BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Universitas Pasundan (Unpas) mengakui tengah menghadapi tantangan besar dalam penerimaan mahasiswa baru, seiring dengan makin banyaknya jalur masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memengaruhi animo calon mahasiswa ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Wakil Rektor III Unpas, Dr. M. Budiana menyampaikan bahwa tren penurunan jumlah mahasiswa baru tidak hanya dirasakan oleh Unpas. Tetapi juga hampir seluruh PTS di Jawa Barat.
Fenomena ini menjadi perhatian serius di tengah upaya kampus-kampus swasta untuk tetap eksis dan kompetitif dalam dunia pendidikan tinggi.
“Banyaknya jalur masuk tersebut, dirasakan oleh kami dan juga seluruh PTS. Di Jawa Barat, hampir semua PTS mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru karena jalur masuk PTN yang begitu banyak,” ujar Budiana, dilansir dari Antara.
Ia menambahkan, biaya kuliah yang dikenakan oleh kampus swasta, khususnya Unpas, tidak berbeda jauh dengan yang diberlakukan PTN melalui jalur tes mandiri. Meski demikian, realisasi pendaftaran tetap menunjukkan tren menurun dari tahun ke tahun.
Sudah Lama Bersuara
Budiana menuturkan bahwa sejak lama pihaknya telah menyuarakan keprihatinan ini melalui Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI). Bahkan sejak era kepemimpinan almarhum Prof. Didi Turmudzi dan Prof. Edi Yusuf.
Namun hingga kini, perjuangan itu masih harus terus dilanjutkan.
Meski menghadapi tekanan tersebut, Unpas tetap memupuk optimisme dengan melakukan berbagai langkah adaptif. Salah satunya melalui optimalisasi program studi unggulan seperti. Teknologi informasi dan komunikasi, manajemen, teknologi pangan, hingga kedokteran.
“Institusi yang kini berusia 65 tahun ini bertekad untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman,” katanya.
Optimisme Unpas juga ditopang oleh berbagai prestasi membanggakan dari sivitas akademikanya.
Program Studi Teknik Mesin, misalnya, berhasil mengembangkan go-kart mandiri dan pemadam kebakaran portabel yang kini telah dipesan Pemerintah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Di bidang riset, tiga mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpas meraih beasiswa penelitian dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan.
Mereka mengusung riset bertajuk “Optimalisasi Perdagangan Kelapa Sawit Indonesia di Forum CPOPC melalui Mekanisme Kartel Internasional Ditinjau dari Stag Hunt Theory.”
Tak hanya itu, publikasi ilmiah dosen dan guru besar Unpas dalam jurnal bereputasi internasional terus meningkat. Bahkan, Unpas ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan fasilitasi penulisan artikel ilmiah oleh LLDIKTI Wilayah IV Jabar.
“Dengan berbagai prestasi yang berkelanjutan, semangat adaptif di tengah tantangan, dan warisan sejarah yang kuat, kami ingin tetap relevan. Bagi masyarakat dan terus menjadi bagian penting dalam pendidikan Indonesia,” pungkas Budiana. (han)












