WWW.PASJABAR.COM – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 yang berpusat di lepas pantai timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025) pukul 08.25 waktu setempat atau 23.25 GMT, memicu gelombang tsunami yang berpotensi melanda wilayah Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, potensi tsunami diperkirakan mencapai ketinggian kurang dari 50 sentimeter karena gempa di Rusia ini. Namun tetap berisiko membahayakan masyarakat di kawasan pesisir.
Sejumlah daerah yang diperkirakan terdampak adalah Kepulauan Talaud (Sulawesi Utara), Halmahera Utara (Maluku Utara), Raja Ampat bagian utara, Manokwari, Sorong bagian utara (Papua Barat), serta Biak Numfor dan Supiori (Papua).
Jadwal Kedatangan Gelombang
BMKG merilis perkiraan waktu kedatangan gelombang tsunami sebagai berikut:
- Talaud: 13.52 WIB
- Halmahera Utara: 14.04 WIB
- Manokwari: 14.08 WIB
- Raja Ampat Utara: 14.18 WIB
- Biak Numfor: 14.21 WIB
- Supiori: 14.21 WIB
- Sorong Utara: 14.24 WIB
Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera meminta pemerintah daerah terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Warga yang berada di kawasan pesisir diimbau menjauhi garis pantai setidaknya satu jam sebelum hingga dua jam. Setelah waktu yang diperkirakan gelombang tiba.
Tsunami Kecil Tetap Mematikan
BNPB menegaskan meski hanya 50 sentimeter, gelombang tsunami tetap dapat mematikan, terlebih bila menerjang teluk atau muara sungai.
Sejarah mencatat tsunami Tohoku Jepang tahun 2011 yang awalnya diperkirakan hanya 50 sentimeter di Papua. Namun ketinggiannya meningkat hingga 3,8 meter saat masuk ke Teluk Youtefa dan menewaskan satu warga setempat.
“Peringatan ini jangan diremehkan. Gelombang bisa teramplifikasi di teluk dan berubah menjadi lebih besar. Keselamatan warga harus jadi prioritas,” tegas Kepala BNPB dalam pernyataan resmi.
Selain itu, gelombang susulan (after-tsunami) juga berpotensi terjadi. Masyarakat diimbau tetap waspada meski gelombang pertama telah berlalu.
Upaya Pemerintah Daerah
Rapat koordinasi darurat digelar antara BNPB, BMKG, Basarnas, TNI, Polri, serta pemerintah daerah terdampak sejak pagi. Jalur evakuasi dibuka, posko pengungsian disiapkan, dan sirene peringatan dini tsunami dipantau secara berkala.
Di Manokwari, pemerintah daerah menginstruksikan sekolah-sekolah di wilayah pesisir untuk menghentikan aktivitas belajar mengajar lebih awal. Di Talaud, aparat desa mengevakuasi warga lanjut usia dan anak-anak menuju dataran tinggi.
Antisipasi Hoaks
Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi tidak resmi yang beredar di media sosial. Semua informasi terkait gempa dan tsunami akan diumumkan melalui kanal resmi seperti InfoBMKG, BNPB, dan Basarnas.
“Jangan panik, tetap tenang, namun tetap waspada. Ikuti arahan aparat di lapangan. Dan jangan kembali ke pantai sampai ada pengumuman resmi,” imbuh BNPB.
BNPB menjadwalkan rapat evaluasi peringatan dini dan penanganan darurat pada Rabu (30/7/2025) pukul 18.00 WIB. Pertemuan ini akan membahas perkembangan terbaru. Termasuk pemantauan gempa susulan dan laporan dari wilayah yang berpotensi terdampak. (*)












