Bandung, www.pasjabar.com — Situasi Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) memanas. Pada Kamis, 3 Juli 2025, pintu masuk kebun binatang tertua di Jawa Barat ini dijaga ketat oleh petugas kepolisian dan keamanan internal. Penutupan sementara dilakukan oleh manajemen menyusul dualisme kepemimpinan yang belum menemui titik terang.
Jalan Tamansari, Kota Bandung, yang biasa dipadati pengunjung kini tampak lengang. Papan pengumuman penutupan terpampang jelas di depan pintu masuk, dan sejumlah aparat terlihat mengawasi situasi dengan ketat demi mencegah potensi konflik lanjutan.
Konflik Manajemen Masih Berlangsung, Operasional Dihentikan

Penutupan operasional Bandung Zoo bukan tanpa alasan. Konflik internal yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir, antara Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) dengan pihak yang disebut berasal dari Taman Safari Indonesia (TSI), memunculkan ketidakjelasan dalam struktur pengelolaan.
Kondisi memuncak pada Rabu (2/7) malam, ketika terjadi ketegangan antara karyawan dan vendor keamanan Red Guard. Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) mengambil alih pengamanan ruang keuangan, yang berujung pada bentrok fisik dan luka ringan pada Gantira Bratakusuma, pembina YMT.
Dampaknya, manajemen memutuskan menutup sementara seluruh operasional kebun binatang demi alasan keamanan.
Warga dan Pengunjung Kecewa, Harap Penjelasan Resmi Segera

Penutupan mendadak ini mengejutkan banyak pengunjung, khususnya warga luar kota yang datang untuk mengisi liburan. Beberapa dari mereka mengaku kecewa karena tidak ada pemberitahuan lebih awal, sementara sebagian lainnya justru merasa was-was dengan situasi internal lembaga konservasi tersebut.
Warga Bandung dan pecinta satwa berharap pemerintah turun tangan untuk memediasi dan memberikan kepastian hukum atas siapa yang berhak mengelola Bandung Zoo. Sebab, jika dibiarkan berlarut, dikhawatirkan akan berdampak pada nasib satwa dan keselamatan para karyawan yang selama ini mengelola operasional lapangan. (Eci)












