BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Upaya Pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi persoalan sampah di Pasar Gedebage mulai menunjukkan hasil.
Melalui kerja sama dengan CV Prosignal Karya Lestari, pengelolaan sampah kini dilakukan dengan pendekatan teknologi modern.
Yakni menggunakan mesin pencacah organik, biodigester, dan metode bio drying tanpa bahan kimia. Yang ditargetkan mampu mengolah hingga 20 ton sampah per hari.
Sampah organik yang selama ini menumpuk di area pasar kini mulai diolah secara sistematis dan efisien. Dalam prosesnya, sampah terlebih dahulu dipilah sebelum dimasukkan ke mesin pencacah. Setelah dicacah, residu akan terbagi menjadi dua: residu basah dan residu kering.
Residu basah kemudian dimasukkan ke kolam fermentasi yang tidak menggunakan bahan kimia tambahan. Proses fermentasi dilakukan menggunakan mikroba alami hingga menghasilkan cairan.
Cairan tersebut selanjutnya dikirim ke biodigester untuk diproses kembali menjadi pupuk cair. Sementara itu, residu kering diolah lebih lanjut menjadi pupuk kompos melalui metode pengeringan alami (bio drying).
Pupuk Cair dan Kompos dari Sampah Pasar
Direktur Utama CV Prosignal Karya Lestari, Aldy Ridwansyah, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen memproses sampah baru setiap hari secara langsung.
“Semua sampah organik diproses di kolam biodigester. Sedangkan sampah anorganik dan residu kering seperti serabut kelapa maupun plastik, kita berikan ke pihak ketiga. Untuk dikelola lebih lanjut,” ujar Aldy saat ditemui di lokasi, Selasa (15/7/2025).
Lebih lanjut, Aldy menuturkan bahwa sejak proses pengolahan dimulai, total 145 ton sampah organik telah berhasil diolah. Menghasilkan produk pupuk cair dan kompos yang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat maupun pertanian lokal.
Solusi untuk Gunungan Sampah di Gedebage
Pasar Gedebage selama ini dikenal sebagai salah satu titik rawan penumpukan sampah. Terutama karena aktivitas perdagangan yang sangat padat.
Inovasi pengolahan ini diharapkan menjadi model pengelolaan sampah pasar tradisional yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Target kami adalah mengolah minimal 20 ton sampah per hari, baik organik maupun anorganik. Kami berharap ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi gunungan sampah di kawasan ini,” ungkap Aldy.
Sinergi Pemerintah dan Swasta untuk Bandung Bersih
Langkah kolaboratif ini merupakan bagian dari strategi Pemerintah Kota Bandung dalam meningkatkan kebersihan dan pengelolaan lingkungan. Khususnya di titik-titik krusial seperti pasar tradisional.
Selain mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), program ini juga memberikan nilai tambah. Melalui produk daur ulang yang bermanfaat.
Dengan teknologi biodigester dan dukungan mikroba alami, pengolahan sampah kini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun menjadi peluang ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan. (rif)












