BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kepala Program Studi (Kaprodi) Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Ir. Yayat Ahmad Hidayat, M.Sn., menilai masih adanya anggapan bahwa profesi musisi tidak menjanjikan adalah pandangan yang sudah usang dan tidak relevan dengan kondisi industri saat ini.
Ia menegaskan di tengah pesatnya perkembangan era digital, dunia musik menunjukkan potensi pasar yang besar dan menjanjikan secara ekonomi.
Menurutnya, stigma lama yang berkembang di kalangan masyarakat, terutama orang tua, muncul karena keterbatasan pemahaman. Terhadap transformasi yang terjadi di industri musik.
Digitalisasi adalah Peluang Baru
Di masa lalu, distribusi musik hanya dapat dilakukan melalui label-label besar. Namun kini digitalisasi telah membuka peluang baru yang lebih luas dan fleksibel bagi para musisi.
“Siapa pun bisa jadi musisi sekaligus produser dan marketer. Sekarang, pemasaran bisa dilakukan langsung ke konsumen. Yang penting itu bukan hanya bisa main musik. Tapi juga punya jiwa entrepreneur, punya jaringan, paham teknologi musik,” ujar Yayat, dilansir dari unpas.ac.id.
Yayat menegaskan bahwa industri musik tidak terbatas pada aktivitas bermusik di atas panggung atau sekadar menjual lagu.
Industri ini mencakup berbagai lini yang luas. Seperti produksi rekaman, jasa audio, pendidikan musik, scoring untuk film dan sinetron, hingga bisnis merchandise dan studio rekaman.
“Dulu musik dianggap sebatas hobi. Sekarang, bukan hanya musisinya yang bisa hidup dari musik, tetapi juga tim dan official-nya. Bahkan merchandise dan studio pun bisa dijadikan sumber pendapatan,” tambahnya.
Sebagai institusi pendidikan, Program Studi Seni Musik Unpas juga telah merespons dinamika ini. Dengan pendekatan kurikulum yang tidak sekadar konservatif.
Pendidikan musik diarahkan sebagai bagian dari industri kreatif yang memiliki kontribusi nyata terhadap sektor ekonomi.
“Kami tidak sekadar konservatif. Seni Musik Unpas terus berkembang dan beradaptasi. Bukan hanya untuk melestarikan, tapi bagaimana musik itu bisa menghidupi. Ini membedakan kami dengan banyak institusi lain,” jelasnya.
Dengan basis pasar yang luas dan keragaman genre yang terus bertumbuh, Yayat menekankan. Pentingnya penguasaan keterampilan praktis dan teoritis, jejaring yang kuat, serta pemahaman mendalam terhadap tren pasar.
“Selama manusia masih mendengarkan musik, industri ini akan terus hidup. Sayang sekali kalau peluang besar ini tidak dimanfaatkan,” pungkasnya.
Melalui pendekatan tersebut, Unpas berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya andal di panggung. Tetapi juga mampu bertahan dan bersaing dalam industri musik modern yang kompetitif dan dinamis. (han)












