WWW.PASJABAR.COM – Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan dua kali erupsi yang terjadi pada Rabu (18/6/2025).
Meski masih berstatus Waspada atau Level II, masyarakat diminta untuk tetap waspada. Khususnya terhadap potensi banjir lahar akibat erupsi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Dr. P. Hadi Wijaya, menjelaskan bahwa dua kali erupsi tercatat masing-masing terjadi pada pukul 15.32 WIB dan 20.08 WIB.
Pada erupsi pertama, kolom abu terpantau setinggi 250 meter, sementara pada erupsi malam hari mencapai 700 meter dari puncak kawah.
“Erupsi ini direkam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sekitar 1 menit 50 detik. Kolom abu berwarna kelabu berintensitas sedang dan condong ke arah timur,” ungkap Hadi dalam keterangan resminya.
Dengan adanya peningkatan aktivitas ini, PVMBG mengimbau masyarakat, pendaki, pengunjung, dan wisatawan. Untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas Gunung Marapi.
Selain itu, warga yang bermukim di lembah sungai dan daerah aliran lahar di sekitar gunung juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Terhadap potensi terjadinya banjir lahar, terutama saat hujan lebat turun.
PVMBG juga mengingatkan bahaya paparan abu vulkanik bagi kesehatan. Masyarakat diminta mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut. Untuk mencegah gangguan pernapasan seperti ISPA.
“Masyarakat harus tetap tenang, namun waspada. Gunakan perlindungan diri bila beraktivitas di luar ruangan. Terutama di wilayah yang terdampak abu,” tambah Hadi.
Gunung Marapi merupakan salah satu gunung api aktif di Sumatera Barat yang kerap mengalami erupsi dalam beberapa tahun terakhir.
Aktivitas vulkanik gunung ini terus dipantau secara intensif oleh PVMBG dan informasi perkembangan akan terus diperbarui secara berkala kepada publik melalui kanal resmi pemerintah.
Pemerintah daerah bersama tim penanggulangan bencana saat ini juga telah bersiaga dan melakukan langkah antisipasi. Untuk menjamin keselamatan warga di sekitar kawasan rawan bencana. (uby)