
WWW.PASJABAR.COM – (Sekilas Paguyuban Pasundan) Paguyuban Pasundan saat ini butuh visi politik dan akan berusaha melakukan reaktualisasi politik. Dengan tetap bukan merupakan bagian dari partai politik manapun dan tidak ingin menjadi partai politik.
Paguyuban Pasundan akan menjadikan dirinya sebagai pusat studi dan gerakan kesundaan. Dengan mengungkap berbagai aktualisasi sistem nilai Sunda pada dimensi: sosial, budaya, politik, ekonomi atau model hankam bagi kepentingan nasional.
Paguyuban Pasundan memahami bahwa sebagian besar masyarakat Sunda berharap Paguyuban Pasundan harus menjadi sebagai “Gunung Pananggeuhan”. Untuk ikut menampung dan mengartikulasikan aspirasi politiknya.
Sebab, terlalu bodoh untuk mematikan peran Paguyuban Pasundan. Ketika harus mengangkat “tangtungan jeung jengglengan” Ki Sunda pada etalase politik Nasional. Potensi politik Paguyuban Pasundan begitu besar, yang sebenarnya bisa diartikulasikan.
Keutuhan Organisasi
Tak terbantahkan lagi bahwa keutuhan organisasi Paguyuban Pasundan adalah aset yang cukup strategis. Dengan keutuhannya, meski diwarnai oleh keniscayaan pasang surut, peran bendera Paguyuban Pasundan secara ajeg berkibar di persada Indonesia.
Paling tidak, ikut mencerdaskan bangsa. Inilah kontribusi utama Paguyuban Pasundan sejak mendirikan lembaga pendidikan di tahun 1922 sehingga sekarang. Tak terhitung lagi tokoh-tokoh daerah dan nasional yang dilahirkan lembaga pendidikan Pasundan.
Kiprah pendidikan tersebut, memang yang telah menjadikan Paguyuban Pasundan tetap melekat di jantung manusia-manusia Sunda. Wajar jika Paguyuban Pasundan “mengakar” (dikenal oleh segenap masyarakat Sunda).
Ia ada di dalam desir rakyat Jawa Barat – Banten. Dengan kata lain, setiap memperbincangkan kesundaan pada spektrum lokal atau nasional, Paguyuban Pasundan adalah bagian yang inherent.
Agak sulit memang, untuk memisahkan kemajuan Ki Sunda dengan daya dukung dari Paguyuban Pasundan. Signifikasi daya dukung itu, tentu bisa dikaji lewat dimensi historis, sosiologis maupun politis.
Ketiga dimensi tersebut, tampaknya membuka peluang Paguyuban Pasundan untuk mengokohkan keutuhan organisasinya. Keberadaan Paguyuban Pasundan dalam “ruh” Tatar Sunda bertumpu pada keterkaitan historis, politis dan sosiologis tadi.
Tanpa keterkaitan dimaksud, boleh jadi Paguyuban Pasundan sudah lama rain dari muka bumi.
Beruntung, hal hal buruk itu tidak terjadi. Bahkan belakangan ini menggumpal harapan dari orang-orang muda Sunda, yang mendambakan kepak sayap Paguyuban Pasundan makin melebar, tidak cupet.
Kembali ke Masa Jaya
Dambaannya bukan sekedar prioritas pendidikan yang dijalani Paguyuban Pasundan sekarang, tapi lebih dari itu.
Paguyuban Pasundan seperti yang pernah ditorehkan peran kesejarahannya tempo hari, diharapkan layak berpengaruh dalam setiap proses politik yang berlangsung.
Oleh karena itu, Paguyuban Pasundan saat ini sedang berupaya untuk mengembalikan kejayaan masa lalu. Yang memiliki andil besar dalam perjuangan mendirikan Republik ini.
Sungai boleh mengering, air laut boleh surut, tapi mempertahankan harga diri dan cita-cita adalah perjuangan panjang dan tak berjangka. Pagar tanaman kita jangan dipindahkan orang. Sawah ladang kita jangan diambil orang. Saatnya kita bangkit, semoga. Aamiin. (Sekilas Paguyuban Pasundan) (han)












