ISTANBUL, WWW.PASJABAR.COM – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperkokoh eksistensinya di panggung industri pertahanan global melalui partisipasi pada International Defence Industry Fair (IDEF) 2025 yang digelar di Istanbul, Turki.
Keikutsertaan PTDI kali ini menjadi bagian dari strategi ekspansi Holding DEFEND ID. Untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri pertahanan dunia.
IDEF dikenal sebagai salah satu pameran pertahanan terbesar di dunia, mempertemukan lebih dari 1.500 perusahaan dari 78 negara.
Momentum ini dimanfaatkan PTDI untuk memamerkan kapabilitas teknologi kedirgantaraan nasional. Sekaligus membuka peluang kolaborasi strategis dengan mitra global.
Fokus Ekspansi Pasar Afrika dan Timur Tengah
Dalam strategi jangka panjangnya, PTDI tengah membidik kawasan Afrika dan Timur Tengah. Yang diproyeksikan membutuhkan ratusan pesawat turboprop hingga 2030.
Produk unggulan seperti CN235-220, NC212i, dan N219 dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Selain memasarkan platform pesawat, PTDI juga mengincar pasar Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) yang memiliki potensi lebih dari 40 unit pesawat militer dan sipil di kawasan tersebut.
Layanan purna jual ini diharapkan memperpanjang masa operasional alutsista sekaligus membuka peluang bisnis bernilai tinggi.
Kemitraan Strategis Indonesia – Turki
PTDI memanfaatkan IDEF 2025 sebagai ajang diplomasi industri untuk memperkuat kerja sama dengan mitra pertahanan Turki. Seperti Turkish Aerospace, Havelsan, Aselsan, dan ELSIS. Sejumlah kesepakatan penting yang diumumkan meliputi:
- Program Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan Maritime Surveillance Aircraft (MSA) bersama Havelsan, mencakup modernisasi, perakitan, dan manufaktur untuk pengguna di Indonesia, Turki, serta pasar potensial lainnya.
- Pengembangan simulator pesawat CN235-220 guna meningkatkan kompetensi teknologi simulasi nasional serta peluang ekspor ke pasar global.
- Eksplorasi program pesawat AEW&C (Airborne Early Warning & Control) untuk kebutuhan Indonesia dan Turki.
- Kolaborasi keberlanjutan CN235 bersama Aselsan, meliputi dukungan sistem, logistik, hingga peningkatan kapabilitas teknis untuk memperpanjang umur operasional pesawat.
- Framework Agreement dengan Turkish Aerospace untuk keterlibatan PTDI dalam pengembangan dan produksi komponen strategis jet tempur generasi terbaru.
Kerja sama ini memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Turki di bidang industri pertahanan. Menggabungkan keunggulan Indonesia di rekayasa pesawat angkut dengan keunggulan Turki pada teknologi sensor dan avionik.
PTDI memiliki sejarah panjang kemitraan dengan Turki. Pada 2003–2015, perusahaan ini sukses memodifikasi 6 unit CN235 menjadi Anti-Submarine Warfare (ASW).
Untuk Angkatan Laut Turki dan 3 unit CN235 menjadi Naval Surveillance Aircraft (NSA) untuk Coast Guard Turki.
Keberhasilan tersebut memperkuat reputasi PTDI sebagai Original Equipment Manufacturer (OEM). Yang memenuhi standar operasional tinggi mitra internasional.
Diplomasi Industri dan Peran Global
Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan menegaskan bahwa keikutsertaan pada IDEF 2025 merupakan langkah strategis. Dalam memperkuat daya saing industri pertahanan Indonesia.
“Melalui keikutsertaan kami di IDEF 2025, PTDI memperkuat peran aktifnya dalam membangun kemitraan strategis. Yang saling menguntungkan dan berorientasi pada penguatan industri pertahanan nasional. Kolaborasi dengan Havelsan, Aselsan, dan Turkish Aerospace adalah langkah maju. Untuk meningkatkan kapabilitas teknologi dan daya saing industri kedirgantaraan Indonesia secara berkelanjutan,” ujar Gita Amperiawan.
Keikutsertaan ini tidak hanya berdampak pada bisnis. Tetapi juga menjadi bagian dari diplomasi ekonomi strategis Indonesia untuk memperkuat arsitektur keamanan kolektif.
Posisi geografis Turki yang menghubungkan Asia, Eropa, dan Timur Tengah dipandang strategis. Sebagai hub ekspansi PTDI ke pasar pesawat turboprop global.
Menuju Kemandirian dan Inovasi Berkelanjutan
Partisipasi PTDI di IDEF 2025 menegaskan komitmen Indonesia membangun industri pertahanan berdaulat, inovatif, dan kompetitif secara global.
Dengan kolaborasi strategis, transfer teknologi, dan penguatan rantai pasok internasional, PTDI menargetkan peran lebih besar. Dalam memenuhi kebutuhan alutsista global, sekaligus memperkokoh kemandirian pertahanan nasional. (*)












