiapan tetap harus menjadi prioritas. Dan infrastruktur yang terintegrasi akan menjadi fondasi kuat bagi ketahanan nasional,” katanya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Sesko TNI bukan hanya pusat pendidikan militer, tetapi juga pusat pembentukan karakter, kepemimpinan, dan visi kebangsaan yang kokoh.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum, metode pendidikan, dan orientasi strategis perlu terus disesuaikan dengan dinamika zaman.
“Saya percaya para perwira siswa di sini akan menjadi pemimpin masa depan yang bisa membawa institusi TNI semakin profesional, kuat, dan relevan dengan kebutuhan bangsa,” ujar AHY menutup sambutannya.
Pimpinan Militer
Kunjungan AHY ke Sesko TNI ini juga bernuansa emosional, mengingat ia pernah menempuh pendidikan di institusi tersebut.
Ia menyebut kunjungannya seolah membangkitkan kembali kenangan sebagai prajurit aktif dan menjadi bagian dari tradisi pembentukan pemimpin militer Indonesia.
Dukungan Empat Pulau untuk Aceh
Dalam kesempatan itu, AHY juga menegaskan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menetapkan empat pulau sengketa antara Aceh dan Sumatera Utara—Pulau Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Lipan, dan Panjang—sebagai bagian dari wilayah administratif Aceh.
“Saya rasa apa yang sudah menjadi keputusan Bapak Presiden Prabowo Subianto, harus kita amankan dan kawal bersama,” ujar AHY.
Ia menegaskan pentingnya mencegah potensi konflik akibat polemik tersebut.
“Kita cegah segala polemik yang bisa memicu benih permusuhan. Apalagi kita tahu menjaga perdamaian dan keamanan di Aceh adalah hasil dari perjuangan panjang yang harus terus dijaga,” ungkapnya.
Sebagai mantan perwira muda yang pernah bertugas di Aceh, AHY mengaku memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat dan wilayah Aceh.
“Saya ingin Aceh semakin maju, damai, dan sejahtera. TNI dan seluruh komponen bangsa harus terus menjadi penjaga kedamaian itu,” pungkasnya. (rif)












