# Guru Besar pertama Sunda di Kanada
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kabar membanggakan datang dari Kanada. Prof. Hendra Hermawan, Ph.D., resmi dilantik sebagai Ketua Komisariat Paguyuban Pasundan Kanada.
Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai orang Sunda pertama yang berhasil meraih gelar Guru Besar (Full Professor) di Kanada, tepatnya di Université Laval, Quebec — salah satu universitas bergengsi di negara tersebut.
Prestasi Prof. Hendra bukan hanya menjadi pencapaian pribadi, tapi juga simbol keberhasilan diaspora Sunda dan Indonesia dalam menembus dunia akademik global.
Prof Hendra mendatangi Sekretariat pusat Pengurus Besar Paguyuban Pasundan di Jalan Sumatera 41 Bandung, dan bertemu langsung dengan Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. H.M Didi Turmudzi, M.Si, Selasa(15/7/205).
Dilantik Langsung oleh Ketua Paguyuban Pasundan
Pelantikan Prof. Hendra dilakukan secara resmi oleh Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. H.M Didi Turmudzi, M.Si, di sekretariat Pengurus Besar Paguyuban Pasudan.
Prof. Didi menyebut Prof. Hendra sebagai ilmuwan kelas dunia yang telah memberikan kontribusi nyata dalam pendidikan tinggi dan riset internasional.
“Beliau menjadi contoh nyata bahwa orang Sunda mampu bersaing di panggung dunia. Paguyuban Pasundan sangat bangga karena misi kami dalam memerangi kebodohan dan membangun kualitas sumber daya manusia terbukti berhasil melalui kiprah beliau,” ujar Prof Didi.
Oleh karenanya, Prof Didi menyebutkan Paguyuban Pasundan merasa bangga sekaligus menjadi kontribusi Paguyuban Pasundan terhadap warga Indonesia dan dunia.
“Karena beliau sudah mendapat pengakuan internasional dengan demikian misi Paguyuban Pasundan dalam merangan kebodohan itu salah satu buktinya adalah Prof Hendrawan,” jelasya.
Ia berharap Prof Hendra ketika kembali ke Kanada beliau akan menghimpun warga-warga Sunda di Kanada
“Sehingga orang Sunda du luar negeri bisa bersama-sama menyatukan diri, sehingga Paguyuban Pasundan bisa mendekatkan yang jauh dan yang dekat dikompakkan. Untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia dan Kanada serta dunia,” harap Prof Didi.
Komitmen Bawa Budaya Sunda ke Tingkat Global
Sementara, Prof. Hendra menyatakan kebanggaannya menjadi bagian dari masyarakat Sunda, dan menyebut bahwa identitas tersebut terus ia bawa dalam perjalanan akademik dan profesionalnya di luar negeri.
“Menjadi Ketua Komisariat di Kanada adalah tanggung jawab besar dan ini kehormatan bagi saya. Saya akan berusaha menghimpun diaspora Sunda disana dan memperkuat jejaring yang mampu memberi kontribusi bagi Indonesia dan dunia,” ungkapnya.
Dalam setiap kegiatan resmi itu, ia juga diberikan PIN Kujang, simbol budaya Sunda dan keanggotaan Paguyuban Pasundan , yang diberikan langsung oleh Prof. Didi sebagai tanda penghormatan dan komitmen terhadap nilai-nilai Pasundan.
Perbedaan Guru Besar di Kanada dan Indonesia
Prof. Hendra juga menjelaskan bahwa proses menjadi Guru Besar di Kanada sangat berbeda dengan di Indonesia.
Di Kanada, gelar ini diraih melalui proses panjang, berbasis meritokrasi, dan fokus pada riset internasional, publikasi ilmiah, dan kolaborasi lintas negara.
“Namun justru dari tantangan itu terbuka kesempatan besar untuk berkontribusi luas, baik dalam bidang teknik mesin maupun pengembangan ilmu pengetahuan global,” tuturnya.
Misi Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Sebagai akademisi sekaligus tokoh budaya, Prof. Hendra ingin menjadikan Komisariat Paguyuban Pasundan di Kanada sebagai ruang sinergi, edukasi, dan diplomasi budaya Sunda.
Dengan pelantikan ini, Paguyuban Pasundan menegaskan kiprahnya sebagai organisasi yang aktif tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga hadir di panggung global — memperkuat budaya Sunda, menyebarkan ilmu, dan menghubungkan yang jauh menjadi dekat.(*)
# Guru Besar pertama Sunda di Kanada