Bandung, www.pasjabar.com — Paguyuban Pasundan didirikan pada 20 Juli 1913 oleh sekelompok pelajar dan kaum terpelajar Sunda di Bandung. Mereka merasa perlu membentuk wadah untuk memperjuangkan hak dan martabat masyarakat Sunda dalam bidang pendidikan, sosial, dan kebudayaan. Para pendirinya adalah tokoh-tokoh intelektual seperti D.K. Ardiwinata, R.A.A. Wiranatakusumah V, dan Sartono, yang aktif dalam dunia tulis-menulis, pendidikan, dan administrasi pemerintahan.
Mereka melihat bahwa menjaga identitas kultural bukan berarti menutup diri terhadap kemajuan. Justru, Paguyuban Pasundan hadir sebagai jembatan antara tradisi dan modernitas.
D.K. Ardiwinata: Pelopor Bahasa dan Sastra Sunda Modern
D.K. Ardiwinata adalah tokoh sentral dalam sejarah awal Paguyuban Pasundan. Ia dikenal sebagai peletak dasar tata bahasa Sunda modern dan sastrawan produktif pada masa kolonial. Melalui karya-karyanya, ia memperkenalkan pendekatan modern dalam pengajaran bahasa Sunda dan mempopulerkan penulisan aksara Latin untuk bahasa Sunda.
Selain aktif dalam bidang sastra, Ardiwinata juga menjadi salah satu motor penggerak pendidikan dan kebudayaan di wilayah Priangan. Ia meyakini bahwa kemajuan masyarakat Sunda hanya bisa dicapai melalui pendidikan dan penguatan budaya lokal.
Raden Dewi Sartika: Simbol Perjuangan Pendidikan Perempuan
Meski tidak secara struktural mendirikan Paguyuban Pasundan, Raden Dewi Sartika adalah salah satu tokoh yang semangatnya sejalan dengan visi organisasi. Dikenal sebagai pelopor pendidikan perempuan di Hindia Belanda, Dewi Sartika mendirikan “Sekolah Istri” pada tahun 1904, jauh sebelum emansipasi menjadi pembicaraan umum.
Kontribusinya di bidang pendidikan menjadi inspirasi bagi para perempuan Sunda untuk berdaya dan mandiri. Ia juga menjadi simbol semangat perempuan dalam memperjuangkan hak pendidikan, yang selaras dengan nilai-nilai yang diusung Paguyuban Pasundan.
Tokoh Modern: Membawa Warisan ke Era Global
Di era modern, Paguyuban Pasundan tetap eksis dan berkembang melalui kepemimpinan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. Ia membawa Paguyuban Pasundan ke kancah internasional, termasuk dalam diplomasi kebudayaan dan kerja sama pendidikan dengan lembaga luar negeri.
Paguyuban Pasundan kini tidak hanya aktif di Jawa Barat, tapi juga memiliki cabang di berbagai provinsi dan luar negeri. Mereka terus memperjuangkan pendidikan, seni, dan pelestarian budaya Sunda melalui Universitas Pasundan, kegiatan seni budaya, serta program sosial.
Sumber Referensi:
- Situs Resmi Paguyuban Pasundan: https://paguyubanpasundan.or.id
- Darsa, Undang A. (2003). Bahasa dan Sastra Sunda dalam Perkembangan Sejarahnya. Bandung: Kiblat Buku Utama.
- Ensiklopedi Tokoh Indonesia. (2020). Raden Dewi Sartika.
- Kompas.com – Jejak Raden Dewi Sartika dan Kiprahnya di Dunia Pendidikan
- Pikiran Rakyat. (2023). Paguyuban Pasundan dan Kiprahnya di Era Modern












